LOGINSeorang pria yang memakai jubah hitam memasuki aula kekaisaran. Langkahnya diikuti oleh aura gelap yang sangat menakutkan. Selain menakutkan, aura pria berjubah hitam itu membuat siapapun tidak berani bergerak.
"Di mana dia?" tanya pria itu. Aula seketika menjadi hening. Semuanya terdiam dan bertanya-tanya pria misterius itu mencari siapa. Karena tidak ada jawaban, pria itu mengeluarkan aura yang lebih menakutkan. "Jawab atau kalian semua mati!" pintanya dengan marah. "Tuan, siapa yang Anda maksud?" tanya Kaisar Jiang Bei. Pria misterius itu tidak menjawab. Ia menarik kembali auranya dan memperlihatkan lukisan seorang wanita. Melihat lukisan itu, semua orang yang ada di aula saling pandang. "Dua puluh tiga tahun yang lalu, dia dibawa ke istana ini! Sepuluh tahun lalu, aku mendengar kabar bahwa kelompok misterius membunuhnya," jelas pria misterius itu. "Katakan di mana makamnya dan anaknya ada di mana sekarang!" pintanya. Kaisar Jiang Bei menghela napas panjang. Perempuan di lukisan itu memang datang ke istana 23 tahun lalu. Bahkan perempuan itu juga sempat menikah dengan salah satu putra kaisar terdahulu. Sayangnya, beberapa hari setelah menikah, suami perempuan itu meninggal misterius dan dia menghilang saat itu juga. "Dua puluh tiga tahun lalu, perempuan itu datang dan menikah dengan kakakku. Beberapa hari setelah menikah, kakakku dibunuh oleh seseorang. Setelah hari itu, perempuan itu menghilang tanpa jejak," jelas Kaisar Jiang Bei. "Setelah menemukan cucuku, aku akan membuat perhitungan dengan kalian!" Sosok misterius itu menghilang. Setelah sosok itu pergi, barulah para petinggi istana berani bersuara. "Yang Mulia, mengapa Anda berbohong? Bukankah Yang Mulia sendiri yang membunuh Jiang Feng?" tanya Perdana Menteri. "Diam dan jangan sampai rahasia ini bocor!" pinta Kaisar Jiang. Di tempat lain, Shen Liang menatap langit melalui jendela penginapan dengan mata menyipit. Asap hitam melintas di penginapan dengan sangat cepat. Belum sempat dia bereaksi, sesosok pria berjubah hitam muncul di belakangnya. "Ada yang dapat kubantu, Senior?" tanya Shen Liang. "Kamu anak Yue Lan, kan?" tanya pria itu. "Benar, Yue Lan ibuku," jawabnya. Mata pria itu berkaca-kaca. Ia melepas jubah hitamnya dan menghampiri Shen Liang. Tatapannya berubah saat sosok lain yang memakai jubah hitam muncul di sana. Sosok berjubah dan bertopeng itu berlutut dan memberi hormat. "Tuan, bawahan menemukan informasi penting," ucap sosok. bertopeng itu. "Nona Yue Lan memiliki dua orang anak. Anak pertama Jiang Linghu dan anak keduanya …. " ucapan sosok bertopeng itu terhenti saat melihat Shen Liang. Ia mengeluarkan sebuah gulungan berisi lukisan seorang anak kecil. "Siapa anak keduanya?" Pria itu bertanya dengan nada kesal. Sosok bertopeng itu tak menjawab. Ia hanya menunjuk Shen Liang dan memperlihatkan seorang anak kecil. Setelah memperlihatkan lukisan anak kecil, sosok tersebut memberikan gulungan lain kepada pria bertopeng tersebut. "Menurut informasi, Tuan Muda Linghu dipenjara oleh Kaisar Jiang Bei," jelas sosok itu lalu menghilang tanpa jejak. "Sebenarnya apa hubuang senior dengan ibuku?" tanya Shen Liang. "Namaku Yue Lingmo, dan Yue Lan adalah putriku satu-satunya. Berbeda denganku dan saudara-saudaranya, Lan'er tidak memiliki akar roh kegelapan. Dengan kata lain, kamu cucuku," jelas pria itu. Shen Liang