'Ini tidak bisa terjadi. TIDAK MUNGKIN !' Batin Esme berteriak ketika melihat sosok yang ada di depannya sudah tergeletak tak bernyawa lagi dengan sebuah peluru yang masih tersimpan di dalam kepala orang tersebut akibat tembakan yang ia kenakan kepada diri sendiri.
Esme sudah berusaha mati-matian menanti penderitaannya dan inikah hasil yang Esme dapatkan ? Andai saja ia tidak mendengar perkataan Frederick dan perkataan Johan maka orang yang ada di depannya tersebut tidak akan berakhir segampang ini. Esme tidak terima jika Theizz harus berakhir dengan jalan yang begitu cepat, yaitu dengan bunuh diri. Esme ingin membuat Theizz merasakan sebuah penderitaan di dalam sel penjara dengan tuduhannya selama seluruh hidupnya di balik jeruji.
"Esme Esme !!" seru Aaric berlari masuk ke dalam dan langsung memeluk Esme dengan begitu erat seperti orang yang takut akan kehilangan lagi.
"Aku tidak terima dia mati dengan mudah
Hembusan angin pagi yang masuk ke dalam sebuah ruangan makeup langsung mengipas seluruh helaian rambut Esme yang sudah di hias dengan begitu indah ditambah Veil putih panjang di bagian belakang. Hari ini adalah hari bahagia sekaligus hari barunya Esme untuk memulai hidupnya yang baru dan melupakan kejadian kelam, sedih yang terjadi di masa lalu. Seluruh Member Poison Angels sudah berkumpul dan mengabadikan moment mereka bersama dengan Esme di hari bahagianya."Ash ! Padahal kita sudah sepakat untuk Melajang bersama." ucap Sabrina sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada."Kalau begitu kau saja yang melajang. Melihat Esme mengenakan gaun putih seperti ini membuaku jadi begitu iri untuk ikutan menikah, hanya kurang calonnya saja." ucap Amber sambil cemberut melihat pakaian yang Esme kenakan model V depan belakang sehingga terlihat kesan Hot serta Sexy Saat ia gunakan."Aku juga ! Tingga kita tunggu saja siap
Di pinggiran jalan kota Spanyol, seorang gadis muda yang masih berumur sekitar 17thn harus menghadapi nasib malang yang menimpa seluruh keluarganya. Tragedi yang terjadi beberapa tahun sebelumnya membuat trauma besar di dalam dirinya tetapi sekarang ia sudah melewatinya dan menjadi wanita tangguh dan pemberani. Esme Lawrence Smith yang tinggal dan hidup di pinggir jalan kota Brazil dengan cara mencuri uang, lalu makanan untuk dirinya bertahan hidup. Kurang lebih sudah setahun ia tinggal di pinggiran kota sampai suatu hari… Ia mencuri uang di Lorong gang rumah yang begitu sepi dan kumuh tetapi ia mencuri dari orang yang salah. Orang itu ternyata salah satu member geng mafia terbesar yang ada di kota Spanyol, Mafia Roycival. Tidak seperti pada orang biasanya yang tidak menyadari kalau uang mereka akan dicuri tetapi kedua orang yang ada di depan Esme sudah bisa menebak dan memprediksi tindakannya. Mungkin bagi Sebagian besar gadis lain akan merasa ketakutan Ketik
Sejak kepergian Esme, satu tahun terakhir Elanor jadi lebih sering tidur di kamarnya, Esme mendapat kabar tersebut dari Darius yang merupakan laki laki yang membawa Esme ke mansion pertama kali atau lebih dikenalnya sebagai laki laki yang menangkap Esme Ketika ingin mencari uangnya. Sejak awal kepindahan ke Amerika, Esme sempat berbohong mengenai pekerjaan tetap yang akan ia cari Ketika sudah sampai di Amerika, sebenarnya sudah dari dua bulan lalu sebelum pindah ke Amerika ia terlebih dulu melamar pekerjaan sebagai Agent CIA. Esme tidak ingin Frederick mengetahui hal ini walaupun sedikit susah untuk menutupi rahasia ini darinya Ketika mengetahui sumber informasi Geng Mafia Roycival berada di mana mana. Sejak kepindahan Esme ke Amerika, Esme banyak melakukan perubahan pada style baju dan juga model rambut. Dan sampai sejauh ini Esme belom menemukan kejanggalan dari Mafia Roycival mengenai pekerjaannya. Sudah banyak kasus yang ditangani oleh Esme selama bekerja
