Home / Urban / BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM / 8. Hinaan Security

Share

8. Hinaan Security

Author: Blue Sky
last update Huling Na-update: 2024-03-11 08:06:18

"Cepat bawa dia pergi dari sini!"

"Jika tidak, maka mungkin aku juga akan mematahkan kedua kakinya." kata Dylan sambil membentak ke arah para pengikut dari pria yang dihajarnya itu.

Para pengikutnya pun segera membawa Bane Dragon pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah suram. Bahkan seorang Jack Dragon yang berencana datang ke tempat itu untuk membalas dendam kepada Dylan dengan menggunakan Bane, namun semua rencananya gagal total dan malah mengalami kerugian yang besar.

Setelah kepergian rombongan Geng Kapak Naga, suasana di tempat itu kembali kondusif seperti biasanya. Terlihat dari sudut ruangan lantai 2 gedung perusahaan Sunrise, terdapat sepasang mata yang memantau kejadian ini.

Ada ketertarikan yang terlihat dari mata itu. Dia ternyata adalah Suzy, putri dari pemilik perusahaan ini.

Dylan sebenarnya mengetahui bahwa dia sedang diawasi oleh Suzy namun pura-pura cuek.

"Syukurlah semua masalah dapat teratasi dengan kepergian para preman itu." kata Albert akhirnya bisa bernafas lega.

Pemimpin security yang awalnya selalu meremehkan Dylan itu namun kali ini menunjukkan wajah respect.

"Namun jika pemimpin mereka yang sesungguhnya datang ke tempat ini maka aku tetap tidak akan membantumu, Dylan." kata Albert kembali dengan wajah terlihat tiba-tiba datar.

Suasananya pun kembali menjadi normal seperti sebelumnya.

Saat siang hari pulang dari kerja, Dylan mengajak Azen untuk pergi ke suatu tempat.

"Azen, tolong anterin aku ke satu tempat ya?" pinta Dylan.

"Memangnya aku mau diajak kemana, Dylan?" kata Azen bertanya balik dengan penasaran.

"Pokoknya ikut saja, pulangnya nanti aku akan belikan makan malam." jawab Dylan seolah ingin memberi imbalan.

"Baiklah, yang penting jangan terlalu lama ya karena aku mau segera istirahat, capek karena insiden tadi." kata Azen seolah memberi syarat.

"Oke, baiklah." jawab Dylan kembali singkat sambil menganggukkan sedikit kepala.

Pada akhirnya setelah jam kerja selesai, mereka berdua pun berganti pakaian security menggunakan pakaian biasa. Mereka pun memanggil taksi di pinggir jalan dan meminta mengantarnya ke suatu tempat.

"Pak tolong antarkan ke Bank Internasional Moonland ya." kata Dylan kepada sopir taksi.

"Iya pak." jawab sopir taksi singkat.

Vrooommmmm....

Hanya dengan menginjak pedal gas ringan saja membuat taksi itu segera meluncur menuju ke keramaian jalan kota Valley.

Ketika berada di dalam perjalanan, Azen pun menatap Dylan cukup lama.

"Ada apa Azen?"

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Dylan basa-basi.

"Kamu mau ngapain ke Bank Internasional Moonland, Dylan?" kata Azen bertanya balik dengan heran.

"Apa kamu tahu bahwa itu merupakan bank terbesar dan terelit yang berada di Negara Moonland ini?" imbuhnya.

"Iya tentu saja aku tahu."

"Aku hanya mau mengambil uang." jawab Dylan dengan tenang.

"Pelanggan yang ke sana biasanya pejabat dan para pengusaha sukses serta para artis terkenal."

"Mereka juga hanya melayani pengambilan dalam jumlah besar." kata Azen memberitahu.

"Kalau hanya mau mengambil beberapa ratus ribu rupiah, kita pasti tidak akan dilayani." tambah Azen menerangkan kepada Dylan.

"Sudah... kamu ikut saja." jawab Dylan dengan nada tenang seperti biasanya.

Azen pun terdiam mendengar kalimat dari sahabatnya itu.

Di dalam pikirannya, mungkin Dylan hanya pergi ke tempat itu untuk menemui seorang teman.

Tujuan utama Dylan merantau di kota Valley ini adalah karena di kota ini terdapat Bank Internasional Moonland. Bank ini adalah bank terbesar yang ada di negara ini sekaligus juga merupakan bank terbesar dari 20 negara di sekitarnya.

Dylan mempunyai Safe Deposit rahasia di tempat itu serta tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Dia pun berencana menggunakannya untuk mulai membangun kekuatan kembali guna memulai perjuangannya untuk kembali ke Keluarga Abraham untuk membalas dendam dan bangkit.