menatap dingin pria di depannya. Ingatannya kembali ke 10 tahun lalu, tepat sebelum ibunya dibunuh. Saat itu, ibunya menceritakan semua masa lalunya, termasuk kenyataan pahit bahwa saudara-saudara selalu menyiksanya. "Dulu, ibuku tidak punya tempat bercerita. Semuanya diceritakan padaku. Katanya, saudara-saudaranya selalu menyiksa dan statusnya di klan Yue tidak lebih dari seorang pelayan. Ibu berpesan agar aku mencari Kakaku, bukan keluarganya," jelas Shen Liang. "Kakek mohon! Kembalilah ke klan Yue. Izinkan orang tua ini menebus semuanya!" Yue Liangmo berlutut di hadapan Shen Liang, cucunya. Pria itu menangis dengan kepala menunduk. Meskipun terkenal dengan julukan Kaisar Kegelapan, tapi dia bukan manusia berhati iblis. "Jika kamu ingin pulang, bawa serta istrimu juga!" jelasnya. "Baiklah, Kakek, aku akan ikut," jawabnya meski sebenarnya dia tidak mau menginjakkan kakinys di klan yang pernah menyiksa ibunya. "Li Gege, siapa dia?" tanya Jiang Mei. "Dia Kakekku. Kakek memintaku ke klan Yue," jelas Shen Liang. "Menantu memberi hormat kepada Kakek!" Jiang Mei hendak berlutut, tapi energi berbentuk benang tipis langsung menghentikannya. "Kakek ke sini untuk menjemput kedua cucuku. Satunya lagi adalah Jiang Linghu," jelas Yue Lingmo. "Kakak Lingmo, saat berusia 15 tahun, ayah memenjarakannya tanpa alasan yang jelas. Terakhir kali mengunjunginya, dia berlatih bersama seorang lelaki tua," jelas Jiang Mei. "Kalian berdua tunggu di sini!" Yue Lingmo berubah menjadi asap hitam dan melesat ke istana kekaisaran. Sekitar setengah jam kemudian, dia kembali bersama seorang pemuda yang sudah tak sadarkan diri. Tubuh pemuda itu penuh luka dan juga terdapat segel darah di dadanya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Shen Liang langsung melepas segel darah di dada kakaknya. Bukan hanya itu, dia juga menyembuhkan luka-luka kakaknya menggunakan elemen cahaya. Setelah beberapa menit, pemuda itu membuka matanya. "Di mana ini?" tanyanya dengan bingung. "Kamu ada di neraka," jawab Shen Liang. Pemuda itu melompat dari tempat tidur karena kaget. Saat melihat sekelilingnya, ia langsung kesal. "Kamu juga ada di sini?" Pemuda itu sangat senang saat melihat Jiang Mei, adik sepupunya. "Kakak tidak menanyakan siapa dia?" tanya Jiang Mei sembari menunjuk Shen Liang. "Siapa dia, aku tidak peduli sama sekali," jawab Jiang Linghu. "Kalau begitu, kubuat kamu pingsan lagi!" Kesal dengan jawaban kakaknya, Shen Liang membentuk puluhan jarum petir. "Kalian berdua lahir dari rahim yang sama. Jadi, jangan bertengkar," jelas Jiang Mei. "Satu rahim?" Jiang Linghu mengalihkan pandangannya ke Shen Liang. Ia menatap pemuda di depannya dari kepala hingga kaki. Mata pemuda itu sangat mirip dengannya, sama-sama hijau. Tentu saja hal itu membuatnya bingung. Pasalnya yang punya mata hijau hanya ibunya seorang. "Ayah kita berbeda. Ayahmu Pangeran Kekaisaran, sementara ayahku seorang bajingan tidak bertanggung jawab," jelas Shen Liang dengan kesal. "Pengasuhku bilang ibuku menghilang setelah aku dilahirkan. Satu-satunya keinginanku adalah bertemu dengannya," jelasnya. "Sebaiknya kubur jauh-jauh keinginanmu itu. Ibu dibunuh oleh sekelompok pembunuh dari organisasi naga hitam 10 tahun lalu." Jiang Linghu hanya bisa memendam amarahnya. Naga hitam, organisasi itu dipimpin oleh Jiang Bei 10 tahun lalu. Setelah menjadi