Share

BAB 64

"Wahyu!!! Aku bawakan kamu istrimu! Aku bawa kembali Ningsih padamu, Wahyu!!!" teriak Bu Nurul langsung berderai air mata.

Berdenging telinga Pak Wahyu mendengarnya. Apa yang sedang Nurul ucapkan? pikirnya. Jantungnya bertalu-talu hebat dengan matanya tak berkedip menatap wanita bercadar yang sedang digandeng Bu Nurul.

'Apa yang di katakan Nurul itu? Apa aku sedang berhalusinasi? Sungguhkan dia Ningsih?'

Pak Wahyu tak menyadari kakinya bergerak tapi perlahan. Gemetar tapak kakinya menyentuh paving block tanpa alas kaki.

Selangkah ... dua langkah ...

"Wahyu! Ini Ningsih, Wahyu!" seru Bu Nurul melangkah cepat, seperti menyeret Bu Ningsih yang sudah basah dengan air matanya sendiri. Qiran mengikuti langkah ibunya, memegang pundak Bu Ningsih. Kini mereka sudah berjarak dua hasta. Bu Nurul terengah-engah sebab dia sendiri sebenarnya tak kalah berdebarnya. Mulutnya tersenyum lebar, membuncahkan perasaannya yang bahagia.

"Wah-wahyu! I-ini istrimu, Wahyu! Ini Ningsih-mu. Dia tidak mening
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status