Share

Bab 16

Bab 16

POV Aura

Aku serahkan kertas yang sudah kuambil. Pertama kalinya, aku perlihatkan kepada kedua mertuaku yang tadi sempat tak percaya dengan kata-kataku.

"Ini, silakan dibaca," ucapku sembari menyerahkan kertas padanya.

Kulihat matanya memerah ketika membaca isi dari surat yang kuberikan. Lalu bola matanya pindah ke arah suaminya, yaitu Papa Kaisar. Setelah itu, mereka saling beradu pandang, dan kertas itu diambil paksa papaku, Papa Malik.

Kedua orang tuaku membacanya bersama-sama, lalu mereka pun menghela napas berat bersamaan. Sakit pastinya setelah mengetahui anaknya disakiti oleh lelaki yang pernah berjanji untuk setia sehidup semati.

Mata mama memandangku sendu, ketidaktegaan terhadap anak semata wayangnya terpancar di wajahnya. Namun, tidak dengan mertuaku, Mama Erlin. Matanya m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status