Celina harus menjalani kehidupan yang pahit, setelah wafatnya kedua mendiang ayah dan ibunya. Celina kehilangan kehidupan sebagai keturunan keluarga bangsawan, akibat fitnah keji dari keluarga tunangannya. Meski itu hanyalah hasil dari perjodohan, tunangan keji yang tega menjual Celina pada seorang pria bangsawan juga. Karena jika Celina tidak menuruti keinginan Deego si tunangan laknat, maka saudara laki-laki Celina akan berada dalam bahaya besar.
Mengingat Celina hanya memiliki Calven, hal itu membuat Celina tidak memiliki pilihan yang lain. Calven, seorang anak laki-laki remaja yang sedang menempuh pendidikan tingkat atas di sebuah sekolah yang cukup bergengsi. Kedua orang tua Celina wafat dalam sebuah kejadian tragis, dan semenjak itulah kehidupan Celina berubah drastis. Celine dituduh bersekokongkol untuk melakukan pengkhianatan dengan kedua mendiang orang tuanya. Karena mereka adalah bangsawan, tentu hal itu sangat berbahaya dan fatal. Tak cukup sampai di situ saja, Celine juga dituduh berselingkuh dari Deego, tragisnya itu merupakan ulah dari Deego sendiri.•••
•Mansion Kediaman Grand Duke Mikhael De Gonzalez• Mengingat semua kenangan pahit itu, perasaan Celina benar-benar seperti tersayat-syat oleh belati tajam. "Celina Bellroze bodoh! Apa yang perlu kau ratapi lagi.. Tak ada yang tersisa, orang-orang yang kau percayai sudah mengkhianatimu dan bahkan menghancurkanmu tanpa sisa.. Lebih baik kau angkat dagumu, dan hiduplah dengan lebih layak.." batin Celina.. Detik itu juga, Celina bertekat untuk memulai kisah yang baru, bukan sebagai Celina yang lemah, namun Celina yang jauh lebih tangguh. "Calven, adik laki-lakiku yang baik.. Kau tak perlu tahu, seberapa kejamnya dunia yang telah kulalui.. Kau adalah cahaya kehidupanku.. " ucap Celina di hadapan sebuah bingkai foto keluarganya. Terlihat senyum bahagia terukir diwajah mereka dulu. Knock...knock.. "Permisi, nyonya, Tuan besar sudah tiba di kediaman." Ucap salah seorang pelayan dari balik pintu. Celina pun bergegas untuk menyambut kedatangan Mikhael kembali. "Selamat datang kembali, Tuan Mikhael. " Ucap Celina tersenyum ramah, dengan etika bangsawan. Mikhael melangkah mendekati Celina, "kau masih saja terlihat menyedihkan dengan wajah sembab sepertinya itu. Sampai kapan kau akan bersikap menyedihkan seperti ini, bahkan ketika aku tiba setelah sekian lama!" Ucap Mikhael dengan menaikan nada bicaranya di ujung kalimat. Celina meremas jemarinya meski terlihat tenang, karena itulah etika yang harus dijunjung. "Maafkan aku tuan, ke depannya kejadian seperti kuusahakan tidak akan terulang." Tsk.. "Membosankan dan membuatku tidak bergairah. Kau sama saja seperti kedua orangtuamu yang keji itu!" Cela Mikhael. Sontak ucapan Mikhael membuat Celine tersentak, karena Mikhael harus menyangkut pautkan mendiang orangtuanya yang sudah tiada. "Bersikaplah lebih bijak lagi, atau hiduplah seperti tikus mati, jika kau merasa tidak berguna lagi." Tegas Mikhael, lalu melangkah pergi. Tubuh