Bahagia Setelah Berpisah 64
**
"Lia mau kemana kamu?!" sergah Hamdan saat wanita itu sudah keluar. Hamdan mengejar Lia dan dia tak boleh pulang ke rumah orang tuanya. Bisa rugi karena Hamdan juga sudah kehilangan uang lima juta nya.
Dia mendapatkan tangan Lia, Hamdan menarik kasar tangannya.
"Apasih, Mas. Lepaskan aku!" sergah Lia tak suka Hamdan melakukan kekerasan barusan.
"Mau kemana sih kamu!" kata Hamdan pada istrinya itu.
"Aku mau pulang ke rumah Ibu! Percuma aku di sini kalau kamu nyakitin aku terus, Mas."
"Lia, kita baru saja menikah beberapa Minggu dan tak baik bertengkar."
Bahagia Setelah Berpisah 65**Yuni terkaget karena saat Rita berhenti, dia melihat ada sepeda motor tergeletak di sana. Sepeda motor mirip punya Hamdan terlihat mengenaskan pasti kondisi yang empunya lebih parah.Dia bergegas turun dan melihat sudah ramai sekali orang di sana. Yuni berusaha menerobos kerumunan orang-orang itu. Dia bergerak seperti siput karena sangat ramai orang di sana."Permisi," kata Yuni masuk ke dalam kerumunan orang dan alangkah dia terkejut saat sudah di depan dan melihat secara langsung Hamdan yang sudah banyak darah di sekujur tubuhnya."Tolong … Tolong …," kata Hamdan ke siapapun yang berada di sana. Mereka berusaha meminggirkan Ha
Bahagia Setelah Berpisah 66.**Yuni menjadi gusar dan menatap Rita bingung. Mengapa dia menjadi takut ya, sekarang pure dia menganggap Hamdan hanya seorang mantan suami dan tak ada rasa cinta lagi di hatinya buat Hamdan. Yuni menghargai hubungan dia dengan Hamdan sebatas hubungan orang tua nya Sesil tak ada lebihnya."Kenapa wajah mu, Mbak? Kamu takut ya?" seloroh Rita. Yuni mengangguk perlahan dan Rita menahan tawanya. Dia ingin sekali meledak namun tak enak karena Hamdan terbaring sakit."Dia masih cinta sama kamu, Mbak!" bisik Rita pelan dan Yuni semakin gusar."Kamu jangan bicara gitu lah. Mungkin saja dia manggil nama ku karena aku yang nolongin dia. Udahlah jangan b
Bahagia Setelah Berpisah 67**"Yun … Yuni …. Aku haus," kata Hamdan dengan suara lemah. Mereka mendekati dan heran karena Hamdan memanggil Yuni. Lia tak menyangka suaminya itu memanggil Yuni bukan dirinya. Tubuh Lia bergetar karena Hamdan sang suami mengucapkan nama wanita lain. Dia bergegas mengambil air di nakas. Air mineral dalam gelas itu segera di berikan Lia dengan sedotannya."Mas … Mas …. Ini aku Lia bukan Yuni. Aku istri kamu, Mas. Ini minumnya." Lia berkata lembut dan Hamdan perlahan membuka matanya. Lia membantu Hamdan meminum air yang dia minta. Sekujur tubuh Hamdan sakit dan kakinya rasanya sangat sakit. Dia menjadi sulit bergerak."Di mana, Yuni?" tanya Hamdan dengan lemah.
Bahagia Setelah Berpisah 68.**PoV AuthorYuni tersentak karena dengan kasar Lia mengambil makanan yang di letakkan Yuni di nakas. Wajahnya cemberut dan tak senang."Biar aku saja yang suapi kamu, karena kamu suamiku!" sentak nya dengan ketus. Hamdan merasa malas makan di suapi oleh istrinya sendiri. Entah mengapa dia ingin Yuni yang menyuapinya. Dalam pikirannya hanya ada Yuni dan Yuni, walau dia tahu kalau Yuni tidak pernah memikirkannya karena mungkin sudah ada orang lain di hati mantan istrinya itu.Yuni hanya mengulas senyum karena kecemburuan Lia. Dia menyuapi Hamdan karena lelaki itu lemah dan tak bisa makan sendiri. Hanya itu dan dia juga gak tahu kalau Lia ada di rumah sakit karena mereka baru saja datang.&n
Bahagia Setelah Berpisah 69.**PoV Author"Aku bolehkan minta sesuatu pada mu?" tanya Lia ke Yuni. Dahi Yuni mengernyit sekilas lalu wajahnya kembali biasa."Apa?""Maukah kamu tak menemui Mas Hamdan lagi, Yun?" ucap Lia ke Yuni seperti sebuah pengharapan. Yuni terdiam sesaat bukannya dia tak mau. Dia sih biasa saja namun mereka punya anak yang masih di bawah setahun. Bagaimana bila Hamdan datang dan bertemu anaknya. Bisa saja di bawa kabur jika tak di pantau.Dia kemudian terkekeh melihat wajah Lia. Lia menjadi heran."Kenapa kamu tertawa, Yun? Ada yang lucu kah?" Lia menjadi bingung karena se
Bahagia Setelah Berpisah 70.**PoV AuthorYuni heran melihat kedatangan Hamdan. Apa yang diinginkannya datang ke sini. Dengan wajah cerah dia datang ke toko Yuni dan dia sendiri.Padahal Yuni tak mau bertemu Hamdan tetapi lelaki itu malah datang sendiri. Jalannya masih sedikit pincang mungkin karena sisa sakit saat kecelakaan itu."Yun," sapa Hamdan dan Yuni masih diam saja. Sementara Rosita heran karena Yuni sudah bercerita tak mau bertemu Hamdan, takut salah paham dengan Lia. Sekarang dia datang sendiri ke sini tanpa istrinya."Mas, kenapa kamu datang ke sini?" Bukankah sudah aku katakan bertemu saja di luar, Mas. Mereka baru mau ke kafe menjumpai
Bahagia Setelah Berpisah 71**"Kenapa kamu, Lia?" tanya Hamdan panik ketika dia mengeluh perutnya sakit. Lia meringis merasa kesakitan."Nggak tahu, Mas. Perutku sakit. Bawa aku ke dokter!" perintah wanita itu dengan panik. Hamdan yang bingung langsung menggendong istrinya itu. Dia mengunci pintu dan dengan motornya bersegera ke dokter. Lia kesakitan, apa yang terjadi dengan istrinya. Semoga saja tak apa-apa.Lia di tangani dokter setelah sampai dan langsung di beri obat. Wanita itu kini tertidur. Dokter berkata kalau dia kelelahan dan stress."Jangan biarkan dia banyak pikiran, Pak. Karena bisa saja mengganggu nya. Dia lagi hamil dan kondisi nya kurang bagus," ucap dokte
BAHAGIA SETELAH BERPISAH 72.**PoV AuthorNetra Yuni melotot mendengar ucapan Ambar. Apa katanya dia hamil. Kok bisa? Apakah dia ena-ena dengan pacarnya? Siapa pacar nya? Apakah lelaki dulu yang kami tak sengaja bertemu di mall atau yang lain?Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang Yuni ingin dapat jawabannya."Kenapa, Mbak?" tanya Rosita yang ada di samping nya."Ambar hamil!" sergah Yuni dengan wajah terkejut."Dia belum nikah, 'kan?" tanya nya."Belum!""Kok bisa?""Entah, dia k