MEONG...
Darto terkejut, dia mengerjap-ngerjapkan matanya, kedua tangannya memegang seekor Kucing dengan menghadap kewajahnya, dengan spontan dia lempar Kucing itu, Kucing itu segera berlalu dari dekat Darto sambil menggoyang-goyangkan ekornya
“Ya tuhan, ternyata mimpi, hi... hampir saja mencium Kucing’ gerutu darto bergidik sambil tangan menepuk-nepuk dadanya
***
POV Darto
Kuregangkan badanku yang terasa kaku, sambil mengerjapkan mata, berusaha dapat melihat sekiling ruangan yang gelap, kugerakkan kepalaku dan badan kekanan-kekiri sampai berbunyi kretek-kretek.
“Oh sudah gelap” gumamku, sambil berdiri melangkah ke diinding dimana saklar lampu berada, kutekan saklar mencoba menyalakan lampu dan byar, cahaya lampu menerangi ruangan
Aku kembali menghempaskan tubuhku ke sofa, kuangkat kedua kakiku ke atas meja, kuselonjorkan kaki agar lebih rilex, kunyalakan sebatang rokok, asap kusembulkan dengan mulut, dan asap itu menyebar di depan mukaku,
Teringat gadis dalam mimpi, aku tersenyum mengingatnya, akhirnya aku terkekeh geli saat juga mengingat akhir mimpiku, yaitu adegan dengan Kucing
Andai dia ada nyata, aku tidak menolaknya, sudah waktunya aku punya seorang istri, pikirku, aku senyum-senym sendiri seperti orang gila
Hatiku tiba-tiba menjadi galau, tiba-tiba saja aku menginginkan seseorang untuk menjadi teman hidup, apalagi di rumah ini aku sendirian, tentu akan terasa asik kalo ada teman
Bagaimana aku mengharapkan seorang istri, pacaran saja aku gak pernah, banyak sih cewek-cewek mencoba mendekati, juga banyak orang tua tetangga-tetangga di rumah ibu menawarkan putrinya kepada ibuku, secara aku kan pekerja keras, dan orangnya tidak neko-neko, mungkin itu penilaian mereka, tapi sungguh aku belum ada kepikiran kearah situ, aku ingin mensejahterakan ibuku dulu, mengingat bagaimana minusnya hidup kami sekeluarga sejak ditinggal ayah, saat itu aku usia sepuluh tahun dan kini saatnya aku membahagiakan ibuku, dia segera mengehempaskan pikirannya yang ngelantur
Hem sudah saatnya aku meneruskan kembali beres-beresnya,
Kuedarkan pandangan ke ruangan, sambil berpikir mau ngerjakan apa dulu ini, untuk menata barang-barang yang belum sempat kutata,
kuhembuskan nafas yang diiringi dengan asap rokok, tiba-tiba perutku berbunyi, tanda menagih janji untuk segera diisi
Hm, apa enaknya aku cari warung di ujung gang itu ya,
aku segera melangkahkan kaki keluar, untuk mencari makan, perut harus segera diisi sebelum melanjutkan kegiatan beres-beres barang pindahan.
***
Setelah makan aku putuskan kembali kerumah untuk membereskan barang-barang pindahan agar besok segera rapi, dan bisa bekerja dengan tenang.
Kubuka pintu pagar, setelah itu kukunci, karena aku berniat tidak keluar rumah lagi, aku melewati halaman, ada bekas taman dan kolam mungil yang tidak terawat, ada banyak lumut dan rumput liar,
Nanti pelan-pelan saat ada waktu senggang akan ku tata kembali taman ini, pikirku
Perut sudah kenyang, tenaga sudah full, saatnya beres-beres, semangatku dalam hati
Kubuka pintu secara santai, kuarahkan kaki menuju barang-barang yang tadi siang di letakkan di tengah ruangan ini,
Aku terbelalak, dadaku berdebar, aku terkejut mendapati barang-barang yang tadi ada di tengah ruangan ini tidak ada.
'Apakah ada maling?' tanyaku dalam hati
Panik dan terkejut aku dibuatnya
Kuedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, aku kembali terkejut sampai terlonjak, dan heran, bagaimana bisa barang-barang itu sudah tertata rapi, dadaku berdebar-debar, tak tahu apa yang sedang terjadi,
Apakah ada keluargaku atau ibuku tadi yang kesini tanpa sepengetahuanku, membantu menata barang-barang ini?' batinku
"Ibu...,! Darmi...,! kak Darman....!” aku berteriak mengira ada seseorang diantaranya ada di sini, sepi, tidak ada jawaban.
Aku kembali mengedarkan pandangan ke sekililing, di bufet itu sudah tertata rapi televisi, saound sistem, dan buku-buku tentang otomotif.