Celina terasa begitu ringan dan hampir saja Celina terjatuh. Akibat ucapan dari Mikhael yang mengungkit perihal mendiang ayah dan ibunya. ••• "Ruang Kerja Mikhael" Mikhael seperti biasa berkutat dengan segala urusan kerajaan yang terus menumpuk. Bzztt... "Pangeran bodoh ini lagi-lagi menggangguku.. " ucap Mikhael, lalu menjawab panggilan tersebut. Pangeran: "Selamat sore, Grand Duke, ah atau kupanggil saja saudara sepupu tercinta.." Ucap pangeran dengan disusul suara gelak tawa. Mikhael: "Pangeran, aku sedang cukup sibuk, lekas beritahu aku apa yang kau inginkan." Tegas Mikhael. Pangeran: "Kau masih saja pemarah, bagaimana bisa gadis itu merasa betah dan nyaman denganmu." Sontak, Mikhael menghentikan aktifititasnya dan terlihat sedikit kesal. Mikhael: "Jangan campuri urusan pribadiku, pangeran Josavat. " Pangeran: "Ya, maafkan aku, Mikhael, aku hanya ingin minum teh bersamamu, tidakkah kau bisa?" Mikhael memijat kepalanya, dan tentu saja hal tersebut tak dapat ditolak begitu saja. Sementara disi lainnya... Mansion ke dua, wilayah Duchy Grand Duke Mikhael. Celina sedang sibuk menata tanaman di area mansion tersebut. Letak mansion masih di wilayah kekuasaan Mikhael dan menjadi satu bagian. Tentu saja wilayah tempat tinggal seorang Grand Duke sangatlah luas dan mewah. Sehingga, Celina memiliki mansionnya sendiri. "Nyonya, sudah hampir senja, apakah nyonya akan tetap disini?" tanya seorang pelayan pribadi Celina. "Ya, aku ingin menikmati matahari terbenam seperti biasanya, Mila." Ucap Celina dengan wajah tersenyum tipis. "Kasihan nyonya Celina, sudah hampir satu bulan semenjak kembalinya tuan besar dari luar negeri, dan nyonya masih diabaikan.." batin Mila. Baru saja dipikirkan, Mikhael pun sudah tiba di mansion ke dua. "Permisi nyonya, tuan Grand Duke datang berkunjung ke mansion." Ucap salah seorang pelayan lain. Celina bergegas untuk menyambut kedatangan Mikhael dengan raut wajah berseri meski hanya kepalsuan semata. ••• "Tuan sudah menunggu di ruang makan, nyonya." "Ruang makan, tidak seperti biasanya.." batin Celina. Lalu, mereka pun duduk berhadapan di sana. Menikmati makan malam yang penuh keheningan, dan hanya ada suara sendok garpu di sana. Mikhael menatap ke arah Celina dengan tatapan yang lekat, menatap ke area dada nan terlihat sedikit seksi. "Ketika aku tidak berada disisimu secara pribadi, jangan gunakan gaun yang memperlihatkan buah dadamu seperti itu." Ucap Mikhael, memecahkan keheningan. "Baik, Tuan Mikhael." Ucap Celina dengan tersenyum paksa, Mikhael sangat menyadari hal tersebut. "Aku akan datang ke kamarmu malam ini, jadi siapkan yang terbaik." Ucap Mikhael, lalu melangkah pergi. ••• Waktu untuk bertemu secara pribadi pun tiba. Sudah beberapa bulan berlalu, semenjak percintaan penuh gairah mereka di malam pertama waktu itu. Celina didandani dengan sedemikian rupa, wangi lezat pun seakan menggugah pria mana saja yang dekat dengannya. Cekreak..Bunyi gagang pintu, dan muncullah Mikhael dari balik pintu.
