Share

BAB 3

MEONG...

Darto terkejut, dia mengerjap-ngerjapkan matanya, kedua tangannya memegang seekor Kucing dengan menghadap kewajahnya, dengan spontan dia lempar Kucing itu, Kucing itu segera berlalu dari dekat Darto sambil menggoyang-goyangkan ekornya

“Ya tuhan, ternyata mimpi, hi... hampir saja mencium Kucing’ gerutu darto bergidik sambil tangan menepuk-nepuk dadanya

***

POV Darto

Kuregangkan badanku yang terasa kaku, sambil mengerjapkan mata, berusaha dapat melihat sekiling ruangan yang gelap, kugerakkan kepalaku dan badan kekanan-kekiri sampai berbunyi kretek-kretek.

“Oh sudah gelap” gumamku, sambil berdiri melangkah ke diinding dimana saklar lampu berada, kutekan saklar mencoba menyalakan lampu dan byar, cahaya lampu menerangi ruangan

Aku kembali menghempaskan tubuhku ke sofa, kuangkat kedua kakiku ke atas meja, kuselonjorkan kaki agar lebih rilex, kunyalakan sebatang rokok, asap kusembulkan dengan mulut, dan asap itu menyebar di depan mukaku,

Teringat gadis dalam mimpi, aku tersenyum mengingatnya, akhirnya aku terkekeh geli saat juga mengingat akhir mimpiku, yaitu adegan dengan Kucing

Andai dia ada nyata, aku tidak menolaknya, sudah waktunya aku punya seorang istri, pikirku, aku senyum-senym sendiri seperti orang gila

Hatiku tiba-tiba menjadi galau, tiba-tiba saja aku menginginkan seseorang untuk menjadi teman hidup, apalagi di rumah ini aku sendirian, tentu akan terasa asik kalo ada teman

Bagaimana aku mengharapkan seorang istri, pacaran saja aku gak pernah, banyak sih cewek-cewek mencoba mendekati, juga banyak orang tua tetangga-tetangga di rumah ibu menawarkan putrinya kepada ibuku, secara aku kan pekerja keras, dan orangnya tidak neko-neko, mungkin itu penilaian mereka, tapi sungguh aku belum ada kepikiran kearah situ, aku ingin mensejahterakan ibuku dulu, mengingat bagaimana minusnya hidup kami sekeluarga sejak ditinggal ayah, saat itu aku usia sepuluh tahun dan kini saatnya aku membahagiakan ibuku, dia segera mengehempaskan pikirannya yang ngelantur

Hem sudah saatnya aku meneruskan kembali beres-beresnya,

Kuedarkan pandangan ke ruangan, sambil berpikir mau ngerjakan apa dulu ini, untuk menata barang-barang yang belum sempat kutata, 

kuhembuskan nafas yang diiringi dengan asap rokok, tiba-tiba perutku berbunyi, tanda menagih janji untuk segera diisi

Hm, apa enaknya aku cari warung di ujung gang itu ya,

aku segera melangkahkan kaki keluar, untuk mencari makan, perut harus segera diisi sebelum melanjutkan kegiatan beres-beres barang pindahan.

***

Setelah makan aku putuskan kembali kerumah untuk membereskan barang-barang pindahan agar besok segera rapi, dan bisa bekerja dengan tenang.

Kubuka pintu pagar, setelah itu kukunci, karena aku berniat tidak keluar rumah lagi, aku melewati halaman, ada bekas taman dan kolam  mungil yang tidak terawat, ada banyak lumut dan rumput liar, 

Nanti pelan-pelan saat ada waktu senggang akan ku tata kembali taman ini, pikirku

Perut sudah kenyang, tenaga sudah full, saatnya beres-beres, semangatku dalam hati

Kubuka pintu secara santai, kuarahkan kaki menuju barang-barang yang tadi siang di letakkan di tengah ruangan ini,

Aku terbelalak, dadaku berdebar, aku terkejut mendapati barang-barang yang tadi ada di tengah ruangan ini tidak ada.

'Apakah ada maling?' tanyaku dalam hati

Panik dan terkejut aku dibuatnya

Kuedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, aku kembali terkejut sampai terlonjak, dan heran, bagaimana bisa barang-barang itu sudah tertata rapi, dadaku berdebar-debar, tak tahu apa yang sedang terjadi,

Apakah ada keluargaku atau ibuku tadi yang kesini tanpa sepengetahuanku, membantu menata barang-barang ini?' batinku

"Ibu...,! Darmi...,! kak Darman....!” aku berteriak mengira ada seseorang diantaranya ada di sini, sepi, tidak ada jawaban.

Aku kembali mengedarkan pandangan ke sekililing, di bufet itu sudah tertata rapi televisi, saound sistem, dan buku-buku tentang otomotif.

Aku melangkah naik ke kamar atas, mungkin ada salah satu keluargaku yang tertidur kecapekan setelah membantu beres-beres

Ada dua kamar di lantai atas, kubuka salah satu kamar, tidak ada apa-apa, masih kosong, karena memang belum kubelikan tempat tidur,

Kubuka kamar tidur yang satunya, yang rencana sebagai kamarku, kemarin sudah kubelikan tempat tidur, hanya belum kukasih sprei,

Pintu kubuka dan... aku terjengit sampai mataku melotot spontan,

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status