Share

PUTIH ITU INDAH

Lingga melihatiku yang saat ini sedang melihatinya juga.

"Azalea cepat mandi, kotor sekali, minyak di wajahmu itu sudah satu liter!" hinanya.

Manusia ini kenapa cepat sekali berubah, kadang seperti ini kadang seperti itu. Ingin sekali rasanya aku berubah menjadi Pak Ageng agar tidak mendapat cacian lagi darinya. Untung saja dia ganteng, gak ganteng udah kugetok pake sapu aja tuh mulut.

"Yasudah minggir, minyak satu liter mau lewat!" balasku sambil melihatinya sinis.

"Awas aja nanti!" sambungku berbicara.

Maksud dari ucapanku adalah awas nanti kalau sudah mandi pegang - pegang. Mulut ko jahat banget. Tapi aku gak melanjutkan kalimatnya. Aku tidak ingin memprovokasi dia. Biarlah malam ini tubuh ini bermanja - manja dengan kasur yang empuk.

Ini kota dengan udara yang dingin. Berada di kamar mandi, membiarkan tubuh ini di guyur oleh siraman air hangat dari shower membuat rasa lelah di sekujur tubuhku mengelupas perlahan.

Sungguh segar sek

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status