Share

Veronika

Author: Vicka Villya
last update Last Updated: 2023-09-22 12:48:25

Diaz menanti keputusan Diana, ia berharap istrinya yang dulunya sangat polos dan mempercayai dirinya seperti ia mempercayai Tuhan kini berubah menjadi menyeramkan. Diaz sangat takut dan entah mengapa perubahan sikap Diana semakin membuat Diaz khawatir. Ia tidak suka istrinya melawannya apalagi sampai menjauhinya. Ia tidak mencintainya, Diana hanya wanita yang pantas untuk mendampinginya.

"Kamu itu istri aku. Nggak akan pernah ada yang lain, Di. Bukan sekadar istri-istrian. Kamu percaya 'kan sama aku? Kamu cinta 'kan sama aku, Di?"

Kembali Diaz mencoba untuk menyentuh hati Diana. Dulu sekali setiap kali Diaz sudah menanyakan cinta dan kepercayaan, pipi putih Langsat milik Diana itu pasti akan bersemu merah. Entah Diaz sadar atau tidak, ia sudah memiliki istri yang sempurna akan tetapi ia tidak pernah merasa puas.

"Aku butuh waktu untuk berpikir, Mas," ucap Diana pada akhirnya.

Ada rasa lega dan juga kesal yang menghampiri Diaz. Ia lega karena istrinya itu mau membuka suaranya tetapi ia kesal karena Diana justru meminta waktu. Ia merasa tertolak oleh istrinya sendiri, wanita yang dari tatapan matanya saja sudah terlihat begitu mendambanya. Tapi kini lain, Diana tidak lagi menunduk saat mereka saling bertatapan.

'Entah mengapa aku merindukan wajahnya yang malu-malu dan selalu menundukkan pandangan setiap kali menatapku,' gumam Diaz dalam hati.

"Ya sudah, ambil waktu sesukamu dan aku harus berangkat ke kantor. Jangan kemana-mana ya sayang, tunggu aku pulang. Kita akan makan siang bersama di rumah. Buatkan aku ayam balado dan jika nanti aku tidak sempat datang maka antar saja ke kantor ya," ucap Diaz kemudian ia mengecup puncak kepala Diana dan bergegas merapikan pakaiannya.

Diana tidak merespon apapun, hanya matanya yang terus bergerak memperhatikan apa saja yang dilakukan suami tampannya itu. Sekali lagi Diaz menghampirinya dan mengecup punggung tangannya lalu pria itu berpamitan.

Wajah Diaz terlihat masam ketika ia berjalan ke arah mobilnya dan ketika ia masuk, wajah tampan itu berubah menjadi mengerikan. Diaz menyeringai, ia baru saja mendapatkan sebuah ide yang baginya luar biasa menakjubkan.

Setelah berkendara beberapa menit, Diaz pun sampai di kantor walaupun ini sudah begitu telat. Akan tetapi siapa yang akan menegurnya sedangkan ia sendiri adalah pemilik dari perusahaan ini. Diaz bahkan tidak pernah terlihat ramah di kantor dan seluruh karyawannya sangat takut dan patuh padanya. Dia terkenal sadis namun tangan dinginnya mampu membuat semua karyawannya sejahtera.

"Hubungi perusahaan Prima Wings, rapatnya dimajukan sekarang. Dan kabari saya jika mereka sudah sampai," ucap Diaz pada sekretarisnya.

Sekretarisnya pun langsung melaksanakan perintah atasannya tersebut. Wanita yang lebih tua beberapa tahun dari Diaz ini sangat bisa diandalkan dan satu-satunya wanita terdekat yang tidak pernah Diaz sentuh sebab sekretarisnya ini mengenakan hijab.

Diaz pun masuk ke dalam ruangannya dan ia mulai memeriksa beberapa pekerjaannya. Diaz larut dalam dokumen-dokumen yang harus ia tanda tangani hingga sekretarisnya datang dan mengatakan bahwa hanya ada sekretaris pribadi dari perusahaan Prima Wings yang datang.

