Beranda / Romansa / BURONAN / 3. THE SIN CITY

Share

3. THE SIN CITY

Penulis: Herofah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-04 01:49:38

"You are amazing woman, sometime we play again huh?" ucap seorang lelaki bule dengan senyum penuh kepuasan. Dia mengecup bahu polos perempuan di sampingnya yang sedang menangis di balik selimut. Lelaki itu bangkit dari tempat tidur, memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai, memakainya santai sambil bersiul-siul kecil.

Lelaki bule itu sempat melempar beberapa lembar uang dollar ke atas tempat tidur sebelum pergi, hitung-hitung bonus karena dia merasa sangat puas.

Sepeninggal lelaki bule tadi, dua orang lelaki berpakaian serba hitam masuk. Mereka adalah bodyguard yang ditugaskan oleh seorang germo bernama Grace untuk mengawal salah satu harta berharga milik Mami Grace, yaitu Rheyna.

Seorang gadis Asia berparas cantik yang dibelinya dari salah satu mucikari bernama Kang Sun Woo.

"Cepat berpakaian, tamumu selanjutnya sudah menunggu," ucap salah satu bodyguard itu, melempar pakaian Rheyna ke wajah sang gadis.

Malu-malu Rheyna bangkit dengan selimut yang terlilit di tubuhnya, dia berlari ke kamar mandi untuk berpakaian.

Sementara ke dua lelaki bertubuh kekar itu terlihat senyum-senyum memandangi Rheyna.

*****

Dengan tubuh lelah bermandikan keringat, Rheyna masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamar yang disediakan Mami Grace untuknya.

Tugasnya malam ini sudah selesai, setelah dia melayani empat lelaki secara bergantian.

Rasa sakit dan perih di area apitan selangkangannya kian menjadi saat Rheyna hendak membasuhnya. Membersihkannya berkali-kali.

Rheyna mandi setelah menggosok keseluruhan anggota tubuhnya. Membasuhnya dengan air tanpa sedikit pun celah yang tersisa.

Dia melafalkan doa mandi junub berulang-ulang.

Air matanya meleleh dalam siraman air.

Selesai mandi, Rheyna mengambil wudhu untuk menunaikan shalat.

Meski tak tahu, apakah Allah berkenan menerima semua amal ibadahnya?

*

"Rheynakan juga putri Ummi? Iyakan?" ucap Rheyna pada seorang wanita berhijab hitam yang sedang menyiapkan makanan di meja, wanita yang dia panggil dengan sebutan Ummi.

Ummi mengelus kepala Rheyna. "Iya sayang. Rheyna juga putri Ummi. Semua perempuan-perempuan cantik di sini itu putrinya Ummi," jawab Ummi sumringah lalu wanita itu kembali ke dapur.

"Kalau begitu, Rheyna tidak mau diadopsi Ummi," dan kalimat Rheyna kali ini membuat suasana di dalam rumah yang sebelumnya ramai mendadak hening.

*

"Rheyna kenapa tidak mau mengaji?" tanya seorang lelaki berwajah tampan yang biasa Rheyna panggil dengan sebutan Ustadz Rakha. Dia anak lelaki Abi dan Ummi, pemilik panti asuhan tempat Rheyna dibesarkan.

"Rheyna ingin bertemu Mba Zulfa, Ustadz," sahut Rheyna sambil menangis.

"Zulfakan masih di rumah sakit. Besok sore insyaAllah Ustadz akan ke sana untuk menjemput Zulfa pulang," ucap lelaki itu dengan suara lembut dan senyumannya yang hangat.

Rheyna terpana sejenak.

Usianya yang saat itu beranjak remaja mulai menimbulkan perasaan-perasaan tak biasa di hatinya. Perasaan yang Rheyna pikir sebatas kekaguman semata.

Meski setelahnya Rheyna tahu kalau dia menyukai Ustadz itu.

Ustadz yang sering mengajarkan Rheyna mengaji di Yayasan.

