Share

18 - Let's Play The Game

Anna dan Marvin saling menatap tanpa berkedip. Menatap sepasang iris cokelat abu-abu di depannya, membuat Marvin merasa tersesat.

Sekuat apa pun ia mencoba, tetap saja ada satu sisi dalam dirinya yang terus mendorong Marvin untuk mengira-ngira … bagaimana bosnya itu.

Namun, satu sisi lagi dalam dirinya seperti merantai pria itu agar jangan sampai dia melewati garis yang telah ditandai sebagai bahaya. Atau dia akan makin tersesat.

Hingga yang bisa dia lakukan hanyalah mendesah. “Baiklah,” ucap Marvin dengan penuh kepasrahan.

Anna menyeringai. Ia begitu semangat. Wanita itu memutar tubuh menghadap meja bar lalu menuangkan wiksi ke dalam seloki.

“Here we go,” gumam Anna. Setelah mengisi seloki dengan wiski, ia kembali menatap Marvin. “Kapan kau menikah?”

“10 Januari 2010.” Marvin menjawab dengan cepat.

Seketika ekspresi wajah Anna berubah. Terlihat rahangnya mengencang dengan tatapan kosong yang memancarkan keheningan yang mematik

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status