Diaz mengangkat sebelah alisnya, ia kemudian memintanya untuk masuk. Mata Diaz menatap lekat pada Veronika — sekretaris yang dimaksud, wanita itu terlihat sangat elegan dengan postur yang bisa dibilang sempurna. Wajahnya cantik dan bodynya yang menggoda.

Veronika berjalan bukan ke arah kursi khusus untuk klien melainkan langsung ke sisi Diaz. Ia tersenyum menggoda sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Ada apa ini? Mengapa mendadak memajukan rapatnya? Tuan Prima sedang tidak berada di kota ini dan hanya aku yang bisa mewakilinya. Apakah merindukanku sayang?" 

Diaz memejamkan matanya ketika Veronika menyentuh kedua bahunya dengan gerakan dibuat sepelan mungkin agar bisa merangsang kelelakian Diaz. Untuk beberapa saat pria yang suka berpetualang di ranjang panas itu terbuai hingga suara tangis Diana menggema di telinganya.

"Stop dan duduklah layaknya seorang klien. Anda tidak sopan kepada saya dan saya bisa saja memutus hubungan kerja sama ini," ucap Diaz dengan suara yang begitu dingin.

Mata Veronika terbelalak, ia tidak menyangka Diaz akan menolaknya seperti ini. Mereka sudah pernah menghabiskan malam bersama dan bagi Veronika, itu adalah tanda bahwa Diaz menyukainya.

Tangan Veronika terkepal kuat kemudian ia duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Diaz dan hanya dibatasi meja saja. Ia menurut karena melihat aura menakutkan dari tatapan mata Diaz. Dia masih ingin selamat karena ia pun tahu seperti apa sepak terjang Diaz selama ini. Tampan dan mematikan!

"Apa maksudmu mengirim foto itu kepada istriku?" tanya Diaz to the point.

Veronika tersenyum, ia tahu apa masalah yang membuat Diaz marah padanya. "Oh, itu hanya salah pencet," jawab Veronika yang membuat Diaz berdiri dan langsung menghampiri Veronika. Ia mencekik leher Veronika dengan kuat.

"Berani sekali kamu melakukan itu padaku? Kamu pun tahu hubungan itu hanya sebatas mencari keuntungan saja. Aku mendapatkan perusahaan Prima Wings dan kamu mendapatkan apa yang kamu mau. Apa kamu sudah bosan hidup?" hardik Diaz dengan tangannya yang masih mencekik leher Veronika.

Wanita itu terbatuk-batuk begitu Diaz melepaskan cengkeramannya. Ia tidak berniat membunuhnya, hanya sekadar memberi peringatan dan ia harap Veronika akan jera.

"Aku bisa menjadi istri keduamu. Aku juga bisa menggantikan istri mandulmu itu. Kamu membutuhkan pewaris bukan, aku akan memberikannya untukmu," ucap Veronika.

Diaz tertawa sarkas, ia merasa tingkat kepercayaan diri wanita ini terlalu tinggi. Ia sudah pernah menjelaskan bahwa dirinya hanya melakukan sebatas one night stand saja, tidak melibatkan perasaan dan tidak akan mengingat kembali setelah hari itu. Tapi ternyata Veronika berbeda, dia bermain hati di dalamnya.

"Dia istriku dan tidak akan ada yang bisa menggantikannya. Jangan mimpi!" hardik Diaz dan Veronika merasa tertohok. Ia mengira Diaz tidak mencintai istrinya karena ia pun tahu Diaz sangat suka melakukan hubungan one night stand itu selama ini.

"Aku bisa menghancurkanmu tanpa sisa jika masih berani membuat gaduh dan meracuni pikiran istriku. Ingat Veronika, dalam satu kali kedipan mata saja aku bisa membunuhmu. Jangan pernah bermain-main denganku," ucap Diaz mengancam.

'Kita lihat saja nanti, aku sudah memberikan keperawananku padanya dan aku pikir dia menyukaiku. Lihat Diaz, aku pasti akan menghancurkan rumah tanggamu dan aku akan mendapatkanmu. Kamu akan bertekuk lutut di hadapanku,' ucap Veronika dalam hati.