"Selamat malam, Tuan Grand Duke." Ucap Celina, lalu menyambut kedatangan Mikhael. Keduanya saling bertatapan, dan Celina pun berusaha agar tidak membuat sebuah kesalahan lagi. "Puaskan aku, dengan tubuhmu, tanpa harus menyentuhku." Ucap Mikhael. Sontak, Celina pun bingung, apa yang harus dilakukannya. Disini Mikhael meminta Celina untuk masturb4si, namun Celina si gadis polos belum memahami. Perlahan, Celina melepas seluruh pakaiannya lalu berbaring di sana. "Bersandarlah, dan buka lebar kedua kakimu. Tunjukan padaku hal cabul yang mampu membuat milikku er3ksi." Celina sangat kikuk, tak tahu hal apa lagi yang harus diperbuat. "Sentuh milikmu itu dan bermainlah dengan tanganmu." Titah Mikahel, namun karena Celina terlihat kikuk, akhirnya Mikhael pun mengajari Celina. "Sentuh dan gosok seperti ini."Ucap Mikhael sembari mengajari Celina, dan menusukan jemarinya ke dalam liang senggama. Ughkk.. Lenguh Celina, dan ahh... Desah Celina lagi, tatkala Mikhael sembari mencumbunya dengan rakus. Menjilati, menghisap daun telinga, tengkuk leher dan segala tempat yang meninggalkan tanda kepemilikan. "Puaskan milikku dengan mulut cabul ini, cepat!" Celina pun memuaskan Mikhael yang sudah tak tahan itu dan dengan semangat Mikhael menyetubuhi Celina. Ah.. Aghk... Desah kasar lolos dari mulut Celina, tatkala Mikhael mulai menghujam liang miliknya. Mengingat sudah beberapa bulan berlalu, dan mereka baru melakukannya sebanyak dua kali ini. Ahh.. Hmmpp.. Ahh... Celina benar-benar berantakan dan cairan kental dari milik Mikhael membasahi wajah cantik Celina. "Mulai saat ini, jangan tunjukan gaya pakaian sensual di depan orang lain, mengerti." "Baik, Tuan." Malam penuh keringat dan Celina pun tepar tak berdaya, setelah Mikhael kembali meminta untuk bercinta hingga pagi menjelang, entah berapa kali, mungkin saja Mikhael sudah menahannya sejak lama.Setelah kunjungan ke kerajaan Barat, Celina bersama Knox juga Moreel beserta rombongan lainnya pun kembali lagi ke kerajaan Timur.Kerajaan Wilayah Timur°Istana Kaisar Jhonsou Raphael•"Baginda, saya bersama Putri akan kembali ke wilayah perbatasan Timur. Kami harap, Baginda selalu berada di dalam perlindungan dewa suci." Ucap Knox, sembari menggenggam tangan Celina."Pangeran Knox, apakah kau tidak ingin tetap tinggal di kekaisaran?" ucap Kaisar Jhonsou cemas."Tidak, Baginda. Seperti yang pernah saya katakan sebelumnya, saya ingin menghabiskan waktu berharga saya bersama keluarga. Namun, jika Putra Mahkota akan dinobatkan sebagai Kaisar baru, tentu kami akan datang berkunjung.""Pangeran Knox, aku tidak pernah terobsesi dengan kekuasaan ini, bahkan mendiang ibu juga mengatakan bahwa semua ini ialah milikmu. Meskipun aku yang lebih dulu terlahir, itu tidak akan mengubah fakta.""Putra Mahkota, aku tidak ingin membahas hal itu lagi, semua sudah berlalu. Aku juga ingin hidup damai di w
"Yang mulia, maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk berbohong darimu.. Kejadian itu terjadi begitu saja, tanpa bisa kuhindari.." ucap Celina yang terhuyung di pelukan Knox."Baiklah, aku memahami keresahan hati Grand Duke. Walau bagaimanapun, kau pernah menjadi bagian dari hidupnya selama bertahun-tahun. Kepergianmu bahkan disebabkan oleh fitnah keji dari seorang duchess. Namun, bukan berarti aku akan diam saja, jika kejadian ini terjadi lagi. Aku tidak bisa membayangkan, tangan yang sama untuk menyentuhmu, akan berlumuran darah.." Ucap Knox, gemetar ketika sedang menyentuh wajah Celina."Terima kasih... Terima kasih, suamiku.. Aku sungguh beruntung, menjadi bagian dalam hidupmu." Lirih Celina."Ya, istriku.. Sudah cukup aku melihat penderitaan mendiang ibuku, itulah sebabnya aku bertekat. Jika aku menemukan seorang istri, aku akan menyayanginya dengan segenap hidupku." Ucap Knox, lalu mengecup bibir Celina.Masalah malam hari itu pun terselesaikan dengan baik, dan Knox berusaha untuk