"Sepertinya kita akan segera sampai tempat tujuanmu itu, Dylan." kata Azen memberitahu setelah melihat sebuah plang besar yang bertuliskan Bank Internasional Moonland.

Wajah Azen pun terlihat antusias melihat bank elite itu.

"Tentu saja kamu benar." jawab Dylan dengan ekspresi santai.

Chitttt...

Mobil taksi itu berhenti tepat di pinggir jalan depan Bank Internasional Moonland.

Setelah membayar, mereka pun segera turun dari taksi dan langsung bergegas menuju pintu masuk bank yang terkenal elit itu. Tampak nasabah keluar masuk dengan setelan jas rapi yang mengindikasikan bahwa mereka adalah orang-orang yang sukses.

Ketika Akira hendak masuk ke dalam tempat itu, tiba-tiba mereka dihentikan oleh security yang sedang bertugas di sana.

"Hai kamu, berhenti!" teriak security membentak.

"Ada perlu apa pria seperti kalian datang ke sini?" tanya security dengan tegas.

"Aku ke sini hanya untuk mengambil uang." jawab Dylan dengan tenang.

Pak security itu melihat mereka berdua dari atas sampai bawah. Dengan pakaian biasa, kaos oblong dan sandal jepit yang dipakai oleh mereka membuat pria security itu berpikir bahwa mereka hanyalah orang miskin yang mencoba membuat masalah di tempat ini.

Tentu saja dia tidak akan membiarkan mereka untuk masuk ke dalam.

"Kamu tahu nggak, nasabah di sini hanya dilayani jika transaksi mencapai minimal 30 juta rupiah?"

"Jika transaksimu hanya beberapa ratus ribu saja maka silahkan langsung ke ATM ." kata security sambil menunjuk keluar.

Di dalam pikiran pria security itu, mereka berdua hanya seperti pria miskin yang hanya akan merepotkannya jika sampai masuk ke dalam.

"Bajumu saja hanya seharga kurang dari 50 ribu rupiah, kamu pasti hanyalah orang pria miskin yang tidak layak untuk masuk ke tempat elit seperti Bank Internasional Moonland ini." tambahnya dengan nada penghinaan.

Terlihat jelas pria security itu menatap Dylan dengan tatapan penuh ejekan.

Namun dia tidak tahu bahwa tamunya itu adalah orang yang akan membuatnya begitu ketakutan dalam beberapa saat ke depan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 88

    Benn Backman segera menghindar dengan menggulingkan badannya ke kiri sejauh 3 meter.Dhuarrr...Tanah tempatnya berdiri sebelumnya itu segera meledak akibat teknik pukulan dari seorang Huang Do.Semua orang yang menyaksikan pertarungan itu tampak menatap kagum.Menurutnya tentu saja itu adalah kemampuan yang mengerikan dari seorang yang pernah belajar teknik kungfu Budha.Jika pukulan itu mengenai lawannya maka tentu saja dia akan segera hancur menjadi rempeyek seketika."Ini adalah ahli bela diri sejati.""Kekuatan yang benar-benar mengerikan." Kata para pendukungnya dengan tatapan kagum.Meskipun begitu tentu saja seorang Benn Backman bukanlah pria yang bodoh.Sebagai seorang pria yang memimpin gangster paling ditakuti nomor 3 di ibukota Vegas ini, tentu saja dia adalah pria yang cerdas.Menurutnya melawan orang dengan kekuatan mengerikan seperti Huang Do itu harus menggunakan strategi yang tepat.Tiap mencegah mengambil pistol khusus dari samping tubuhnya.Pistol itu terlihat unik

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 87

    Pria dengan pedang besar di tangannya itu tentu saja hendak menang ke serangan itu, tapi sayang kecepatan pria itu terlalu tinggi.Srrtttt...Brukkkkkk...Pria itu pun segera jatuh ke tanah dengan goresan besar di dadanya yang membentuk huruf x.Darah pun mengalir deras keluar dari luka itu.Dia pun menyerah karena sudah tidak berdaya bahkan hanya untuk mengangkat kepalanya.Pria itu segera dikeluarkan dari lapangan pertarungan."Aku adalah Steven Guard, salah satu gangster dari pinggiran Utara ibukota Vegas.""Aku datang ke sini untuk menang dan akan mengalahkan siapapun yang akan menjadi lawanku.""Jika masih ada yang berani melawanku maka majulah!" "Aku akan mencincang kalian hingga menjadi 1000 bagian." Kata Steven Guard dengan wajah angkuh.Dia memang bukan berasal dari sebuah gangster yang terkenal namun semua orang menyadari bahwa dia memiliki talenta yang harus diperhitungkan.Mendengar dan melihat kemampuan pria itu, beberapa peserta pun bahkan tampak mengurungkan niatnya un

