Hola, happy reading and enjoy!Chapter 57Tania sedang berbicara di telepon ketika Vanya memasuki ruang kerjanya yang separuh lebih dindingnya dipenuhi dengan rak buku dan dokumen. Ibunya memberikan kode agar Vanya duduk di sofa sementara Tania melanjutkan obrolannya yang terlihat serius sembari sesekali menulis di atas kertas. Mungkin mencatat obrolan. Vanya meletakkan tasnya di sofa lalu menghempaskan tubuhnya di samping tasnya. Sudah entah berapa lama semenjak terakhir dirinya mengunjungi kantor ibunya, tempat itu tidak banyak perubahan di sana kecuali dokumen yang makin berimpitan.Sejenak Vanya mengamati setiap detail rak-rak buku itu, ibunya mungkin seorang yang genius, kutu buku, wanita yang tekun, dan gigih atau apalah sehingga ruang kerjanya lebih mirip perpustakaan dibandingkan dengan ruang kerja staf partai politik elite. Lima belas menit kemudian Tania mengakhiri obrolan teleponnya, wanita itu dengan lembut meletakkan ponselnya di atas meja kerjanya. Bibirnya menyungging
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 58Ares beberapa kali menghubungi Vanya melalui panggilan telepon dan pesan teks, tetapi Vanya enggan menggubrisnya. Ia justru menitipkan pesan teks kepada Leo bahwasanya dirinya saat ini sedang ingin menenangkan diri di rumah Julio dan tidak ingin diganggu. Vanya juga meminta Leo untuk mengambil beberapa buku dan beberapa lembar pakaian di tempat tinggalnya.Dua hari kemudian seperti biasa Vanya pergi ke kampus seperti biasanya, sebelum kelasnya dimulai ia menyempatkan diri ke ruang club fotografi dan menempelkan foto hasil jepretannya yang diambil kemarin sore di halaman rumah Julio.Sara yang baru saja memasuki ruangan mendekati Vanya yang sedang memandangi gambar pohon cemara yang dicetak dengan warna hitam putih di papan tulis putih berukuran besar yang tergantung di dinding."Kau menggambil gambar pohon?" tanya Sara dengan nada geli. "Bukan. Ini gambar lubang pantat," jawab Vanya seraya terkekeh dan Sara juga. "Aku tidak tahu harus memotre
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 59"Kau belum menceritakan bagaimana hasil pertemuanku dengan Ares tadi," kata Julio seraya duduk di samping Vanya yang sedang duduk di sofa dan menekuk kakinya, selimut tebal mengelilingi tubuhnya hingga hanya kepalanya saja yang menyembul.Vanya menghela napasnya dengan pelan dan matanya tampak murung. "Ares belum bersedia menandatangani gugatan perceraian." "Sudah kuduga. Jadi, apa sebenarnya yang terjadi antara dirinya dan Leya?" "Mereka memiliki hubungan." Vanya melihat keterkejutan di wajah Julio. "Ares mengakuinya." "Tunggu... Jadi, rumor itu benar?" Vanya mendengus pelan seraya menatap Julio dengan sungguh-sungguh dan pancaran matanya nelangsa. "Ya. Dan Ares mengakhiri hubungan mereka malam itu." "Bajingan," geram Julio seraya merengkuh pundak Vanya dan wanita itu meletakkan kepalanya di pundak Julio. "Entahlah. Aku merasa tidak seharusnya aku menikah dengan pria itu, Julio. Seharusnya kugugurkan saja kandunganku saat itu dan biar s
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 60Raul meletakkan tangannya di atas tangan Tania di atas meja dan keduanya bertatapan beberapa detik seolah sedang berbicara melalui tatapan mata. Sekali lagi Tania mengehela napasnya. "Wanita yang melahirkan Vanya adalah teman baikku."Leonora, gadis yatim piatu yang yang diadopsi oleh tetangga Tania, mereka berteman baik hingga suatu saat Leonora bertemu dengan putra salah satu pejabat penting di Spanyol. Leonora yang polos masuk ke dalam jebakan cinta pria itu, tetapi ketika Leonora mengandung, pria itu bukannya bahagia. Dia malah berulang kali membujuk Leonora agar menggugurkan kandungannya. Tetapi, Leonora bersikeras ingin mempertahankan kandungannya hingga mereka bersitegang dan terjadilah adu argumen yang melibatkan fisik. Leonora babak belur dihajar oleh kekasihnya, tetapi untungnya wanita malang itu berhasil melarikan diri dan kebetulan Leandro yang baru saja pulang dari bekerja melintas di jalanan, menemukan Leonora yang berjalan te
