GRUBYAK,,,,
Aku mengelus-ngelus bokongku yang terasa agak sakit, dan kepalaku juga sedikit sakit, yang ternyata terantuk ujung meja, ternyata aku yang jatuh dari sofa, terus di mana gadis itu
'Aish..... ternyata aku sedang mimpi tadi, tapi kog seperti nyata ya' pikirku
'Ah sudahlah, biar tidur normal dan gak kaku semua nih badan saat bangun, aku tidur di kasur kamarku aja' batinku
Aku bangun melangkahkan kaki menuju kamarku, tanganku masih saja mengelus-elus kepala yang benjol, kuhempaskan tubuhku mencari posisi yang enak, kuraih guling dan kupeluk, lalu kutarik selimut sampai kebatas leher, menghalau dingin,
Kupejamkan mata ini dengan nyaman. agar besok pagi badanku segar, dan kuagendakan untuk belanja kebutuhan dapur, mengisi kulkas, agar klo sewaktu-waktu aku lapar ada yang kumasak dan kumakan
***
Hari masih pagi, sekitar pukul 5, Darto mengerjapkan matanya, mencoba membuka mata, kesadarannya belum sepenuhnya kembali, samar-samar dia mendengar suara pintu kamar di buka terus ditutup kembali, Darto spontan menoleh kearah pintu yang sudah tertutup kembali,
Tiba-tiba bulu kuduknya merinding
‘apa aku sedang berhalusinasi ya’ pikirnya
Darto segera menggeliatkan tubuhnya, dan segera mandi, mau ke pasar tradisional, untuk belanja sayur dan ikan, kopi teh dan susu juga belum ada persediaan di dapur,
Setelah ritual mandi dan bergantai pakaian santai dengan celana army selutut yang banyak sakunya, dia turun dengan santai.
Dia ambil motornya, dikeluarkan dari garasi, dan segera dia melaju menuju pasar, yang jaraknya sekitar satu Km dari rumahnya,
Dia belanja segala keperluannya, dia sekarang menenteng dua tas kresek besar ditangan kanan kirinya, dan segera pulang setelah semua kebutuhannya terbeli
Saat sepeda sudah masuk di gang kampungnya, dia berpapasan dengan beberapa warga kampung, yang belum dia kenal, dia hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum ramah,
'Aku belum sempat sowan ke pak RT, dan silaturrohmi dengan tetangga-tetangga, ntar sore aku akan lakukan, biar kenal dengan tetangga-tetangga' batin Darto
Memang begitulah seharusnya, sebagai warga kampung baru, harusnya memperkenalkan diri ke warga, dan tetangga, sehingga terjalin kekeluargaan, dan keharmonisan dalam bertetangga.
Darto memarkirkan motornya, melangkah masuk rumah dengan santai, ditaruhnya barang belanjaanya di atas meja dapur baru yang dibelinya kemarin, meja makan ini menyatu dengan dapur, terletak di tengah dapur, dengan rak-rak dapur yang menempel di dinding melingkar di sisi ruangan.
Darto melangkahkan kaki keatas, untuk mandi lagi, tadi di pasar, bajunya, kecipratan air ikan saat dia memilih-milih ikan, baunya amis, dan juga berniat mandi lagi, karena keringat membuat badannya terasa lengket, di pasar tadi dia berjubelan berdesak-desakan, sangat panas dan bau campur aduk, bau sayuran busuk, amisnya ikan dan lain-lain berbaur jadi satu
Setelah mandi dan berganti baju, Darto turun berniat untuk melanjutkan kegiatan, untuk menata belanjaanya di tempat yang seharusnya.
Sesampai di ruang dapur dia menuju meja makan,
"Ha....!" serunya,
Darto terkejut, heran, barang belanjaanya, tidak ada.... dia melongok ke bawah meja, barangkali jatuh, ternyata juga tidak ada,
Dia edarkan pandangannya kesekeliling, dia tersenyum saat melihat barang-barang belanjaanya sudah tertata rapi
Kopi, gula, susu, ada di toples di rak dapur,
Darto melangkah pelan menuju kulkas, ia yakin, sayur-mayur, buah dan ikan yang tadi dibelinya juga sudah ditata di dalam kulkas, dibukanya kulkas itu, dia kembali tersenyum, sayur, buah, ikan juga sudah tertata rapi,
‘Hmm bener kan dugaanku,’ lihat isi kulkas yang rapi
‘Hmm... pasti ada yang mau ngeprank nih,’ batin Darto
"Hoy.... gak usah sembunyi, aku tahu, kamu mau ngeprank aku ya?, nama kontenmu apa biar aku subscribe dah!” seru Darto sambil mata mengedar ke sekeliling, barangkali ada yang sedang bersembunyi,
"Siapapun kamu, ku ucapkan terimakasih ya, sudah bantuin aku dari kemarin" seru Darto lagi, tidak ada jawaban, atau gerakan mencurigakan, hening,
"Maaf ya, aku tidak punya waktu untuk bermain, soalnya aku mau berangkat kerja, pulang sekitar jam 5 sore, kalo, ngeprank sekalian ya, nanti pas aku pulang, sudah ada makanan di meja" seru Darto sambil cengar-cengir sendiri,
'Hihihihi' Darto senyum geli dengan permintaanya yang mengada-ada.
