Share

8. Hinaan Security

"Cepat bawa dia pergi dari sini!"

"Jika tidak, maka mungkin aku juga akan mematahkan kedua kakinya." kata Dylan sambil membentak ke arah para pengikut dari pria yang dihajarnya itu.

Para pengikutnya pun segera membawa Bane Dragon pergi meninggalkan tempat itu dengan wajah suram. Bahkan seorang Jack Dragon yang berencana datang ke tempat itu untuk membalas dendam kepada Dylan dengan menggunakan Bane, namun semua rencananya gagal total dan malah mengalami kerugian yang besar.

Setelah kepergian rombongan Geng Kapak Naga, suasana di tempat itu kembali kondusif seperti biasanya. Terlihat dari sudut ruangan lantai 2 gedung perusahaan Sunrise, terdapat sepasang mata yang memantau kejadian ini.

Ada ketertarikan yang terlihat dari mata itu. Dia ternyata adalah Suzy, putri dari pemilik perusahaan ini.

Dylan sebenarnya mengetahui bahwa dia sedang diawasi oleh Suzy namun pura-pura cuek.

"Syukurlah semua masalah dapat teratasi dengan kepergian para preman itu." kata Albert akhirnya bisa bernafas lega.

Pemimpin security yang awalnya selalu meremehkan Dylan itu namun kali ini menunjukkan wajah respect.

"Namun jika pemimpin mereka yang sesungguhnya datang ke tempat ini maka aku tetap tidak akan membantumu, Dylan." kata Albert kembali dengan wajah terlihat tiba-tiba datar.

Suasananya pun kembali menjadi normal seperti sebelumnya.

Saat siang hari pulang dari kerja, Dylan mengajak Azen untuk pergi ke suatu tempat.

"Azen, tolong anterin aku ke satu tempat ya?" pinta Dylan.

"Memangnya aku mau diajak kemana, Dylan?" kata Azen bertanya balik dengan penasaran.

"Pokoknya ikut saja, pulangnya nanti aku akan belikan makan malam." jawab Dylan seolah ingin memberi imbalan.

"Baiklah, yang penting jangan terlalu lama ya karena aku mau segera istirahat, capek karena insiden tadi." kata Azen seolah memberi syarat.

"Oke, baiklah." jawab Dylan kembali singkat sambil menganggukkan sedikit kepala.

Pada akhirnya setelah jam kerja selesai, mereka berdua pun berganti pakaian security menggunakan pakaian biasa. Mereka pun memanggil taksi di pinggir jalan dan meminta mengantarnya ke suatu tempat.

"Pak tolong antarkan ke Bank Internasional Moonland ya." kata Dylan kepada sopir taksi.

"Iya pak." jawab sopir taksi singkat.

Vrooommmmm....

Hanya dengan menginjak pedal gas ringan saja membuat taksi itu segera meluncur menuju ke keramaian jalan kota Valley.

Ketika berada di dalam perjalanan, Azen pun menatap Dylan cukup lama.

"Ada apa Azen?"

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Dylan basa-basi.

"Kamu mau ngapain ke Bank Internasional Moonland, Dylan?" kata Azen bertanya balik dengan heran.

"Apa kamu tahu bahwa itu merupakan bank terbesar dan terelit yang berada di Negara Moonland ini?" imbuhnya.

"Iya tentu saja aku tahu."

"Aku hanya mau mengambil uang." jawab Dylan dengan tenang.

"Pelanggan yang ke sana biasanya pejabat dan para pengusaha sukses serta para artis terkenal."

"Mereka juga hanya melayani pengambilan dalam jumlah besar." kata Azen memberitahu.

"Kalau hanya mau mengambil beberapa ratus ribu rupiah, kita pasti tidak akan dilayani." tambah Azen menerangkan kepada Dylan.

"Sudah... kamu ikut saja." jawab Dylan dengan nada tenang seperti biasanya.

Azen pun terdiam mendengar kalimat dari sahabatnya itu.

Di dalam pikirannya, mungkin Dylan hanya pergi ke tempat itu untuk menemui seorang teman.

Tujuan utama Dylan merantau di kota Valley ini adalah karena di kota ini terdapat Bank Internasional Moonland. Bank ini adalah bank terbesar yang ada di negara ini sekaligus juga merupakan bank terbesar dari 20 negara di sekitarnya.

Dylan mempunyai Safe Deposit rahasia di tempat itu serta tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Dia pun berencana menggunakannya untuk mulai membangun kekuatan kembali guna memulai perjuangannya untuk kembali ke Keluarga Abraham untuk membalas dendam dan bangkit.

"Sepertinya kita akan segera sampai tempat tujuanmu itu, Dylan." kata Azen memberitahu setelah melihat sebuah plang besar yang bertuliskan Bank Internasional Moonland.

Wajah Azen pun terlihat antusias melihat bank elite itu.

"Tentu saja kamu benar." jawab Dylan dengan ekspresi santai.

Chitttt...

Mobil taksi itu berhenti tepat di pinggir jalan depan Bank Internasional Moonland.

Setelah membayar, mereka pun segera turun dari taksi dan langsung bergegas menuju pintu masuk bank yang terkenal elit itu. Tampak nasabah keluar masuk dengan setelan jas rapi yang mengindikasikan bahwa mereka adalah orang-orang yang sukses.

Ketika Akira hendak masuk ke dalam tempat itu, tiba-tiba mereka dihentikan oleh security yang sedang bertugas di sana.

"Hai kamu, berhenti!" teriak security membentak.

"Ada perlu apa pria seperti kalian datang ke sini?" tanya security dengan tegas.

"Aku ke sini hanya untuk mengambil uang." jawab Dylan dengan tenang.

Pak security itu melihat mereka berdua dari atas sampai bawah. Dengan pakaian biasa, kaos oblong dan sandal jepit yang dipakai oleh mereka membuat pria security itu berpikir bahwa mereka hanyalah orang miskin yang mencoba membuat masalah di tempat ini.

Tentu saja dia tidak akan membiarkan mereka untuk masuk ke dalam.

"Kamu tahu nggak, nasabah di sini hanya dilayani jika transaksi mencapai minimal 30 juta rupiah?"

"Jika transaksimu hanya beberapa ratus ribu saja maka silahkan langsung ke ATM ." kata security sambil menunjuk keluar.

Di dalam pikiran pria security itu, mereka berdua hanya seperti pria miskin yang hanya akan merepotkannya jika sampai masuk ke dalam.

"Bajumu saja hanya seharga kurang dari 50 ribu rupiah, kamu pasti hanyalah orang pria miskin yang tidak layak untuk masuk ke tempat elit seperti Bank Internasional Moonland ini." tambahnya dengan nada penghinaan.

Terlihat jelas pria security itu menatap Dylan dengan tatapan penuh ejekan.

Namun dia tidak tahu bahwa tamunya itu adalah orang yang akan membuatnya begitu ketakutan dalam beberapa saat ke depan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status