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 61Vanya menghabiskan sarapannya dengan kebisuan, sementara Ares menikmati kopinya dengan santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara dirinya dan Vanya dan Julio menjadi orang yang paling canggung di antara dua orang yang sedang bersitegang. Setelah makanan di piringnya habis, Vanya buru-buru meraih tasnya dan berjalan dengan cepat sembari mencari-cari kunci mobilnya dan untungnya ia tidak perlu mengaduk-aduk isi tasnya untuk menemukannya. Namun, baru saja duduk di jok mobil dan hendak menekan tombol starter, pintu mobil terbuka dan Ares menampakkan batang hidungnya. "Aku sudah bilang kalau aku yang akan mengantarkanmu ke kampus hari ini, Sayang." Vanya memutar bola matanya dengan kesal. "Jangan bersikap seolah-olah di antara kita ini sedang baik-baik saja, Ares." "Ya. Aku akui, aku salah karena tidak menyelesaikan masalahku dengan Leya sebelum kita menikah," kata Ares. "Kalau begitu, seharusnya kau sadar diri. Perjanjian dalam perni
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 62Vanya menepis tangan Ares dengan kasar lalu ia meraup bunga dari dalam bagasi mobil, membopongnya dengan sudah payah dengan satu tangan dan tangannya yang lain melambai-lambaikan bunga. "Hei, aku ada pengumuman penting hati ini!" Beberapa orang pria yang melintas melirik ke arah Vanya, tetapi saat menyadari siapa pria yang berdiri di samping Vanya mereka menjauh. Vanya terlihat jengah. Ia menahan tangkai bunga di dadanya dengan kedua lengannya dan meletakkan masing-masing telapak tangannya di samping mulutnya kemudian berseru, "Hei, kakakku berulang tahun dan bunga-bunga ini akan dibagikan untuk kalian!" Ares melongo karena ucapan Vanya, tetapi ia belum berniat merusak rencana Vanya. Ia berdehem seraya menatap Vanya yang masih mengoceh seraya melambaikan bunga di tangannya untuk menarik perhatian orang-orang di sana. "Kakakku berulang tahun dan ingin membagikan bunga-bunga ini kepada kalian!" teriak Vanya lagi.Ares menekan batang hidung d
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 63Cemburu? Tidak mungkin. Sangat tidak mungkin, batin Vanya mencoba meyakinkan hatinya. Menurutnya Ares tidak pantas mengucapkan kata-kata itu karena situasinya sekarang ia hanya sedang marah karena merasa dibohongi oleh Ares. Lagi pula, Ares hanya suami yang dinikahinya secara kebetulan. Kebetulan Ares melakukan hal buruk kepadanya dan kebetulan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jadi, tidak masuk akal jika dirinya merasakan cemburu, rasa cinta yang sempat ia rasakan mungkin juga hanya sesaat. Well, mungkin saja ada jika hubungan mereka didasari seperti hubungannya dengan Wilson, ketika Wilson berbicara akrab dengan salah satu siswa di kelasnya atau Julio mengabaikannya karena mengencani wanita lain. Dirinya akan merasakan cemburu dan cinta yang menggebu-gebu."Aku sama sekali tidak cemburu, Ares. Jangan besar kepala," ucap Vanya dengan nada sinis.Ares mendengus pelan. "Lalu?" Vanya tersenyum sinis dan memicingkan matanya. "Bukankah
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 64"Kau benar-benar melakukannya?" tanya Vanya seraya memelototi Julio, berharap Julio mengerti apa makna tatapan matanya. Kenapa kau ajak Leya ke sini?Leya tersenyum dengan lembut. "Jangan khawatir, Julio tidak menculikku. Dia mengantarkan aku bertemu Dokter dan menjalani terapi kemudian mengajakku ke sini." "Aku tidak tahu kalau kau sakit." Vanya berdehem untuk menutupi kepura-puraannya. Leya tidak boleh tahu jika dirinya sudah mendengar kabar bahwa wanita itu mengalami cedera di kakinya dari Ares, apa lagi tidak satu pun media sosial maupun televisi mengulas kabar cedera yang dialami Leya."Kakiku cedera." Leya menyeringai. "Ya Tuhan, kau cedera?" tanya Vanya berpura-pura terkejut. "Hanya cedera ringan." "Ringan? Kalau ringan kenapa sampai kau duduk di kursi roda?" dengus Vanya. "Dan, Ya Tuhan... kenapa tidak ada satu pun media yang menggosipkan cederamu?" Leya tersenyum. "Cereraku ini bukan hal yang harus dibesar-besarkan."Namun, seha