Kejadian itu sedikit banyak mempengaruhi sikap Clara pada Azka. Ia berusaha menahan diri untuk tidak berinteraksi lebih dekat dengan Azka di luar syuting. Seperti kali ini, ia sudah beberapa kali menolak Azka untuk mengantarkan jemputnya seperti biasa."Aku sama Lisa aja, Az. Itu dia sudah jemput," tolak Clara kala Azka menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang."Ya sudah. Kamu hati-hati ya," ucap Azka mengantarkan Clara sampai ke mobil Lisa.Lisa melambaikan tangannya pada Azka sebelum meninggalkan lokasi syuting. Di dalam mobil, Clara menurunkan sandaran kursinya lalu memejamkan matanya. Ia merasakan sesuatu hal yang mengganjal di hatinya. Melihat gelagat artisnya itu, kali ini Lisa mencoba untuk tidak banyak bertanya dulu. Dari ekspresi yang Clara perlihatkan, Lisa dapat menyimpulkan kalau Clara sedang tidak mood untuk mengobrol."Langsung tidur, Cla. Gak usah mikir yang macam-macam. Besok kamu masih harus syuting," pesan Lisa begitu tiba di depan rumah Clara."Iya," sahut Clara
Azka dan Papa masih asyik berbincang hingga siang menjelang. Ngobrol panjang lebar seputar kesibukan Azka belakangan ini."Sudah jam makan siang nih, Om," ucap Azka melirik jam tangannya, "saya tau rumah makan yang enak dekat sini, Om," lanjut Azka lagi.Papa segera beranjak dari tempat duduknya tanda ia menerima ajakan Azka untuk makan siang bersama.Berjalan beriringan keluar dari ruangan lalu turun dari lantai dua. Mereka berdua sama-sama melihat mobil Clara baru saja sampai di sana. Dari dalam mobil, Clara juga telah melihat Papa dan Azka berjalan bersama. Keningnya berkerut melihat pemandangan itu. Bingung sekaligus penasaran dengan maksud kedatangan Azka ke sini."Ngapain dia ke sini?" gumam Clara masih berada dalam mobil. Keraguan muncul di dalam hatinya, apakah ia harus turun sekarang atau menunggu Azka pergi. Clara mengira Papa hanya mengantarkan Azka menuju mobilnya. "Cla," panggil Papa seraya mengetuk kaca jendela mobil.Clara lalu mematikan mesin mobilnya dan turun."Clar
"Udah baikan ya kalian?" Salah satu teman main Azka dan Clara di series datang mendekat.Mereka sedang santai menunggu pesanan makanan datang setelah lelah seharian syuting."Baikan apa? Emang aku berantem?" Clara memasang wajah innocentnya."Iya, iya. Yang masih gak mau ngaku kalau kalian berdua ada hubungan," ledek Tita dengan muka masam."Eh bagi dong itu, Ta," kata Clara meminta makanan ringan yang ada di toples yang tengah Tita pegang."Nih," sahut Tita menyodorkan toples itu. Tita lalu langsung sigap duduk di samping Clara begitu Azka pergi untuk mengambil pesanan makanannya."Cla," kata Tita memperlihatkan foto yang ada dalam ponselnya."Iya itu aku," kata Clara mengakui."Ih, kenapa kamu gak balas siram aja kelakuan model gesrek itu?" tanya Tita."Ngapain? Ngotor-ngotorin tangan aja. Kamu dapat dari mana foto itu?""Temen aku ada yang kerja di club itu. Biasa lah," ucap Tita."Oh. Konsekuensi sih di ruang public. Tapi kok kamu kayaknya kamu ada something sama si gesrek itu?" C
Memilih untuk menginap di rumah Papa, Clara tak mengira kalau Azka akan datang pagi-pagi ke rumah Papa. Ia masih tidur dengan nyenyak di kamar saat Bi Asih datang dan membangunkannya."Permisi, Non Clara. Di luar ada Mas Azka," kata Bi Asih untuk kesekian kali mencoba untuk membangunkan Clara. Sebenarnya ia sudah bangun tapi entah kenapa ia jadi gugup untuk bertemu dengan Azka dan memutuskan untuk pura-pura tidur saja.Tak berhasil membangunkan Clara, Bi Asih segera keluar dari kamar dan memberitahukannya pada Papa."Non Clara kayaknya capek banget, Pak. Saya sudah coba bangunkan tapi gak ada respon," kata Bi Asih menghampiri Papa dan Azka yang sedang ngeteh di ruang tamu depan."Ckck, Clara," kata Papa berdecak."Eh gak usah, Om," kata Azka cepat melihat Papa hendak beranjak dari duduknya, "biar Clara istirahat aja.""Coba bangunkan sekali lagi, Bi," pinta Papa pada Bi Asih yang langsung direspon dengan anggukan kepala."Dia memang kayak gitu. Kalau sudah disini, bangunnya pasti sian