Aku melangkah naik ke kamar atas, mungkin ada salah satu keluargaku yang tertidur kecapekan setelah membantu beres-beres
Ada dua kamar di lantai atas, kubuka salah satu kamar, tidak ada apa-apa, masih kosong, karena memang belum kubelikan tempat tidur,
Kubuka kamar tidur yang satunya, yang rencana sebagai kamarku, kemarin sudah kubelikan tempat tidur, hanya belum kukasih sprei,
Pintu kubuka dan... aku terjengit sampai mataku melotot spontan,
Pintu kubuka dan... aku terjengit sampai mataku melotot spontan, mataku terbelalak, heran, Bagaimana bisa semua sudah rapi, kugaruk kepalaku yang tidak gatal, bagaimana nggak bingung, sedangkan tidak nampak ada seorangpun di rumah itu, aku kan masih sendirian, sedangkan pintu terkunci Sprei sudah terpasang rapi, bantal guling sudah di kasih sarungnya, dan baju-baju aku sudah tertata rapi di lemari. 'hm... pasti ibu atau adikku tadi kesini, yang punya kunci cadangan adalah ibuku, biar kalau pas kesini bisa masuk sendiri tanpa menungguku seandainya aku tidak ada dirumah, coba kutelpon mereka untuk mengucapkan terima kasih,' Kutekan nomor ibu, kutempelkan benda pipih itu ke telingaku, terdengar bunyi memanggil, beberapa saat ada suara dari seberang sana. "Halo, Assalamualaikum, ada apa Dar.. menelpon ibu?" tanya ibuku "Terima kasih bu, udah bantuin beres-beres, aku bisa sedikit santai malam ini," kataku
‘Kog seperti gadis dalam mimpiku tadi yah?’ pikirku, ‘Ini nyata atau alam mimpi?’ otakku penuh dengan pertanyaan "Hai,.... siapa kamu, kog tiba-tiba ada di sini, ada perlu apa?" tanyakuyang kupikir tetanggaku yang sedang memperkenalkan diri Gadis itu hanya tersenyum, sambil mengerjap-ngerjapkan matanya yang indah itu kutaksir usianya belum genap dua puluh tahunan Apa mungkin dia anak pak RT yang sedang menanyakan surat-surat kepindahanku, secara aku kan warga baru dan belum sempat mengurus surat-surat kepindahan “Apakah kamu anak pak RT? Tanyaku, gadis itu menggeleng dengan tetap tersenyum, gemas juga mendengar jawabannya yang cuma mengeleng, menganguk, untung cantik,hihihi pikiran Darto traveling, itulah keajaiban kecantikan, bisa mempermudah segala urusan, pikiran Darto semakin berkelana 'Perasaan tadi pagar sudah kukunci, ah ya mungkin dari siang dia sudah ada disini, atau mungkin gadis ini yang bantu beres-beres barang tadi ya?' piki
GRUBYAK,,,, Aku mengelus-ngelus bokongku yang terasa agak sakit, dan kepalaku juga sedikit sakit, yang ternyata terantuk ujung meja, ternyata aku yang jatuh dari sofa, terus di mana gadis itu 'Aish..... ternyata aku sedang mimpi tadi, tapi kog seperti nyata ya' pikirku 'Ah sudahlah, biar tidur normal dan gak kaku semua nih badan saat bangun, aku tidur di kasur kamarku aja'batinku Aku bangun melangkahkan kaki menuju kamarku, tanganku masih saja mengelus-elus kepala yang benjol, kuhempaskan tubuhku mencari posisi yang enak, kuraih guling dan kupeluk, lalu kutarik selimut sampai kebatas leher, menghalau dingin, Kupejamkan mata ini dengan nyaman. agar besok pagi badanku segar, dan kuagendakan untuk belanja kebutuhan dapur, mengisi kulkas, agar klo sewaktu-waktu aku lapar ada yang kumasak dan kumakan *** Hari masih pagi, sekitar pukul 5, Darto mengerjapkan matanya, mencoba membuka mata, kesadarannya belum sepenuhnya kembali, s
Darto tidak khawatir dengan orang itu, toh rumahnya belum ada barang-barang berharga, yang menggoda untuk dicuri, televisi aja model lama, yang diambil dari kamarnya sewaktu masih tinggal di rumah ibu. Yakin tidak ada suara ataupun tanda-tanda apapun, Darto segera berangkat kerja setelah memastikan dia menutup dan mengunci pintu, dan juga pagar, Darto segera melaju ke tempat kerjanya, yang hanya berjarak sekitar 500 m. *** Saat ini Matahari sudah lingsir (mulai terbenam) Darto bersiap pulang, karyawannya sudah pulang, dia menghitung perolehan usahanya hari itu, seperti biasa, setelah dihitung, dan uangnya dirapikan, dimasukkan amplop, keesokan harinya akan ditabungkan di Bank. Setiap akhir bulan dia ambil kembali tabungan itu, secukupnya untuk diberikan karyawan sebagai gaji, tak lupa, sebagian disisihkan untuk donatur anak yatim, dan yang paling penting lagi jatah bulanan untuk ibu tercinta. Ibunya seorang single parent yang tangguh,