*

"Abi, Rheyna tidak mau diadopsi, Rheyna takut Abi..." pinta Rheyna memohon ketika dirinya hendak dibawa pergi oleh ke dua orang tua yang mengadopsinya.

Air mata Rheyna membanjir di pipi.

Abi mengusap puncak kepala Rheyna dengan sayang. "Percaya sama Abi, semua akan baik-baik saja. Mereka orang baik, mereka akan merawatmu dan menjagamu hingga kamu besar. Katanya, ingin menjadi Ustadzah dan sekolah ke Malaysia seperti Mba-mu?" Abi menoleh ke arah Zulfa, kakak angkat Rheyna.

Tangis Rheyna semakin pecah. Terlebih saat Zulfa dan Ummi meraih tubuh Rheyna ke dalam pelukan mereka.

"Doa kami menyertaimu, Rheyna..."

*

Satu titik air mata Rheyna terjatuh mengena di atas mukena yang dia kenakan.

Rheyna masih larut dalam dzikirnya dan kenangan-kenangan indah masa kecilnya di kampung halamannya dahulu.

Bermain air di tepi pantai bersama Mba Aminah.

Main ayunan dengan Mba Zulfa.

Membuat istana pasir untuk Aisyah.

Bermain petak jongkok bersama Mba Latifah dan anak-anak yayasan lain.

Lomba memunguti kerang dan kelomang.

Mencicipi masakan Ummi yang super lezat tiada tandingannya.

Lalu belajar mengaji di sore hari bersama Ustadz Rakha yang menjadi idolanya.

Rheyna kangen kalian...

Bisik Rheyna dalam hati.

Mulutnya masih melantunkan kalimat-kalimat dzikir dalam posisi tubuhnya yang tertidur miring di atas kain yang dia jadikan sajadah.

Hingga setelahnya, Rheyna pun tertidur.

Dia lelah.

Sangat-sangat lelah.

*****

Malam ini Ricky mengatakan ingin mentraktir Sammy minum di sebuah Club malam ternama di kota penuh dosa dan maksiat yang menjadi tempat tinggal mereka selama beberapa bulan terakhir ini.

The sin city atau kota dosa.

Begitulah kiranya julukan untuk Las Vegas yang menjadi kota terpadat di negara bagian Nevada, ibu kota Clark County, Amerika Serikat.

Las Vegas adalah kota resor besar yang terkenal secara internasional untuk industri perjudian, perbelanjaan, dan hiburan malam.

Kota ini terkenal karena hiburan-hiburan malamnya yang penuh kegilaan dan kesenangan. Surga bagi para penikmat seks bebas yang menginginkan hiburan tak biasa.

Mulai dari panti pijat plus-plus, pelacuran, bar striptis, dan pertunjukan kabaret kaum transeksual, semuanya bisa ditemukan di kota ini.

Industri seks adalah hiburan nomor satu di Las Vegas. Prostitusi merupakan industri yang legal di sini.

Ada sebuah distrik yang terkenal sebagai gudangnya prostitusi di salah satu tempat di Las Vegas. Di sana para wisatawan bisa menjumpai penduduk setempat yang menjual obat-obatan terlarang. Ada pula klub yang mempertontonkan tarian telanjang dan tequila dengan harga terjangkau.

Glamournya malam di Las Vegas menjadi daya tarik tersendiri bagi para penduduk lokal maupun wisatawan asing.

Seperti halnya Ricky dan Sammy.

"Aku memiliki kenalan seorang gremo di sini, Sam. Namanya Mami Grace. Dia menyediakan wanita-wanita yang bisa dipesan dari berbagai penjuru dunia. Dari yang kulitnya seputih salju, kuning langsat, sawo matang sampai yang blacky, semuanya lengkap. Dari yang matanya besar seperti biji bekel sampai yang sipit juga ada. Atau kau mau yang dadanya sebesar durian montong atau telur mata sapi? Semuanya ada di sini. Lengkap!" Ungkap Ricky dengan penuh antusias. Dia memperagakan ukuran buah dada yang di maksud dengan ke dua tangannya.