Kaisar, pemimpin organisasi diserahkan kepada adiknya yang lain, putra ketiga Kaisar sebelumnya. "Sebaiknya kita kembali ke klan dulu!" Yue Liangmo mengalihkan topik pembicaraan. Lelaki itu membuka sebuah portal. Bersama Shen Liang, Linghu, dan Jiang Mei, ia memasuki portal. Tak lama kemudian, mereka muncul di sebuah lembah. "Tempat ini …. " Shen Liang melihat sekelilingnya. Tiba-tiba saja, tangis dan teriakan seorang anak laki-laki menggema di telinganya. Kenangan buruk yang sempat hilang, muncul di kepalanya seperti film lama yang diputar kembali. "Huahahaha, bocah sampah!" tawa seseorang menggema di telinganya. Di lembah yang sama, 12 tahun lalu, Patriark Shen Long meninggalkannya di lembah itu. Di tempat itulah, akar rohnya dicabut dan dipindahkan ke Shen Feng."Sistem, apakah dia ibumu?" Shen Liang bertanya dengan penuh semangat. Ekspresinya seketika berubah masam saat melihat kepala yang menggeleng di layar hologram. "Bukan, dia teman dekat ibumu! Potret ibumu tidak dapat di deteksi," jelas sistem. "Dasar sistem aneh!" kesalnya. Shen Liang duduk di pinggiran kasur dengan putus asa. Bahkan, pemilik asli tubuh yang ditempatinya tidak memiliki memori apa pun yang berkaitan dengan Yue Lan, ibunya. Jangankan dia, bahkan sistem pun tidak mendapatkan potret ibunya. "Sistem, apakah ingatan masa lalu tubuh ini bisa diekstrak?" tanyanya. "Sangat mudah, tapi biayanya sejuta batu spirit kualitas terbaik!" jawab sistem dengan santai, seolah satu juta sangat sedikit. "Lebih baik aku mencari tahu sendiri!" Shen Liang beranjak. Ia pintu kamar, ia berpapasan dengan Jiang Mei yang entah dari mana. "Li Ge, Kakek menitipkan lukisan ini padaku. Katanya, ini adalah lukisan ibumu!" Shen Liang mengambil lukisan yang dibawa oleh Jiang Mei. Ia
Kraaakk Topeng Tetua yang digunakan Tetua Yang hancur. Wajah yang tersembunyi di balik topeng selama puluhan tahun akhirnya terlihat. Wajah yang ada di balik itu bukanlah pria setengah baya atau pria paruh baya, melainkan seseorang yang tampak sangat muda. "Ketahuan juga!" Tetua Yang menyeringai. Matanya memerah dan kuku-kukunya memanjang. "Hidupmu berakhir di sini!" Tetua Yang menyerang menggunakan cakarnya. Matanya merahnya bersinar kemerahan. Ia terus menyerang Shen Liang yang selalu menghindar. Slaaassssshhhh Tiba-tiba saja, sebuah pedang terbang ke arahnya dengan cepat. bukan untuk menyerangnya, melainkan memotong kuku-kukunya yang panjang. Ia mundur beberapa langkah sembari menatap tajam pedang yang baru saja memotong kukunya. "Pedang naga langit! Bagaimana mungkin pedang itu ada di tanganmu?" tanya Tetua Yang. "Bertahun-tahun aku mencari pedang itu, tapi tak pernah kutemukan. Ternyata pedang itu kamu simpan! Bagus sekali!" Tetua Yang menyeringai. Ia mengelua
"Peringatan, Raja Iblis mendekat!" Sistem memunculkan layar hologram dengan simbol bahaya yang berkedip tanpa henti. Hal itu membuat Shen Liang panik dan berlari ke jendela. Keningnya berkerut saat tidak menemukan apa pun. Bahkan, jejak iblis tidak terlihat sama sekali. "Peringatan! Tuan Rumah harus berhati-hati!" Sistem kembali mengeluarkan peringatan. "Meow!" Suara kucing mengeong membuatnya nyaris melompat. Saat melihat kucing kecil di dekatnya, ia langsung kesal. Tidak ada Raja Iblis di tempat itu, artinya sistem sedang mempermainkannya. "Terdeteksi Raja Iblis ada di dekat Tuan!" Suara sistem membuat kepalanya sakit. Di dekatnya ada Raja Iblis? Ia hampir saja tertawa. Pasalnya yang ada di dekatnya hanyalah kucing kecil dan seekor laba-laba hitam dengan garis hijau. "Tuan, jangan tertawa! Raja Iblis masih mengintai!" Untuk kesekian kalinya, sistem memperingatkannya. Peringatan itu membuatnya takut. Bukan takut mati, tapi takut tidak bisa mengalahkan Raja Iblis. Denga