Sudah lewat beberapa hari sejak diskusi kasus bersama dengan Ray dan juga TJ. Dan sejauh ini Esme dan TJ masih belom menemukan informasi terbaru dari kantor CIA di seluruh dunia mengenai keberadaan Four, ketua geng mafia Mavros. Sebelumnya Esme tidak pernah mendapat kasus yang harus ditunda berhari hari seperti ini, tetapi kasus ini cukup menantang Esme. Dentuman music yang begitu keras mengelilingi seluruh ruangan membuat orang yang ada di dalamnya ikut menari, mana lagi kalau bukan sebuah Club. Esme cukup sering untuk datang ke klub Bersama dengan empat sekawannya, Poison Angel. Mungkin satu club ini sudah sangat mengenal dengan siapa saja member dari Poison Angel karena terlalu seringnya mereka datang ke club. “Hey Amber, mungkin malam ini ada yang menarik perhatianmu di ujung sana” ucap Sabrina sambil munjukkan Amber sosok laki laki yang disebut oleh Sabrina “Duh! too young, tidak menarik!” ucap Amber sambil me
Laki laki yang membukakan pintu untuk Esme adalah mantan anggota CIA yang tidak lain lagi adalah mantan kekasih Esme sendiri. Esme sempat mencubit dirinya sendiri dibagian paha dengan harapan jika orang di depannya hanyalah khayalan semata tetapi nyatanya semuanya nyata. Esme begitu kaget melihat kondisinya yang seperti ini, sangat jauh berbeda Ketika mereka masih Bersama dan bekerja menjadi anggota CIA. “Esme !” ucap Fontainez terkaget dengan kehadiran Esme “Apa kau sudah mendapatkannya ?” tanya Esme tidak ingin mengulur waktu dan main nyelonong masuk ke dalam rumah kecil itu “Sudah, saudaraku sudah mencari informasi yang bisa didapat.” Ucap Fontainez sambil menutup pintu ‘Ouh ternyata yang seorang IT adalah saudaranya.’ Batin Esme Fontainez mempersilahkan Esme masuk ke dalam rumah yang lebih bisa diartikan sebagai tempat persembunyiaa nya. Entah ini bisa dibilang temp
Esme terbangun dari tidurnya karena tiba tiba handphone nya yang terus bergetar sedari tadi. Esme melirik sedikit jam yang ditampilkan layar handphonenya, lalu mematikan alarmnya. Kali ini Esme tidak tidur di Kasur kesayangannya melainkan di sebuah sofa yang sangat tidak nyaman untuk di tiduri. Esme berjalan sedikit menuju kamarnya dan mendapati ketiga temannya yang masih nyenyak sekali dalam tidurnya. Untung sekali sedari awal Esme memesan Kasur dengan ukuran king size sehingga masalah model seperti hari ini tidak membuatnya pusing. Setelahnya Esme pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena jam delapan nanti ia harus pergi bekerja. Esme meninggalkan ketiga temannya berada di apartemennya dan hanya meninggalkan secarik kertas kecil yang menginfokan kalau Esme tidak akan pulang untuk beberapa bulan kedepan. Ketiga teman Esme akan selalu mengerti Ketika Esme sudah mendapatkan project, jangan berharap Esme akan balik dalam waktu 1-3 hari melainkan ber
Esme langsung melajukan mobilnya dan segera keluar dari Gedung CIA. Esme berjalan ke arah pulang menuju apartemennya karena ia akan segera mengemas barang barangnya, karena malam ini ia akan segera pergi dan tidak tahu akan balik kapan. Esme selalu berharap untuk bisa menyelesaikan project dengan cepat dan tepat sehingga tidak perlu berlama lama, biasanya Esme memerlukan waktu sekitar dua sampai tiga bulanan untuk menyelesaikan sebuah project. Saat berada di lampu merah, Esme menghentikan mobilnya sehingga sekarang posisi mobilnya berada di paling depan sebelum batas lampu merah. Ada cukup banyak orang yang akan menyebrang jalan dan salah satunya sempat menarik perhatian Esme. Yang mana dan tak lain adalah mantan kekasihnya dulu, Fontainez. Esme melepaskan kacamata hitamnya dan melihat dengan menyuluruh Fontainez yang sudah sangat berubah, Badannya tampak begitu kurus dan lemah. Esme menghela nafas Panjang jika mengingat kejadian malam i
Esme langsung terbangun Ketika merasakan sebuah goncangan yang cukup besar yang datang dari pesawat yang Esme tumpangi. Esme akui bahwa ia akan merasa sangat takut Ketika berada di pesawat, Sebagian orang akan mengira ia akan takut pada ketinggian tetapi sebenarnya bukan itu yang Esme takutkan. Esme memejamkan matanya dan memegang erat kedua sisi tempat menaruh tangannya. Pesawat terus bergoncang selama kurang lebih 20 menit, dan setelah itu pesawat kembali normal. Esme menghela nafas yang begitu Panjang setelah pesawat sudah berada di atas awan. Tidak ada yang mengetahui ketakutan Esme kecuali teman temannya. Bahkan Elanor dan Frederick pun tidak mengetahui kalau Esme takut berada di dalam pesawat terlebih terhadap goncangan yang cukup keras. Untung saja kursi penumpang yang diberikan oleh ticketing sangat jauh, sehingga TJ berada di kursi business class sedikit kebelakang sedangkan Esme lebih ke arah depan. “Fear of high ?” tanya salah