-POV Darto- Darto memegangi lututnya yang sakit sambil bergulingan, nafasnya tak beraturan, wajahnya menampakkan ketakutan yang amat sangat, Dia hendak melarikan diri dari situ, dengan gemetar dan menahan sakitnya, dia berusaha berdiri, sebelum dia sanggup berdiri, posisinya masih duduk dengan lutut di dada, kembali dia dikejutkan sesuatu hal, dan diapun pingsan. *** Kubuka mataku perlahan, tiba-tiba perutku berbunyi kriuk, tanda lapar, kuelus perutku perlahan, kukumpulkan nyawa yang serasa berseraak, aku sedikit linglung, ingatanku sedikit kembali ‘Perasaan tadi aku ada di dapur, kapan aku tidur di sini di kamarku’ batinku Aku sedikit terjengit, ingatanku kembali beberapa saat lalu, saat itu aku di ruang dapur, dan mau masak, ternyata sudah ada makanan diatas meja, ‘Siapa yang masak’ pikirku, aku mencari kesembarang tempat, setelah aku mencari-cari siapa gerangan yang masak, aku tidak menemukannya, Setelah lelah
Kata orang hantu itu takut dengan matahari, alias kalau siang hantu itu kekuatannya melemah, Baiknya besok siang saja aku pulang dan mencoba cara tersebut, *** Alarm ponsel berbunyi keras mengganggu pendengaranku, kucoba meraih benda itu untuk kumatikan alrmnya, Mataku masih sangat berat, aku baru tertidur menjelang subuh, kududukkan badanku dengan susah payah, mencoba mengumpulkan nyawa, kugelengkan kepala kanan dan kiri hingga berbunyi krek….krek, regangkan tubuh dengan merentangkan tangan seluas mungkin, kuhirup udara yang terasa pengap, maklum udara dalam benkel tentu tidak sebagus di kamar rumah, kalo tidak terpaksa aku tidak akan tidur di bengkel, yang notebane banyak sekali bau-bau khas bengkel, Masih teringat kejadian malam tadi di rumahku aku masih merasakan kengerian, bulu kudukku kembali meremang, aku mengingat kembali rencanaku semalam, untuk mengusir hantu itu, Setelah ritual membersihkan diri, aku pakai kembali bajuku sem
Secepatnya aku memacu motornya kembali ke tempat kerja Sesampai di tempat bengkel, terlihatnya pak Yahya duduk di bangku panjang yang disediakan untuk pelanggan Kusalami pak Yahya, segera mempersilahkan ke tempat ruanganku, kupersilahkan duduk segera kuambilkan minuman dingin yang ada di show cash pendingin yang ada di ruangan itu, “Baik pak memangnya ada perlu apa?” Tanyaku sopan Nampak pak Yahya membenarkan posisi duduknya, kemudian berdehem “Begini dek, apa adek belum bisa menjawab tawaran saya dulu?” Tanya pak Yahya to the point, tapi dengan suara yang terlihat hati-hati Degg aku baru ingat, sekitar dua tahun lalu pak Yahya, yang satu kampung dengan ibuku ini menawarkan putrinya untuk kunikahi, tapi aku beralasan belum siap, aku ingin beli rumah dulu, dan sekarang beliau menanyakan kembali ikhwal itu, secara kan aku sekarang sudah punya rumah, tak kusangka pak Yahya kekeh menunggu diriku “Maaf dek, dengan tidak tahu
‘sepertinya aku pernah melihat kemarin,’batin Darto, dengan spontan Darto duduk, “Maaf mbak, kog mbak bisa masuk kamarku.?” Wanita itu tersenyum sambil beringsut mendudukkan bokongnya di pinggir ranjang menghadap Darto “Kenalkan namaku Mayang.” Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya, yang terlihat putih mulus, tepatnya pucat Darto yang introvert itu dengan malu-malu menerima uluran tangan gadis itu “Namaku Darto, aku pemilik rumah ini, oh ya bagaimana cara mbak masuk tadi?” Gadis itu tersenyum, Darto terpesona dengan senyum gadis itu, tanpa di sangka-sangka gadis itu tiba-tiba sudah berada di pangkuan Darto, dan dengan agresif mencium bibir Darto, Darto yang terkejut dan terkesima dengan perbuatan gadis itu, badannya terpaku tak bergerak, dia tiba-tiba tak berdaya dan tak bisa menolak, karena dengan cepatnya tubuhnya memberikan reaksi, secara kan Darto sudah cukup usia untuk menikah dan merasakan surga dunia, dan karena sifa