"Tapi aku tidak bisa meninggalkanmu. Kamu sudah mengambil kesucianku dan aku sekarang tengah mengandung anakmu. Kamu seharusnya bertanggung jawab dan bersyukur karena akhirnya kamu akan mendapatkan seorang pewaris," ucap Veronika yang membuat Diaz terkejut bukan main.

"Ha-mil?"

Praaangggg ....

Suara benda jatuh mengejutkan Diaz dan ia segera berlari ke luar ruangannya dan mendapati rantang yang terjatuh dengan makanan yang sudah berhamburan. Disana ada ayam balado kesukaannya.

"Diana ... gawat!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ayo Cerai Mas!   Bab 22

    Tubuh Diana menegang begitu tahu apa yang selama ini disembunyikan mertuanya. Dia menanti mulut itu terbuka lagi untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi."Diaz itu adalah anak Mama yang sangat nakal tetapi menyimpan kepedulian yang hampir tidak terlihat. Semua ini salah Mama, jika saja Mama bisa menegurnya dan membuatnya berubah ...."Indria mengambil tangan menantunya yang selama ini membuatnya banyak merasa bersalah karena secara tidak langsung sudah menjebaknya dalam pernikahan toxic bersama putranya yang tidak pernah serius dalam menjalin hubungan."Dulu Mama sudah pasrah karena Diaz berkata dia tidak akan pernah menikah. Semua itu karena pengalaman pribadi keluarga kami. Sebelum rumah tangga Mama dan Papa ini terlihat harmonis, kami dulu pernah berjuang melawan badai yang hampir menghancurkan rumah tangga ini. Semua karena godaan perempuan yang memanfaatkan kekuasaan Papa."Indria akhirnya memilih membuka tabir keluarga mereka di mana dulu dia dan mendiang suamianya pernah

  • Ayo Cerai Mas!   Ada Aku Ma

    Pesawat yang ditumpangi Diaz dan Diana kini telah mendarat. Dengan terburu-buru pasangan tersebut keluar dan masuk ke dalam mobil yang sudah menanti mereka. Sejak di dalam pesawat Diaz tak bisa tenang. Ia khawatir terjadi sesuatu yang begitu buruk pada wanita yang telah melahirkannya itu. Diaz telah kehilangan sosok Ayah, ia tak ingin kehilangan lagi sosok Ibu.Diana juga tahu kegelisahan suaminya, tak bisa ia pungkiri pun ia sangat gelisah. Ibu mertuanya menyayanginya begitu sangat, seakan mereka bukanlah pasangan anak menantu dan mertua. Diana diperlakukan bagaikan anak kandung sehingga rasa khawatir itu tak kalah dari yang dirasakan Diaz."Di, Mama," lirih Diaz, ia meremas tangan Diana, mencoba menyalurkan apa yang tengah ia rasakan."Kita harus tetap tenang, Mas. Lebih baik kita berdoa agar Mama baik-baik saja," ucap Diana mencoba menenangkan Diaz, padahal di sini ia juga tak kalah risau.Mobil yang ditumpangi Diaz dan Diana terasa begitu lamban padahal sopir sudah mengerahkan kec

  • Ayo Cerai Mas!   Kabar Buruk

    Arunika kembali menampakkan kehadirannya, debur ombak sayup-sayup terdengar menenangkan indera. Embusan angin dan sapuan lembut di pipi juga membantu Diana membuka kedua mata indahnya. Di hadapannya kini tampak seorang pria dengan pahatan wajah yang begitu sempurna mendeskripsikan bagaimana Tuhan sedang begitu bahagia saat menciptakannya. Alis tegas serta hidung mancung itu seakan begitu pantas diberikan padanya, belum lagi rahang tegas dan bulu mata uang yang lentik, semakin menambah kesan tampan padanya. Jangan lupakan senyum menawan dari bibir yang sering berkata manis tetapi menghasilkan empedu bagi Diana, ah jika mengingat semua itu rasanya ia ingin kembali tertidur dan bermimpi. Mimpi? Diana bahkan ingat yang terjadi semalam bukanlah sekadar mimpi belaka. Diaz begitu dekat dengannya seperti saat ini, saat suaminya begitu dekat dengan wajahnya. Mengingatnya membuat Diana tersipu."Selamat pagi My Wife, apakah tidurmu menyenangkan?"Sapaan Diaz tersebut semakin mempertegas keja

