Share

26. Kenangan Pilu

Perutku tiba-tiba berbunyi saat tengah membasuh piring. Dari balik jendela dapur kulihat anak-anak tengah bermain dengan Pak Budi seraya menyantap Baso Malang yang biasa lewat tiap siang menjelang.

Aku hanya bisa menelan ludah, sembari menahan perih di ulu hati. Sejak seringkali melewatkan makan, penyakit magh menyerang. Rasanya kadang menyiksa bila harus menghadapi tanggung jawab yang menunggu ditunaikan.

Tiba-tiba terdengar suara derap langkah di belakang. Bunyinya seperti hak sepatu tinggi yang beradu dengan ubin.

Aku menoleh, dan mendapati Bu Siska berjalan mendekat sembari menenteng mangkuk di tangan. Dari mulutnya masih ada sisa baso yang kemudian dilepehnya lagi.

"Mau?" tanyanya sembari menyodorkan baso bekas yang bentuknya sudah tak layak konsumsi.

Namun, daripada magh-ku lebih parah bila dibiarkan lebih lama lagi, akhirnya aku mengiyakan.

"Nih!" Mangkuk tersebut ditelengkan hingga membuat kuahnya sedikit tumpah. Belum sempat aku meraih, seperti sengaja dia langsung menyiram s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status