Sammy hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

Mereka sudah berjalan memasuki Club yang di maksud Ricky.

Sebuah Club yang menyambi sebagai rumah bordil milik Mami Grace.

Sammy duduk di salah satu meja Bar sambil menunggu Ricky yang katanya mau menemui Mamy Grace.

Malam tadi, Ricky si hacker sejati, baru saja mendapat tender besar hasil menipu di dunia siber yang dikuasainya. Uang dalam rekeningnya seketika menggembung. Itulah sebabnya Ricky mengajak Sammy jalan-jalan dan minum-minum malam ini.

Bahkan dengan baiknya Ricky mempersilahkan Sammy memilih perempuan malam yang disediakan Mami Grace sesuai selera secara cuma-cuma.

Intinya, malam ini semua Ricky yang bayar.

"Kau mau yang seperti apa, Sam?" tanya Ricky ketika lelaki itu sudah kembali dengan menggandeng dua pelacur sekaligus. "Yang seperti ini, atau yang ini?" Ricky menoleh ke kanan dan kiri sambil memperhatikan gerak-gerik perempuan-perempuan disampingnya. Kedua tangannya asik bergerilya di balik punggung wanita-wanita itu.

"Aku minum saja Rick," sahut Sammy yang mengangkat sloki winenya tinggi-tinggi.

"Ah, kau ini memang tidak seru! Jangan sampai aku benar-benar berpikir bahwa kau itu homo ya Sam?"

Sammy hanya tertawa.

"Ya sudahlah kalau tidak mau, aku tinggal dulu," kata Ricky sambil mengayunkan jemarinya dihadapan wajah sebelum dirinya pergi bersama kedua pelacur yang dia sewa, tentunya untuk bersenang-senang.

Sambil asik mendengarkan alunan music house, Sammy kembali menikmati winenya.

Tatapannya beralih menyisir seluruh ruangan di mana begitu banyak pria-pria hidung belang bertebaran. Pelayan-pelayan Club yang wara-wiri dengan tubuh yang nyaris telanjang.

Hingga pada saatnya, tatapan Sammy tertuju pada wajah seorang gadis yang tampaknya sedang kewalahan menghadapi serangan demi serangan beberapa pria yang mengerubunginya.

Pakaian gadis itu sudah tidak karuan. Tangan-tangan liar memenuhi hampir di setiap bagian sensitif dari tubuhnya.

Bukannya menikmati, Sammy merasakan adanya gurat keengganan dan ketidaknyamanan di wajah gadis itu dalam melakukan pekerjaannya. Seperti terpaksa.

Entah kenapa melihat pemandangan itu, pikiran Sammy mendadak teringat pada Anna.

Apa mungkin nasib Anna sekarang juga sama dengan nasib gadis itu?

Pikir Sammy membatin.

Lelaki itu menengggak wine sekali lagi lalu hendak beranjak untuk mendekati gadis itu, tapi sayang, belum sempat Sammy melangkah si gadis tadi sudah lebih dulu diajak pergi oleh seorang wanita bermake up tebal yang sepertinya sudah berumur. Bisa jadi dia adalah gremo di Club ini. Germo bernama Mami Grace yang tadi disebut-sebut oleh Ricky.

Tatapan Sammy tak beralih sedikit pun dari gadis itu.

Bahkan tanpa dia sadari Sammy malah mengekor kemana Gremo itu membawa sang gadis pergi. Seolah ada sebuah magnet yang menarik tubuh lelaki itu hingga membuatnya begitu penasaran terhadap si gadis berparas manis tadi.

Sebuah kamar di lantai tiga Club yang cukup mewah itu menjadi tujuan mereka saat ini.

Sammy masih terus mengikuti hingga akhirnya langkah dua perempuan itu sampai di depan sebuah ruangan yang sepertinya kamar.

Saat ke duanya menghilang di balik pintu kamar itu Sammy tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana.

Sammy masih bersembunyi dibalik dinding untuk mengamati.

Suara teriakan terdengar dari dalam kamar itu, yang Sammy tebak itu adalah suara teriakan gadis tadi.