Istana kekaisaran Barat - Edward De Romeos°Semua orang benar-benar dibuat heboh, ketika mengetahui yang datang bersama rombongan kekaisaran ialah Celina.Tepat di ruang pertemuan resmi, anggota pejabat tinggi kekaisaran Barat.Di sebuah meja persegi panjang, dan masuklah Celina, Knox, Moreel serta asisten masing-masing dari mereka."Selamat datang di Istana kami, Yang mulia Putra Mahkota, Pangeran dan Putri." Ucap salah seorang pimpinan pertemuan.Di sana juga sudah ada Mikhael, yang langsung membulatkan kedua matanya, ketika melihat Celina berpasangan dengan seorang pangeran dari kerajaan Timur."Terima kasih, atas sambutan yang luar biasa ini." Ucap Moreel.Mereka pun duduk berbaris, tatapan Celina lurus tanpa menunduk bahkan berkedip sedikitpun. Menunjukkan bahwa, betapa bermartabatnya Celina saat ini.Semua pasang mata menatap ke arah Celina, seakan hendak melahapnya hidup-hidup."Kami sangat berterima kasih, atas kunjungan dari anggota kaisar, meskipun hal ini cukup mendadak." U
"Apakah kalian sudah menemukan keberadaan lady Bellroze?" tanya Mikhael yang kini dirundung kegelisahan."Maafkan kami, Yang mulia. Namun, menurut informasi terkait, kepergian Lady Bellroze dan dayang Mila sangat tertutup. Ditambah lagi, peraturan dari kekaisaran Barat sangatlah ketat dan disiplin.""Ian, kau sudah berapa lama bekerja denganku, dan performamu justru kian merosot, hanya dalam hal ini.." Ketus Mikhael. Sosok Mikhael yang kini sudah jaih lebih arogan. Kembali ke sosoknya di masa lalu, penuh ketegasan dan arogansi.Ian hanya menunduk, merasa dirinya begitu payah, dan apa yang Mikhael katakan tidak sepenuhnya salah."Seharusnya, sejak awal, Celina kukirimkan ke wilayah lain, yang jauh dari jangkauan Luna. Namun, aku terlalu cemas, jika saja wanitaku akan berpaling dariku. Namun, kali ini, kupastikan akan membawanya kembali." "Yang mulia, maaf jika ini terdengar lancang. Namun, mengapa anda begitu terobsesi pada Lady Bellroze? Bukankah, lady Bellroze juga berhak mendapatka
Sudah beberapa tahun berlalu, dan Celina pun mulai membuka hatinya kembali bagi Knox. Namun, rasa trauma masa lalu, membuat Celina kembali bimbang dan memilih untuk berserah pada takdir mereka kelak.Celina juga telah menceritakan semua kepedihan masa lalunya pada Knox. Bukannya menjauh dan berpikir ulang. Knox justru semakin ingin melindungi Celina. Untuk mewujudkan harapan itu, Knox pun tentu harus memiliki kekuatan. Istana Kaisar Jhonsou Raphael°"Baginda, inilah wanita pilihanku dan aku juga sudah mengatakan segalanya pada Baginda." Ucap Knox, memohon restu dari Kaisar."Baiklah, pangeran Knox. Namun, keputusanmu untuk menetap di ujung perbatasan wilayah, apakah sudah bulat?""Benar, Baginda. Saya akan hidup sebagai masyarakat biasa, bersama lady Celina." Ucap Knox, yang kini sudah menganggap Celina sebagai seorang wanita bangsawan juga, setelah mengetahui semua kisah hidup Celina."Knox, kau adalah pangeran di kekaisaran ini, dan jika kau begitu ingin pergi, maka aku akan melepa