"Kamu lagi apa?" Pertanyaan klise yang ditanyakan setiap pasangan yang tengah dilanda asmara. Clara mengarahkan kamera depan ponselnya ke wajahnya lebih dekat."Baru selesai makan, Cla. Apa? Itu jerawat?" tanya Azka melihat bentol berwarna merah yang bersarang di pipi Clara yang mulai chubby."Iya. Kamu harus tanggung jawab," kata Clara dengan manja."Nanti juga hilang sendiri, Cla," sahut Azka."Gak bisa hilang kalau belum ketemu kamu," ucap Clara pelan."Besok aku sudah sampai di Jakarta. Pesawat paling pertama," ujar Azka memberitahu. Sekarang Azka sedang ada kerjaan di Semarang."Ya sudah nanti kamu kasih tau pesawat jam berapa ya. Aku yang jemput.""Iya, Sayang," ucap Azka membuat Clara mesem-mesem, "aku sudah dicariin, aku tutup ya.""Iya."Clara menatap layar ponselnya yang telah berubah menjadi wallpaper foto dirinya. Ini hari ketiga ia belum bertemu Azka."Ngelamun aja, Cla," ucap Lisa mengagetkan.Clara menoleh pelan sambil melempar pandangan datar."Ya ampun, rindu banget y
Iseng Clara mengecek saldo di m bankingnya. Saldonya masih sangat tak wajar. Masih sama seperti kemarin."Belum juga ya, Om?" tanya Clara kesal di balik telepon."Hari ini temen Om ngurus ke bank," jawab Om Bastian."Ya sudah," ketus Clara."Eh tunggu. Kita lama gak ketemu, kamu gak kangen sama Om?""Clara bukan Clara yang dulu, Om. Kalau bukan karena masalah ini, Clara juga gak mungkin ngubungin, Om. Please, Om jangan lagi ganggu Clara," kata Clara setengah memohon. Wajahnya begitu memelas meski Om Bastian tak bisa melihat ekspresinya."Om sudah lihat beritanya, kamu sama dia sekarang," ucap Om Bastian.Terdengar suara Azka dari arah depan."Clara." Azka memanggil. Suaranya makin lama makin dekat. Buru-buru Clara mematikan panggilan Om Bastian itu."Hai," sapa Clara tersenyum menatap Azka, "katanya mau datang setelah jam makan siang. Sekarang masih jam sepuluh," ucap Clara seraya mengajak Azka duduk."Bingung mau ngapain di rumah, jadi aku ke sini aja," kata Azka memegang tangan Clar
Menemani Azka fitting jas yang ia pesan, Clara dibuat terpesona dengan tampannya Azka saat mengenakan setelan jas lengkap. Hatinya tiba-tiba saja berdebar dan pikiran terbayang Azka yang berdiri mengenakan jas akan mengucapkan janji suci padanya."Bagus kan, Cla?" tanya Azka.Clara hanya tersenyum."Bagus kan?" Azka bertanya lagi diiringi tawa Om Burhan yang merupakan desain langganan Azka."Eh, iya iya." Clara tersadar dari lamunannya."Ada yang gak sabar pengen jadi pengantin wanita kayaknya," ucap Om Burhan menatap Clara tersenyum.Mendengar ucapan Om Burhan, ia hanya bisa nyengir."Doain aja ya, Om." Azka menyahut."Pasti dong. Saya siap ambil andil," kata Om Burhan bersemangat."Makasih ya, Om," sahut Azka tertawa. Ia kemudian kembali ke kamar ganti dan mengganti bajunya.Pamitan dengan Om Burhan, mereka meninggalkan tempat itu. Clara tak banyak bicara, entah kenapa ia jadi kepikiran dengan apa yang ia bayangkan tadi saat di tempat Om Burhan. Hati kecilnya bertanya-tanya apakah b
Clara menatap piala yang ia terima kemarin malam. Piala yang ia susun di atas meja dalam kamarnya. Betapa ia sangat senang dengan pencapaian yang telah ia raih.Clara sudah lama tidak menerima penghargaan seperti ini. Ia lalu mengambil ponselnya, memotret piala-piala itu kemudian mempostingnya di media sosial. Senyum mengambang dibibirnya saat beberapa artis turut berkomentar dan memberikan selamat padanya.“Senyum-senyum aja nih, Mbak,” kata Bu Iin saat membuka pintu.“Ada apa, Bu?” tanya Clara menghampiri Bu Iin.“Ada Papanya Mbak Clara,” ucap Bu Iin memberitahu.“Baru datang, Bu?”“Baru aja,” kata Bu Iin. Sementara Clara menemui Papa, Bu Iin masuk ke dalam kamar Clara untuk merapikannya.Melihat Papa datang membawakan sebuket bunga, sepasang mata Clara langsung berkaca-kaca. Saking senangnya ia sampai tak bisa berkata-kata.“Selamat ya, Sayang. Papa bangga sama kamu.” Papa memberikan bunga itu seraya memeluk Clara erat. Anak perempuan yang ia besarkan seorang diri kini sudah begitu