Share

12. Mamanya Jamie

Aku menangis semalaman. Sama sekali tidak bisa merehatkan badan. Dan Jamie pun tidak pulang ke rumah. Lelaki itu sepertinya marah besar. Sudahlah ... biar saja. Toh aku memang muak dengan tingkahnya.

Jamie memang amat muda saat mendapat gelar sebagai seorang ayah. Tapi, itu bukan alasan dirinya bisa bebas semau sendiri. Harusnya Jamie bisa berpikir, jika tanggung jawabnya sudah lebih besar lagi saat anaknya hadir. Semestinya dia paham jika anak dan istri adalah prioritas utamanya sekarang.

Sampai siang hari Jamie belum juga menampakkan batang hidungnya. Dengan mengabaikan perasaan hampa, aku bergerak ke kamar mandi. Membersihkan badan. Menyirami kepala dengan air dingin. Berharap otak yang dipenuhi pikiran buruk bisa sedikit merasa sejuk.

Usai mandi tanpa berpikir banyak kukemasi baju-baju di lemari. Air mataku meleleh kembali saat melihat baju-baju Gibran.

"Gibran ...." Aku memanggil lirih.

Cukup lama aku mendekap dan menciumi baju mungil kepunyaan Gibran. Berkhayal tengah memeluk b
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Adzkia Sauffa
koin koin koin ,, lagi seru"nya harus beli koin dulu ,, .........
goodnovel comment avatar
Dhea
bgaimn cara beli koinx
goodnovel comment avatar
Kristina Purnawanti
kira juga salah anak nya meninggal dia tenggelam dengan kesedihan seharusnya dia tau dengan tidak iklas akan memperberat jalan anaknya, harusnya ber doa agar anaknya lebih Ringan walau sudah pasti Surga ada tempatnya karena bayi blm tau dosa
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status