Share

11. JERITAN TENGAH MALAM

Seperti orang linglung, Sammy melangkah gontai menuju flatnya.

Dia ingin beristirahat setelah seharian tadi berada di rumah sakit bersama lelaki tua yang dia selamatkan kemarin.

Sammy cukup kagum melihat stamina si 'Kakek' begitulah panggilan sementara Sammy pada lelaki tua itu karena dia memang tidak mengetahui siapa nama asli sang Kakek. Di usianya yang hampir mendekati kepala delapan, si Kakek masih bisa bertahan saat lima butir peluru bersarang di dalam tubuhnya secara bersamaan. Terlebih saat si Kakek sudah kehilangan banyak darah.

Dokter di rumah sakit bilang ini mukzijat karena tak banyak lansia yang bisa bertahan dalam keadaan gawat darurat seperti itu. Yang pasti, apapun itu, Tuhan memang belum menghendaki si Kakek mati.

Sesampainya di Flat, Sammy langsung merebahkan diri di kasur lantai. Memejamkan matanya sejenak.

Efek kantuk membuatnya hampir saja terlelap jika ponselnya tidak berdering.

Sammy kembali terjaga. Lelaki itu bangkit setelah merogoh ponsel di saku dan mengangkat panggilan itu dengan cepat.

Telpon dari Ricky.

"Hallo, ada apa, Rick?" tanya Sammy pada sahabatnya itu. Berharap ada kabar baik.

Sammy menyalakan rokok dan berjalan ke sisi jendela. Membuka kaca jendela lalu mengepulkan asap rokok itu ke udara. Dingin angin malam berhembus menerpa wajah tampannya.

"Ada pekerjaan baru untukmu, Sam. Kau sedang butuh uangkan?" ucap seorang lelaki di seberang.

"Asal bukan memperkosa dan menculik anak kecil, aku terima," sahut Sammy tanpa basa-basi.

Saat itu, Sammy duduk di jendela kamar dengan tubuh yang bersandar ke dinding dan satu kaki yang terangkat. Siku tangannya yang memegang rokok bertumpu pada lutut kakinya. Dia kembali menghisap rokoknya.

Suara tawa lelaki bernama Ricky di seberang terdengar pecah. "Sammy-Sammy, tenang saja. Aku sudah paham di luar kepala mengenai apa saja persayaratanmu dalam menerima pekerjaan. Aku benar-benar tidak habis pikir denganmu! Kau itu memang manusia paling aneh yang pernah aku kenal. Diberi pekerjaan enak, tapi malah menolak!" kata Ricky panjang lebar.

"Tidak usah banyak bicara! Cepat katakan, apa pekerjaannya?" Teriak Sammy yang malas mendengar basa-basi Ricky.

Suara jeritan seorang perempuan dari arah jalanan gelap dan sepi di bawahnya, menarik perhatian Sammy.

Dilihatnya seorang perempuan berlari terseok-seok menghindari kejaran beberapa lelaki berpostur tubuh tinggi besar.

Tampaknya perempuan itu berhasil tertangkap.

"Sam-Sam? Sammy! Kau masih mendengarku tidak?" Ricky terus berteriak saat dia menyadari orang yang dia ajak bicara tak kunjung menanggapi perkataannya.

"I-iya, sorry. Baiklah lanjutkan penjelasanmu," kata Sammy dengan fokusnya yang mulai terbagi.

Pasalnya jeritan si perempuan itu terus terdengar olehnya hingga detik ini. Entah apa yang sedang terjadi di bawah sana, Sammy sendiri tidak tahu dan tak berniat ingin tahu.

"Ini perintah dari salah satu orang penting di Arab Saudi, dia orang terpandang di timur tengah," kata Ricky melanjutkan.

"Iya, memangnya apa yang harus aku lakukan?" tanya Sammy.

"Kau ditugaskan untuk membunuh seorang Ustadz bernama Rakha Al-Farizi. Ustadz asal Indonesia. Dia Ustadz terkenal. Jadi kau tidak akan kesulitan mencari infomasi tentang dia," jelas Ricky.

"ARGH... TOLONG... Hentikan! Aku mohon..."

Lagi dan lagi suara jeritan lirih itu membuat Sammy tidak konsentrasi berbicara dengan Ricky.

Meski enggan, akhirnya Sammy menoleh ke bawah dan melihat perempuan itu kini sedang menjadi bulan-bulanan beberapa lelaki yang mengejarnya tadi, bahkan pakaian si perempuan itu sudah terkoyak sebagian.

SHIT!

Sammy membuang puntung rokoknya.

Memutus sambungan teleponnya dan langsung beranjak turun dari flat.

Pemandangan tak senonoh tertangkap penglihatan Sammy begitu dia berjalan mendekati sekawanan lelaki yang mengerubungi perempuan malang tadi.

Mereka memperkosa perempuan itu di jalanan!

Hingga akhirnya amukan Sammy mampu melumpuhkan sekawanan lelaki brengsek itu.

Mereka berlari tunggang langgang karena tak ingin mati di tangan Sammy yang memukuli mereka secara membabi buta.

Dengan wajah babak belur dan beberapa luka sayatan pisau di perut, Sammy menoleh ke arah mobil yang tadi dijadikan tempat mesum para lelaki itu.

Dia berusaha mencari sosok perempuan tadi.

Tapi sayangnya, Sammy tak berhasil menemukan perempuan itu.

Sammy berjalan sedikit tertatih ke arah mobil untuk mencari sekali lagi, siapa tahu perempuan itu bersembunyi dibalik mobil.

Ternyata tetap tidak ada.

Perempuan itu sepertinya memang sudah pergi.

Sammy hanya menemukan sebuah tas tangan yang kemungkinan milik perempuan itu di lokasi kejadian.

Lelaki itu membawa tas tangan itu ke flatnya lalu memeriksa isinya.

Hanya ada sebuah buku diary, beberapa lembar uang dollar yang jumlahnya tidak banyak, paspor, visa dan tanda pengenal.

Sammy mengambil kartu tanda pengenal itu dan membaca tulisan di sana.

Nama : RHEYNA KIRANA

Tempat/Tgl Lahir : BANTUL, 01-12-19XX

Jenis kelamin : PEREMPUAN

Alamat : JAKARTA

Agama : ISLAM

Status Pernikahan : BELUM KAWIN

Pekerjaan. : Karyawati Swasta

Kewarganegaraan : WNI

Ke dua bola mata Sammy terbelalak ketika melihat wajah di foto kartu tanda pengenal itu.

Dia Rheyna, wanita yang sempat Sammy cari-cari kemarin.

Ternyata, gadis itu orang Indonesia dan dia seorang muslim?

Tak ingin membuang waktu, Sammy mengambil pakaian dan hoodienya. Dia berlari menuruni anak tangga flat dan kembali ke lokasi Rheyna diperkosa oleh preman-preman tadi.

Luka sayat di area perutnya yang mengeluarkan darah tak lagi dia perdulikan.

Yang dia tahu, dia harus menemukan Rheyna malam ini.

Sammy berjanji pada dirinya sendiri, jika Tuhan berkehendak untuk mempertemukan dirinya dengan Rheyna kembali, dia tak akan melepaskan gadis itu lagi.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status