Pintu kubuka dan... aku terjengit sampai mataku melotot spontan, mataku terbelalak, heran,
Bagaimana bisa semua sudah rapi, kugaruk kepalaku yang tidak gatal, bagaimana nggak bingung, sedangkan tidak nampak ada seorangpun di rumah itu, aku kan masih sendirian, sedangkan pintu terkunci
Sprei sudah terpasang rapi, bantal guling sudah di kasih sarungnya, dan baju-baju aku sudah tertata rapi di lemari.
'hm... pasti ibu atau adikku tadi kesini, yang punya kunci cadangan adalah ibuku, biar kalau pas kesini bisa masuk sendiri tanpa menungguku seandainya aku tidak ada dirumah,
coba kutelpon mereka untuk mengucapkan terima kasih,'
Kutekan nomor ibu, kutempelkan benda pipih itu ke telingaku, terdengar bunyi memanggil, beberapa saat ada suara dari seberang sana.
"Halo, Assalamualaikum, ada apa Dar.. menelpon ibu?" tanya ibuku
"Terima kasih bu, udah bantuin beres-beres, aku bisa sedikit santai malam ini," kataku
"apa maksudmu?" tanya ibu
"Tadi ibu kan ke sini, kerumah baru aku untuk bantu beres-beres, makanya aku ucapkan terima kasih" paparku
"Lho siapa yang ke sana... ibu belum ke sana hari ini... kan ibu sudah bilang lusa baru ibu bisa ke sana, soalnya harus bantu bulek Sri punya gawe sunatan anaknya" kata ibu lebih lanjut
"Apa mungkin Darmi bu... tadi ke sini?" tanyaku
"Gak mungkin le... dari tadi Darmi sama aku, jadi seksi sibuk di hajatan bulekmu" jawab ibu
Aku tercenung dengan penjelasan ibu, lalu siapa yang beres-beres, pikirku
"ya sudah bu... silahkan dilanjutkan sibuknya," kataku sambil terkekeh kecil
“wassallamualaikum,” ucapku menutup pembicaraan
Aku masih bingung dengan keadaan ini, tapi ya sudahlah, ngapain dipikir, aku gak rugi, malah untumg ada yang bantuin beres-beres, siapapun itu, aku ucapkan terima kasih.
Aku segera pergi ke kamar mandi, tubuhku sudah lengket dari pagi sudah berkeringan ngepak barang-barang yang akan kubawa kemari dari rumah ibu.
Saat aku dalam kamar mandi, samar kudengar suara pintu dibuka lalu ditutup kembali,
‘Siapa yang datang?’ tanyaku dalam hati
Airnya agak terasa dingin di kulitku, maklum ini sudah malam, dan aku baru sempat untuk mandi.
Keluar kamar mandi aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, kali aja ada orang yang datang ke kamar aku, tapi tidak ada seorangpun, sedangkan aku yakin tadi ada yang seolah masuk kekamarku ini, ‘ah sudahlah mungkin halusinasi’ monologku dalam hati
Aku berjalan ke arah lemari, setelah aku dapat baju santai yang kuinginkan, kusampirkan handuk yang melilit di pinggangku ke kapstok yang ada di dinding, dengan telanjang bulat aku berjongkok menggapai kakiku, aku angkat satu kaki agar bisa kumasuki celana dalam yang akan kupakai,
Dalam posisi jongkok dengan satu kaki yang masuk ke lubang celana dalam, Telingaku yang sensitif seperti mendengar suara gerakan orang melangkah, meski samar, itu seperti suara orang yang berjalan dalam ruangan ini,
Aku tertegun dan diam sejenak, aku menajamkan pendengaranku, tapi nampakknya gerakan itu berhenti, entah mengapa bulu kudukku bediri, tanpa pikir panjang kuabaikan hal tersebut, kulanjutkan ritual ganti baju sampi selesai,
Kini aku sudah berpakaian, aku melangkahkan kaki menuruni tangga menuju sofa yang tadi kutiduri, kuhempaskan tubuhku di atas sofa panjang, dan meraih bantal kecil di atasnya, kujadikan bantal
Kuraih remot, kunyalakan TV, kucari chanel yang menayangkan berita olahraga, yang saat ini menayangkan balap mobil, ini adalah program kesukaanku, segala hal mengenai otomotif aku suka, mata terasa berat, kantuk melanda
Aku terkejut saat melihat ada seorang gadis berdiri disampingku tidur, dia berada disamping kakiku yang selonjor
Kududukkan badanku dengan gugup, aku yang memang punya penyakit malu berhadapan dengan wanita, tentu sangat kikuk
Dengan malu-malu dan tersenyum ramah, kupandang wajah gadis itu