"Sudah deh aku berangkat dulu" teriak Darto berharap orang yang lagi sembunyi mendengar, atau menjawabnya
“Oh ya, nama chanelmu apa?, nanti aku subscribe dah, pasti tentang prank-prank ya?” Darto mengulang pertanyaannya tadi
“yuk dah aku berangkat……! Seru Darto sambil melangkah pergi
Saat menutup pagar, sudut mata Darto melihat tak sengaja, gorden jendela tersingkap sedikit, saat dia hendak menajamkan pandangannya, gorden itu tertutup kembali, Darto sedikit mengernyit,
‘apa mungkin aku salah lihat ya?, dalam rumah apa mungkin ada angin?’ pikir Darto
Darto tidak khawatir dengan orang itu, toh rumahnya belum ada barang-barang berharga, yang menggoda untuk dicuri, televisi aja model lama, yang diambil dari kamarnya sewaktu masih tinggal di rumah ibu. Yakin tidak ada suara ataupun tanda-tanda apapun, Darto segera berangkat kerja setelah memastikan dia menutup dan mengunci pintu, dan juga pagar, Darto segera melaju ke tempat kerjanya, yang hanya berjarak sekitar 500 m. *** Saat ini Matahari sudah lingsir (mulai terbenam) Darto bersiap pulang, karyawannya sudah pulang, dia menghitung perolehan usahanya hari itu, seperti biasa, setelah dihitung, dan uangnya dirapikan, dimasukkan amplop, keesokan harinya akan ditabungkan di Bank. Setiap akhir bulan dia ambil kembali tabungan itu, secukupnya untuk diberikan karyawan sebagai gaji, tak lupa, sebagian disisihkan untuk donatur anak yatim, dan yang paling penting lagi jatah bulanan untuk ibu tercinta. Ibunya seorang single parent yang tangguh,
-POV Darto- Darto memegangi lututnya yang sakit sambil bergulingan, nafasnya tak beraturan, wajahnya menampakkan ketakutan yang amat sangat, Dia hendak melarikan diri dari situ, dengan gemetar dan menahan sakitnya, dia berusaha berdiri, sebelum dia sanggup berdiri, posisinya masih duduk dengan lutut di dada, kembali dia dikejutkan sesuatu hal, dan diapun pingsan. *** Kubuka mataku perlahan, tiba-tiba perutku berbunyi kriuk, tanda lapar, kuelus perutku perlahan, kukumpulkan nyawa yang serasa berseraak, aku sedikit linglung, ingatanku sedikit kembali ‘Perasaan tadi aku ada di dapur, kapan aku tidur di sini di kamarku’ batinku Aku sedikit terjengit, ingatanku kembali beberapa saat lalu, saat itu aku di ruang dapur, dan mau masak, ternyata sudah ada makanan diatas meja, ‘Siapa yang masak’ pikirku, aku mencari kesembarang tempat, setelah aku mencari-cari siapa gerangan yang masak, aku tidak menemukannya, Setelah lelah
Kata orang hantu itu takut dengan matahari, alias kalau siang hantu itu kekuatannya melemah, Baiknya besok siang saja aku pulang dan mencoba cara tersebut, *** Alarm ponsel berbunyi keras mengganggu pendengaranku, kucoba meraih benda itu untuk kumatikan alrmnya, Mataku masih sangat berat, aku baru tertidur menjelang subuh, kududukkan badanku dengan susah payah, mencoba mengumpulkan nyawa, kugelengkan kepala kanan dan kiri hingga berbunyi krek….krek, regangkan tubuh dengan merentangkan tangan seluas mungkin, kuhirup udara yang terasa pengap, maklum udara dalam benkel tentu tidak sebagus di kamar rumah, kalo tidak terpaksa aku tidak akan tidur di bengkel, yang notebane banyak sekali bau-bau khas bengkel, Masih teringat kejadian malam tadi di rumahku aku masih merasakan kengerian, bulu kudukku kembali meremang, aku mengingat kembali rencanaku semalam, untuk mengusir hantu itu, Setelah ritual membersihkan diri, aku pakai kembali bajuku sem
Secepatnya aku memacu motornya kembali ke tempat kerja Sesampai di tempat bengkel, terlihatnya pak Yahya duduk di bangku panjang yang disediakan untuk pelanggan Kusalami pak Yahya, segera mempersilahkan ke tempat ruanganku, kupersilahkan duduk segera kuambilkan minuman dingin yang ada di show cash pendingin yang ada di ruangan itu, “Baik pak memangnya ada perlu apa?” Tanyaku sopan Nampak pak Yahya membenarkan posisi duduknya, kemudian berdehem “Begini dek, apa adek belum bisa menjawab tawaran saya dulu?” Tanya pak Yahya to the point, tapi dengan suara yang terlihat hati-hati Degg aku baru ingat, sekitar dua tahun lalu pak Yahya, yang satu kampung dengan ibuku ini menawarkan putrinya untuk kunikahi, tapi aku beralasan belum siap, aku ingin beli rumah dulu, dan sekarang beliau menanyakan kembali ikhwal itu, secara kan aku sekarang sudah punya rumah, tak kusangka pak Yahya kekeh menunggu diriku “Maaf dek, dengan tidak tahu
