Share

Bagian 20

Pak Irsya hanya memberi bayaran padaku cukup untuk uang jajan karena aku meminta tolong untuk uang gaji ditabung agar bisa kuliah.

Sungguh, anugerah yang luar biasa yang Allah berikan.

Aku tidak pernah berkhayal bisa kuliah, meskipun setiap malam, seringkali aku terbangun untuk sekadar bercengkrama dengan Rabb-ku. Tapi, tiada pernah terucap harapan ingin menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Kami berempat selalu diajarkan untuk tidak jauh dari Allah. Bekal ilmu agama yang Bapak berikan sejak kecil, masih kami terapkan sampai sekarang. Sehingga, meskipun hidup dalam keadaan pas untuk makan, aku dan adik-adik tidak pernah mengeluh.

Suatu ketika, saat membawa mobil Pak Irsya seorang diri, mendadak tenggorokan ini kering. Segera kutepikan kuda besi yang aku tumpangi dan mampir ke sebuah toko kelontong yang sudah berada di wilayah kecamatan. Kebet

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status