‘Kog seperti gadis dalam mimpiku tadi yah?’ pikirku, ‘Ini nyata atau alam mimpi?’ otakku penuh dengan pertanyaan
‘Kog seperti gadis dalam mimpiku tadi yah?’ pikirku, ‘Ini nyata atau alam mimpi?’ otakku penuh dengan pertanyaan "Hai,.... siapa kamu, kog tiba-tiba ada di sini, ada perlu apa?" tanyakuyang kupikir tetanggaku yang sedang memperkenalkan diri Gadis itu hanya tersenyum, sambil mengerjap-ngerjapkan matanya yang indah itu kutaksir usianya belum genap dua puluh tahunan Apa mungkin dia anak pak RT yang sedang menanyakan surat-surat kepindahanku, secara aku kan warga baru dan belum sempat mengurus surat-surat kepindahan “Apakah kamu anak pak RT? Tanyaku, gadis itu menggeleng dengan tetap tersenyum, gemas juga mendengar jawabannya yang cuma mengeleng, menganguk, untung cantik,hihihi pikiran Darto traveling, itulah keajaiban kecantikan, bisa mempermudah segala urusan, pikiran Darto semakin berkelana 'Perasaan tadi pagar sudah kukunci, ah ya mungkin dari siang dia sudah ada disini, atau mungkin gadis ini yang bantu beres-beres barang tadi ya?' piki
GRUBYAK,,,, Aku mengelus-ngelus bokongku yang terasa agak sakit, dan kepalaku juga sedikit sakit, yang ternyata terantuk ujung meja, ternyata aku yang jatuh dari sofa, terus di mana gadis itu 'Aish..... ternyata aku sedang mimpi tadi, tapi kog seperti nyata ya' pikirku 'Ah sudahlah, biar tidur normal dan gak kaku semua nih badan saat bangun, aku tidur di kasur kamarku aja'batinku Aku bangun melangkahkan kaki menuju kamarku, tanganku masih saja mengelus-elus kepala yang benjol, kuhempaskan tubuhku mencari posisi yang enak, kuraih guling dan kupeluk, lalu kutarik selimut sampai kebatas leher, menghalau dingin, Kupejamkan mata ini dengan nyaman. agar besok pagi badanku segar, dan kuagendakan untuk belanja kebutuhan dapur, mengisi kulkas, agar klo sewaktu-waktu aku lapar ada yang kumasak dan kumakan *** Hari masih pagi, sekitar pukul 5, Darto mengerjapkan matanya, mencoba membuka mata, kesadarannya belum sepenuhnya kembali, s
Darto tidak khawatir dengan orang itu, toh rumahnya belum ada barang-barang berharga, yang menggoda untuk dicuri, televisi aja model lama, yang diambil dari kamarnya sewaktu masih tinggal di rumah ibu. Yakin tidak ada suara ataupun tanda-tanda apapun, Darto segera berangkat kerja setelah memastikan dia menutup dan mengunci pintu, dan juga pagar, Darto segera melaju ke tempat kerjanya, yang hanya berjarak sekitar 500 m. *** Saat ini Matahari sudah lingsir (mulai terbenam) Darto bersiap pulang, karyawannya sudah pulang, dia menghitung perolehan usahanya hari itu, seperti biasa, setelah dihitung, dan uangnya dirapikan, dimasukkan amplop, keesokan harinya akan ditabungkan di Bank. Setiap akhir bulan dia ambil kembali tabungan itu, secukupnya untuk diberikan karyawan sebagai gaji, tak lupa, sebagian disisihkan untuk donatur anak yatim, dan yang paling penting lagi jatah bulanan untuk ibu tercinta. Ibunya seorang single parent yang tangguh,
-POV Darto- Darto memegangi lututnya yang sakit sambil bergulingan, nafasnya tak beraturan, wajahnya menampakkan ketakutan yang amat sangat, Dia hendak melarikan diri dari situ, dengan gemetar dan menahan sakitnya, dia berusaha berdiri, sebelum dia sanggup berdiri, posisinya masih duduk dengan lutut di dada, kembali dia dikejutkan sesuatu hal, dan diapun pingsan. *** Kubuka mataku perlahan, tiba-tiba perutku berbunyi kriuk, tanda lapar, kuelus perutku perlahan, kukumpulkan nyawa yang serasa berseraak, aku sedikit linglung, ingatanku sedikit kembali ‘Perasaan tadi aku ada di dapur, kapan aku tidur di sini di kamarku’ batinku Aku sedikit terjengit, ingatanku kembali beberapa saat lalu, saat itu aku di ruang dapur, dan mau masak, ternyata sudah ada makanan diatas meja, ‘Siapa yang masak’ pikirku, aku mencari kesembarang tempat, setelah aku mencari-cari siapa gerangan yang masak, aku tidak menemukannya, Setelah lelah