‘sepertinya aku pernah melihat kemarin,’batin Darto, dengan spontan Darto duduk, “Maaf mbak, kog mbak bisa masuk kamarku.?” Wanita itu tersenyum sambil beringsut mendudukkan bokongnya di pinggir ranjang menghadap Darto “Kenalkan namaku Mayang.” Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya, yang terlihat putih mulus, tepatnya pucat Darto yang introvert itu dengan malu-malu menerima uluran tangan gadis itu “Namaku Darto, aku pemilik rumah ini, oh ya bagaimana cara mbak masuk tadi?” Gadis itu tersenyum, Darto terpesona dengan senyum gadis itu, tanpa di sangka-sangka gadis itu tiba-tiba sudah berada di pangkuan Darto, dan dengan agresif mencium bibir Darto, Darto yang terkejut dan terkesima dengan perbuatan gadis itu, badannya terpaku tak bergerak, dia tiba-tiba tak berdaya dan tak bisa menolak, karena dengan cepatnya tubuhnya memberikan reaksi, secara kan Darto sudah cukup usia untuk menikah dan merasakan surga dunia, dan karena sifa
‘Ah, aku segera mandi saja, nanti aku tanyakan bab ini ke pak Gino karyawanku yang sudah tua, umurnya kira-kira 55 tahun, dan sering cerita alam ghoib, secara kan dia berasal dari desa yang terkenal dengan keghoibannya’ Darto mempercepat mandinya, dan segera berganti pakaian kerjanya, dan bergegas pergi dari kamar itu, sebelumnya dia bermaksud untuk ke dapur dulu membuat kopi, agar badanya kembali segar oleh efek kafein Dengan masih ada debaran di jantungnya atas peristiwa yang dialaminya, Darto bejalan dengan langkah lebar, dan sedikit berlari saat di tangga, dengan agak tergesa dia menuju dapur “Auwh” darto sedikit berteriak kaget, matanya kembali melotot dan dadanya kembali berdebar lebih hebat, bibirnya terbuka, saking hebat rasa terkejutnya kakinya bergetar, lututnya serasa tak sanggup lagi menahan beban tubuhnya demi rentetan peristiwa yang dialaminya ini Bagaimana tidak kaget, peristiwa kemarin terulang kembali, di atas meja sudah tertata denga
Gerakan ini sontak membuat Darto terpaku, tidak bisa bergerak, Darto diam saja membeku, tiba-tiba otaknya menjadi kosong, dan entah bagaimana kejadiannya, Darto secara tidak sadar telah melingkarkan tangannya ke pinggang obyek tak kasat mata itu, kalau di lihat oleh orang lain Darto seperti merangkul benda kosong, tapi tidak bagi Darto, dia bisa merasakan dan menyentuh seorang gadis, Meski Darto seorang pemalu tapi dia seorang pria normal, dan akan bereaksi kalau menerima godaan dahsyat semacam ini. Darto terbawa arus, menikmati gairahnya, dan kembali merasakan sensasi gairah seperti semalam, tanpa disadari dua insan yang sedang di puncak gairah itu sudah berada di atas sofa, Darto bergerak menggila di puncak gairahnya, dan akhirnya Darto kembali puas Darto tertelungkup di sofa panjang itu, dengan rasa lemas dan puas, kalau saja ada yang melihat posisi Darto, pasti merasa heran dan bertanya-tanya, bagaimana bisa darto tertelungkup dengan sedikit mengamb
Darto tersenyum lalu dia merangkul tubuh Mayang, tentu saja Darto merespon, dan tubuhnya kembali bergairah, Mungkin bisa di samakan dengan kemantin baru, setiap saat penuh gairah, dia kembali menegang, mereka kembali berpelukan dengan rapat, DERRRT DERRRRT Hand Phon Darto bordering, mereka menghentikan aktifitas panasnya, Darto mengambil gawainya di dalam sakunya, “Halo…!” suara Darto agak keras, karena dia sedikit merasa terganggu karena terputus kegiatan menyenangkan tadi “Halo Bos, ini ada pak Eka ingin bertemu, bapak datang apa tidak, ini sudah hampir jam 10 lho bos,” Cerocos Agung, karyawan kepercayaan Darto ‘Ah sial… aku sampai lupa kalau ada janji dengan pak Eka’ “Ok Gung suruh tunggu ya, aku OTW” *kebiasaan orang kita, padahal belum juga berangkat, “Mayang, aku berangkat dulu ya,” pamit Darto Tentu saja tidak ada jawaban, “aku pulang sekitar jam lima, kamu baik-baik dirumah”