Tawa orang-orang menggema di telinganya. Tak beberapa lama, tawa itu menghilang dan bayangan seorang gadis muncul di kepalanya. Gadis kecil yang terluka parah menjsfikan dirinya tameng. "Li Gege, ada apa?" Suara Jiang Mei menyadarkannya. "Aku pernah ke sini! Saat usiaku 12 tahun, ayahku meninggalkanku di lembah ini! Selama berhari-hari, orang-orang selalu memukulku," jelasnya. "Lalu, apa yang mengganggumu?" tanya Jiang Linghu. "Seorang gadis kecil menyelamatkanku. Karena menyelamatkanku, dia terkena panah dan meninggal saat itu juga," jelas Shen Liang. "Apakah kamu ingat nama gadis itu?" tanya Yue Lingmo. Shen Liang menggelengkan kepalanya. Ingatannya tentang gadis itu hilang, hanya ingatan samar saja yang tersisa. Bahkan selama bertahun-tahun, ingatannya tentang kejadian di lembah juga menghilang. "Dua belas tahun lalu, sepertinya kamu salah ingat. Di klan Yue, tidak ada gadis kecil yang meninggal karena tertusuk panah," jelas Yue Lingmo. "Ingatan itu samar! Tidak
Seorang pria yang memakai jubah hitam memasuki aula kekaisaran. Langkahnya diikuti oleh aura gelap yang sangat menakutkan. Selain menakutkan, aura pria berjubah hitam itu membuat siapapun tidak berani bergerak. "Di mana dia?" tanya pria itu. Aula seketika menjadi hening. Semuanya terdiam dan bertanya-tanya pria misterius itu mencari siapa. Karena tidak ada jawaban, pria itu mengeluarkan aura yang lebih menakutkan. "Jawab atau kalian semua mati!" pintanya dengan marah. "Tuan, siapa yang Anda maksud?" tanya Kaisar Jiang Bei. Pria misterius itu tidak menjawab. Ia menarik kembali auranya dan memperlihatkan lukisan seorang wanita. Melihat lukisan itu, semua orang yang ada di aula saling pandang. "Dua puluh tiga tahun yang lalu, dia dibawa ke istana ini! Sepuluh tahun lalu, aku mendengar kabar bahwa kelompok misterius membunuhnya," jelas pria misterius itu. "Katakan di mana makamnya dan anaknya ada di mana sekarang!" pintanya. Kaisar Jiang Bei menghela napas panjang. Perempu
Utusan kekaisaran tiba di kota Naga Biru dengan cepat. Selain ditugaskan menyelidiki kematian putra mahkota, mereka juga ditugaskan mencari pemilik elemen cahaya di kota itu. Sayangnya, hingga matahari terbit keesokan harinya, mereka tidak menemukan petunjuk apa pun. "Lama-lama bosan juga melihat prajurit yang lalu-lalang." Shen Liang berkomentar. "Tuan Putri, Yang Mulia meminta Anda kembali ke istana bersama Tuan Muda Shen!" ucap seorang prajurit. "Baiklah, kami akan ke sana!" Walaupun enggan, tapi Jiang Mei tetap saja memenuhi perintah ayahnya. Dia bisa menebak sambutan yang akan didapatnya saat sampai di istana kekaisaran yang megah. "Silahkan masuk ke portal!" pinta prajurit itu dengan sopan. Jiang Mei dan Shen Liang memasuki portal. Perjalanan dengan lebih dari 5 bulan dilalui hanya dengan waktu kurang dari 5 menit. Saat tiba di istana, lonceng suci berdentang tanpa henti. Suara yang keras dan berulang dari lonceng suci menarik perhatian orang-orang istana. Sete