Kata orang hantu itu takut dengan matahari, alias kalau siang hantu itu kekuatannya melemah, Baiknya besok siang saja aku pulang dan mencoba cara tersebut, *** Alarm ponsel berbunyi keras mengganggu pendengaranku, kucoba meraih benda itu untuk kumatikan alrmnya, Mataku masih sangat berat, aku baru tertidur menjelang subuh, kududukkan badanku dengan susah payah, mencoba mengumpulkan nyawa, kugelengkan kepala kanan dan kiri hingga berbunyi krek….krek, regangkan tubuh dengan merentangkan tangan seluas mungkin, kuhirup udara yang terasa pengap, maklum udara dalam benkel tentu tidak sebagus di kamar rumah, kalo tidak terpaksa aku tidak akan tidur di bengkel, yang notebane banyak sekali bau-bau khas bengkel, Masih teringat kejadian malam tadi di rumahku aku masih merasakan kengerian, bulu kudukku kembali meremang, aku mengingat kembali rencanaku semalam, untuk mengusir hantu itu, Setelah ritual membersihkan diri, aku pakai kembali bajuku sem
Secepatnya aku memacu motornya kembali ke tempat kerja Sesampai di tempat bengkel, terlihatnya pak Yahya duduk di bangku panjang yang disediakan untuk pelanggan Kusalami pak Yahya, segera mempersilahkan ke tempat ruanganku, kupersilahkan duduk segera kuambilkan minuman dingin yang ada di show cash pendingin yang ada di ruangan itu, “Baik pak memangnya ada perlu apa?” Tanyaku sopan Nampak pak Yahya membenarkan posisi duduknya, kemudian berdehem “Begini dek, apa adek belum bisa menjawab tawaran saya dulu?” Tanya pak Yahya to the point, tapi dengan suara yang terlihat hati-hati Degg aku baru ingat, sekitar dua tahun lalu pak Yahya, yang satu kampung dengan ibuku ini menawarkan putrinya untuk kunikahi, tapi aku beralasan belum siap, aku ingin beli rumah dulu, dan sekarang beliau menanyakan kembali ikhwal itu, secara kan aku sekarang sudah punya rumah, tak kusangka pak Yahya kekeh menunggu diriku “Maaf dek, dengan tidak tahu
‘sepertinya aku pernah melihat kemarin,’batin Darto, dengan spontan Darto duduk, “Maaf mbak, kog mbak bisa masuk kamarku.?” Wanita itu tersenyum sambil beringsut mendudukkan bokongnya di pinggir ranjang menghadap Darto “Kenalkan namaku Mayang.” Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya, yang terlihat putih mulus, tepatnya pucat Darto yang introvert itu dengan malu-malu menerima uluran tangan gadis itu “Namaku Darto, aku pemilik rumah ini, oh ya bagaimana cara mbak masuk tadi?” Gadis itu tersenyum, Darto terpesona dengan senyum gadis itu, tanpa di sangka-sangka gadis itu tiba-tiba sudah berada di pangkuan Darto, dan dengan agresif mencium bibir Darto, Darto yang terkejut dan terkesima dengan perbuatan gadis itu, badannya terpaku tak bergerak, dia tiba-tiba tak berdaya dan tak bisa menolak, karena dengan cepatnya tubuhnya memberikan reaksi, secara kan Darto sudah cukup usia untuk menikah dan merasakan surga dunia, dan karena sifa
‘Ah, aku segera mandi saja, nanti aku tanyakan bab ini ke pak Gino karyawanku yang sudah tua, umurnya kira-kira 55 tahun, dan sering cerita alam ghoib, secara kan dia berasal dari desa yang terkenal dengan keghoibannya’ Darto mempercepat mandinya, dan segera berganti pakaian kerjanya, dan bergegas pergi dari kamar itu, sebelumnya dia bermaksud untuk ke dapur dulu membuat kopi, agar badanya kembali segar oleh efek kafein Dengan masih ada debaran di jantungnya atas peristiwa yang dialaminya, Darto bejalan dengan langkah lebar, dan sedikit berlari saat di tangga, dengan agak tergesa dia menuju dapur “Auwh” darto sedikit berteriak kaget, matanya kembali melotot dan dadanya kembali berdebar lebih hebat, bibirnya terbuka, saking hebat rasa terkejutnya kakinya bergetar, lututnya serasa tak sanggup lagi menahan beban tubuhnya demi rentetan peristiwa yang dialaminya ini Bagaimana tidak kaget, peristiwa kemarin terulang kembali, di atas meja sudah tertata denga