  • Ayo Cerai Mas!   Di bawah sinar rembulan

    "Mecca?"Diaz menyebut nama tersebut namun panggilan langsung berakhir. Sepertinya tebakannya benar, ia juga tidak akan lupa dengan suara itu. Wanita yang pernah begitu dekat dengannya."Mas," panggil Diana.Diaz terkejut, ia tidak tahu sejak kapan Diana duduk di hadapannya dan apakah ia mendengar nama yang tadi disebutkan olehnya. Oh semoga saja tidak. Diaz tidak ingin bertengkar di tempat ini dan yang pasti ia lelah jika harus memohon."Kamu sudah selesai?" tanya Diaz dan Diana mengangguk sebagai jawaban."Apakah kita akan tetapi di sini, Mas?" tanya Diana.Diaz tersenyum. "Tentu saja tidak, kita akan jalan-jalan untuk menikmati udara dan keindahan malam di sekitar sini. Oh ya, aku sudah memesankan sepatu flat yang bisa kamu pakai. Lepaskan lagi sepatumu itu," ucap Diaz seraya menyerahkan sebuah paper bag.Diana merasa tersanjung. Mengenai pakaian dan penampilan Diaz memang paling ahli. Kadang Diana bertanya dalam hati bagaimana bisa suaminya itu mengerti tentang fashion wanita dan

  • Ayo Cerai Mas!   Makan Malam Romantis

    Dahi Diaz mengernyit. Ia merasa heran dengan sikap Diana yang mendadak berubah dan kembali menolaknya. Entah apa yang ada di pikiran istrinya itu saat ini, tetapi Diaz tidak akan memaksanya, mungkin Diana sudah begitu lelah melayaninya yang seakan tiada hentinya melakukan pergulatan tersebut."Kamu lelah, Di?" tanya Diaz sambil memasang senyuman penuh kepalsuan. Ia adalah orang yang paling tidak suka mendapatkan penolakan, namun demi tetap menjaga keberadaan istrinya di sisinya, ia akan menahan segala rasa yang menurutnya merupakan sebuah penghinaan.Diana tersadar akan ucapannya dan pikirannya yang membuat ia teringat akan kejadian beberapa waktu yang lalu. Harusnya ia tidak melakukan itu sebab suaminya ini sudah terlihat berubah semenjak kematian ayah mertua. Diana hanya terbawa suasana saja."Bu-bukan, Mas. Aku hanya ingin menikmati suasana malam di tempat ini," jawab Diana terbata, susah payah ia mencari alasan yang masuk akal agar Diaz percaya padanya.Diaz menggulum senyuman. Ru

  • Ayo Cerai Mas!   Untuk Pertama Kali

    Diaz mengajak Diana bermain di pantai, sebelumnya mereka menikmati kelincahan lumba-lumba bermain dan itu membuat Diana merasa senang. Diaz tak pernah melepaskan genggaman tangannya, Diana merasa sangat dicintai oleh sang suami. Hatinya menolak merasakan bahwa ini adalah salah satu trik suaminya untuk kembali menarik simpati dan juga perhatiannya."Mas, terima kasih sudah mengajakku ke tempat ini. Benar apa yang dijelaskan di artikel itu, tempat ini sangat indah. Jika bukan karena menikah denganmu mungkin aku tidak akan pernah datang ke tempat ini," ucap Diana saat mereka sedang berjalan-jalan di tepi pantai. Ombak dan pasir yang terasa di kaki Diana membuatnya rileks. Belum lagi rasa nyaman dan hangat dari genggaman tangan Diaz. Kali ini, untuk pertama kalinya Diana merasa dicintai oleh sang suami. Ia ingin agar hal ini selalu dan selamanya terjadi. Tidak akan ada lagi Veronika selanjutnya. Diaz adalah suaminya dan sampai kapanpun Diana akan mempertahankannya."Ngomong apa sih, Di.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status