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 86

    Di padepokan beladiri Ilmu Langit itu tampak beberapa orang dengan pakaian rapi, beberapa diantaranya juga terlihat menggunakan pakaian mewah dengan banyak emas di sekujur tubuhnya.Dylan mulai menyadari bahwa turnamen antar gangster ini tidak hanya melibatkan para gangster saja namun juga melibatkan para elit yang berasal dari dunia bawah tanah ibukota Vegas ini.Di tengah tempat itu terdapat sebuah arena pertandingan dengan lokasi seluas 10 meter x 10 meter dengan dikelilingi oleh pagar tali.Lantai dari tempat itu juga sengaja berlantai tanah hingga atmosfer pertandingan beladiri terasa begitu kental.Setelah menunggu waktu yang cukup lama, seorang pria berusia sekitar 40 tahun dengan badan tegap tiba-tiba masuk ke dalam arena pertandingan.Semua orang yang berada di tempat itu tampak menatap pria itu dengan tatapan kagum."Aku adalah Leon, pemimpin dari perguruan bela diri Ilmu Langit ini." Kata pria itu memperkenalkan diri dengan nada terdengar begitu berwibawa.Semua orang yang

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 85.

    Vrommmm..Mobil yang mereka kendarai tampak melaju dengan lincah melewati berbagai macam kemacetan yang ada di ibukota Vegas tersebut.Setelah melewati 1 jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di sebuah padepokan beladiri yang bernama Ilmu Langit.Di sana terlihat mobil ramai berjejeran mulai dari mobil biasa hingga mobil paling mewah semuanya ada di tempat itu.Tentu saja tempat itu merupakan tempat diadakannya turnamen antar gangster terbesar di ibukota Vegas ini."Ayo kita turun, Tuan Dylan." Kata King Lion."Tentu saja." Jawab Dylan dengan singkat.Namun ketika mereka hendak turun dari mobil, tiba-tiba saja handphone King Lion berdering menandakan seseorang sedang menghubunginya.Tring...Tring....Tring....'Siapa yang menghubungi ku disaat penting seperti ini?' gumam King Lion dalam hatinya sendiri.Tampak jelas wajah jengkel di pria itu pada orang yang menghubunginya karena mengganggu perhatiannya ketika berada di acara penting seperti ini.Dia pun dengan sigap mengangkat pangg

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 84

    Dylan tampaknya sudah bersiap untuk mengikuti turnamen antar gangster terbesar di ibukota Vegas itu. Dia berharap di sana dapat bertemu dengan Antonio Hernandez dan juga kerabat jauh dari keluarga tersembunyi Abraham seperti yang dikatakan oleh King Lion. "Suzy, aku mau keluar dulu dengan teman." "Sepertinya sedikit lama karena aku akan melihat sebuah sebuah turnamen gangster." "Aku ingin mengajakmu tapi sepertinya lebih baik kamu tidak terlibat dalam hal seperti ini." "Kamu tidak masalah kan?" Tanya Dylan salah sedang meminta izin. Mendengar itu, Suzy tampak hanya menganggukkan sedikit kepalanya. Terlihat jelas kepercayaan wajah wanita itu terhadap suaminya. "Tentu saja tidak apa-apa sayang." "Namun kamu harus berjanji akan pulang dalam keadaan baik-baik saja. "Aku akan menunggumu pulang untuk makan malam bersama." jawab Suzy. Meskipun begitu, terlihat jelas wajah Suzy sedikit cemberut. Dia bisa membayangkan akan bosan seharian di dalam hotel ini sendirian. O

  • BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM   Chapter 83

    Dylan menyadari bahwa SMS tadi hanyalah pengalihan untuk menjauhkan dirinya dari keluarga Dunn.Dia tahu target mereka sebenarnya adalah keluarga nomor satu di ibukota Vegas itu.Dylan pun segera berlari ke atas lantai tersebut lewat tangga agar lebih cepat."Ada apa ini?" tanya Dylan kepada Tuan Jhonny Dunn dan juga Livvy Dunn yang tampak syok di tempat itu."Aku tidak tahu, Dylan.""Tiba-tiba saja putriku ini pingsan.""Kaki dan tangannya tiba-tiba berubah menjadi begitu dingin hingga seperti.""Dia bahkan tidak bangun ketika aku meneriakinya." kata Livvy Dunn menjelaskan kronologinya.Terlihat jelas kekhawatiran di wajah wanita itu seolah khawatir Putri tunggalnya itu akan kenapa-napa.Seorang ibu mana yang tidak khawatir jika tiba-tiba putrinya mengalami hal yang mengerikan seperti ini, bahkan hampir semua ibu di dunia ini pasti juga akan merasakan hal yang sama.Mengetahui hal ini, Dylan segera memeriksa nafas dan hati Jennifer Dunn di bagian lehernya dengan cepat.Tk...Tk ..Tk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status