Cellia Store•Cellina sedang sibuk dengan tokonya yang sudah makin ramai pengunjung, dan juga Cellina menyelesaikan pembukuan bulanannya."Selamat siang, apakah benar toko ini milik nona Celina?" tanya seorang pria muda, dan bernampilan sebagai seorang kesatria."Ya, benar Sir. Apakah ada yang bisa saya bantu?" balas Celina, yang langsung mengetahui bahwa pria itu ialah seorang kesatria."Saya ingin memilih beberapa asesoris untuk anak gadis yang beranjak remaja. Apakah nona bisa memilihkannya untuk saya?""Baik, Sir. Silakan." Celina pun membiarkan kesatria itu untuk memilih. "Nona ini sangat ramah dan memang begitu menarik. Pantas saja Yang mulia terus memperhatikannya.." batin si pria, yang ternyata sedang melakukan tugas dari anggota kerajan.***Istana Kaisar Jhonsou Raphael°"Selamat sore, Baginda. Saya telah berkunjung ke toko milik dari nona yang bernama nona Celina." Ucap kesatria yang siang hari ini datang ke toko milik Celina."Apakah benar seperti yang selama ini kudengar
Akhirnya, Celina pun resmi diasingkan dari kerajaan Barat. Celina bahkan tidak diperkenankan untuk membawa barang berharga sebagai jaminan hidupnya. Bisa dikatakan, Celina dibuang dan dicampakkan dengan kejam.Wilayah kerajaan Timur°Sampai tibalah Celina dan Mila di kerajaan Timur."Nyonya bagaimana bisa? Bukankah, kita akan di cegat oleh petugas?" icap Mila, cemas."Sebelumnya, aku sudah mempersiapkan semua ini. Semenjak Luna berulah, aku sudah bersiap untuk kemungkinan terburuk.""Nyonya benar-benar hebat. Apakah, kita sudah bisa dikatakan sebagai masyarakat kerajaan Timur?""Ya, dengan sedikit lagi proses. Aku beruntung, karena keberadaanku di kediaman Yang mulia tidak terlalu disorot media masa.""Benar, nyonya. Kerajaan Barat sangat tidak terbuka dengan popularitas. Pihak kerajaan lebih bangga dengan kemakmuran negara, dibandingkan harus ikut serta dalam pemberitaan media luar.""Mila, bukankah kau sudah resmi lulus dari akademi kecantikan?""Benar, nyonya. Apakah bisa kukembang
Mansion Kediaman Grandduchess De Gonzalez°Ugh.. Huekk... Luna terus mual sejak dini hari dan terus saja seperti itu sepanjang hari."Nyonya, apakah perlu kita panggil saja dokter?" tanya Jean."Dasar bodoh! Kau sudah tahu, namun kau masih saja bertanya!" Bentak Luna, kasar seperti biasanya."Baik, nyonya. Tunggulah sebentar lagi."Jean pun memanggil dokter keluarga, dan dokter tersebut segera tiba di mansion kediaman duchess.Di dalam kamar milik Luna, Luna terbaring lemas akibat cairan tubuhnya yang terus terkuras."Selamat, nyonya. Anda sedang mengandung. Untuk memastikan usia kandungan, anda dapat memeriksa langsung ke dokter kandungan." Ucap si dokter."Aku hamil! Yes!" Ucap Luna girang, dan merasa rencana berjalan mulus seperti yang diharapkan."Cepat beritakan hal ini pada Yang mulia Grand Duke." Ucap Luna pada si dokter."Baik, nyonya. Saya mohon pamit."Tak butuh waktu lama, berita mengenai hamilnya Luna pun tersebar luas. •••Mansion Utama Kediaman Grand Duke Mikhael De Go
Siang hari itu, Celina bersama dayang Mila dan sir Arnold pergi k toko pakaian khusus bagi wanita bangsawan."Hari ini, pergilah bersantai ke taman hiburan. Bagaimana?" ucap Celina pada Mila dan Arnold."Apa kita akan menyamar lagi, nyonya?" tanya Mila."Ya, aku ingin menikmati suasana hari yang baik." Ucap Celina.Mereka bertiga pun pergi ke taman hiburan, bermain beberapa wahana permainan dan tentunya dengan menyamar sebagai rakyat biasa. Hanya petugas yang mengetahui identitas mereka dan diminta untuk tetap bersikap biasa saja."Nyonya, apakah nyonya menyukai Yang mulia Grand Duke?" tanya Mila tiba-tiba, saat sedang menikmati kuliner setempat."Mengapa kau tiba-tiba memberikanku pertanyaan seperti itu, Mila?""Tidak, nyonya. Aku hanya ingin memastikan saja.""Apa kau cemas, jika aku akan cemburu pada sikap orang-orang di mansion?""Aku sangat tahu, jika Yang mulia hanya mencintai nyonya dan bukan wanita iblis itu!" Ucap Mila dengam sedikit emosional."Mila, apapun yang akan terjadi