Share

BAB 5

‘Kog seperti gadis dalam mimpiku tadi yah?’ pikirku, ‘Ini nyata atau alam mimpi?’ otakku penuh dengan pertanyaan

"Hai,.... siapa kamu, kog tiba-tiba ada di sini, ada perlu apa?" tanyaku yang kupikir tetanggaku yang sedang memperkenalkan diri

Gadis itu hanya tersenyum, sambil mengerjap-ngerjapkan matanya yang indah itu kutaksir usianya belum genap dua puluh tahunan

Apa mungkin dia anak pak RT yang sedang menanyakan surat-surat kepindahanku, secara aku kan warga baru dan belum sempat mengurus surat-surat kepindahan

“Apakah kamu anak pak RT? Tanyaku, gadis itu menggeleng dengan tetap tersenyum, gemas juga mendengar jawabannya yang cuma mengeleng, menganguk, untung cantik,hihihi pikiran Darto traveling, itulah keajaiban kecantikan, bisa mempermudah segala urusan, pikiran Darto semakin berkelana

'Perasaan tadi pagar sudah kukunci, ah ya mungkin dari siang dia sudah ada disini, atau mungkin gadis ini yang bantu beres-beres barang tadi ya?' pikirku

"Apakah kamu yang bantu beresin barang-barang aku?" tanyaku, gadis itu kembali tersenyum sambil menganggukkan kepalanya

Aku gembira akhirnya menemukan orang yang telah membantuku beres-beres, rasa penasaranku terjawab.

"Terima kasih ya, mau repot-repot membantu" ujarku, gadis itu mengangguk dan tersenyum

"Apa kamu punya gangguan bicara?" tanyaku dengan hati-hati dan bahasa sehalus mungkin, agar dia tidak tersinggung, sebab masalah seperti sangat sensitif 

gadis itu kembali tersenyum, 

"apakah kita bertetangga, atau dimana rumahmu, mau kuantar pulang?"

gadis itu tersenyum menggelengkan kepalanya,

‘Ternyata dia bener-bener gadis tuna wicara’ pikirku

Kugaruk kepalaku dengan bingung, kuhembuskan nafas untuk mengurai kebingunganku, tiba-tiba gadis itu menjawab

“aku tidak punya rumah” suaranya kecil nyaris seperti berbisik, untung telingaku normal sehingga jelas mendengarnya

Aku termangu dengan jawaban itu, aku seorang bujangan, apa kata orang nanti, bila gadis ini kutawari tinggal di sini, apalagi aku warga baru di sini, bisa-bisa di tangkap Hansip dan warga, terus dinikahkan paksa, hii... aku nggak mau, walau gadis ini cantik, aku tidak mungkin main seruduk aja untuk menikahinya, aku juga belum tahu latar belakang gadis ini, apalagi ibuku, pasti dia akan sangat marah kalau aku nikah paksa karena tertangkap warga, aku tidak mau itu terjadi

"Terus adek gak pulang,!emang mau tidur di sini? maaf ya kupanggil adek, karena aku gak tau namamu" kembali si adek tersenyum

Duh senyumnya itu sangat mempesona, tapi tunggu dulu, setelah kuamati, wajahnya sangat putih pucat, seperti tidak ada aliran darah

"Emm, kalo adek tidur disini, silahkan diatas ada kamarku, kamu pakai dulu, aku belum belikan kasur lagi untuk kamar sampingnya, maaf ya, aku bujangan, jadi tidak banyak perlengkapan"

Gadis itu mengangguk dan tersenyum lagi, sambil menangkupkan tangannya, sepertinya dia sedang mengungkapkan terima kasih.

Biarlah malam ini dia tidur di sini, besok akan kuantar ke tempat saudaranya atau apa keg, biar gak jadi skandal di lingkungan, atau bisa juga aku pekerjakan dirumah ini, biar ada yang merawat rumah, semua dibicarakan besok saja, ini kan sudah malam pikirku

"Baiklah segera tidur di atas, sementara aku tidur disini" tangan kukibaskan mempersilahkan si gadis untuk segera pergi ke kamar atas

Gadis itu menggeleng, entah apa maksudnya, dia berusaha meraih tanganku lalu menariknya, tentu aku yang tidak pernah bersentuhan dengan wanita seperti kena setrum 10.000 watt, secara spontan menghempaskan tangannya, tubuh gadis itu terhempas sangat keras

GRUBYAK,,,,

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status