Lengkingan dan rintihannya menyayat hati Sammy. Entah apa yang terjadi yang pasti ada kemungkinan gadis itu sedang disiksa.

Hal itu berlangsung cukup lama dan Sammy masih di sana, mendengarkan jeritan-jeritan absurd itu dengan penuh rasa iba. Sayangnya, Sammy tak ingin gegabah.

Jika dia sampai masuk bukan hanya dirinya yang akan terkena masalah, tapi Ricky juga.

Seketika pintu itu kembali terbuka, Sammy melihat gremo tadi keluar dan tak lama kemudian seorang lelaki berkulit hitam keluar diikuti empat orang bodyguardnya.

Ke dua bola mata Sammy terbelalak ketika mendapati siapa lelaki tadi.

Dia adalah salah satu aktor terkenal di Las Vegas yang namanya baru-baru ini melejit akibat film bergenre horor yang dia lakoni.

Kalau tidak salah namanya Black Steven.

Seketika, ingatan Sammy tertuju pada pemberitaan mengenai Black Steven yang mencuat di media akhir-akhir ini, itupun dia ketahui dari Ricky.

Banyak desas-desus yang mengatakan bahwa Blake Steven adalah seorang Homo alias Guy. Selentingan kabar lain ada yang mengatakan bahwa lelaki itu memiliki kelainan seks.

Mendadak, Sammy jadi khawatir dengan nasib gadis yang tadi di bawa oleh Gremo itu ke dalam sana.

Saat Sammy hendak melangkah untuk mendekati kamar itu, tiba-tiba datang empat orang lelaki yang kemungkinan adalah bodyguard di Club ini. Sammy tahu dari seragam yang mereka gunakan.

Dan betapa terkejutnya Sammy saat melihat orang-orang itu keluar sambil membawa si gadis tadi dengan memapahnya.

Kondisi gadis itu benar-benar kacau.

Wajahnya babak belur.

Si Gadis seperti kesulitan berjalan.

Bahkan Sammy bisa melihat lelehan darah mengalir di bawah kaki gadis itu.

Sepertinya dia nyaris pingsan.

Ya Tuhan...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • BURONAN   81. EPILOG

    Rheyna Kirana...Bersama dengan ponsel ini, aku ingin memberitahukan sesuatu.Kau bisa lihat pada bagian galeri, terdapat foto pria dan wanita yang sedang melangsungkan pernikahan.Sebuah pernikahan yang dilaksanakan di salah satu gereja ternama di Surabaya dari pasangan pengantin bernama Jerico dan Amaya.Pernikahan mereka sangat harmonis meski dilandasi atas perbedaan agama, di mana Jerico adalah seorang Kristen, sementara Amaya adalah seorang muslim.Hingga pada suatu hari, Amaya rela melepas hijab dan mengganti agamanya demi mengikuti kepercayaan sang Suami.Amaya rela diusir dari rumah bahkan keberadaannya sudah tak diakui lagi oleh keluarga.Amaya hamil lalu melahirkan seorang anak lelaki yang dia beri nama Ricky Pradana.Sejauh memiliki Ricky, jalinan rumah tangga mereka masih harmonis, hingga akhirnya malapetaka itu datang saat Amaya hamil anak kedua.Saat itu, Amaya mengetahui bahwa Jerico bers

  • BURONAN   80. ALASAN UNTUK MELANJUTKAN HIDUP

    Seharian ini Sammy terus memikirkan tentang sesosok wajah bocah lelaki yang dia lihat di dalam foto keluarga Rheyna.Sammy yakin betul dia pernah melihat foto itu sebelumnya.Seharian Sammy memutar otak untuk mengingat-ingat tentang hal itu, hingga akhirnya Sammy pun berhasil mengingatnya.Lelaki itu langsung berlari mencari ponselnya dan menelepon pihak lapas di mana Ricky, sahabatnya kini menjalani hukuman.Sammy harus memastikannya lebih lanjut dari mulut Ricky sendiri mengenai apa yang kini dia ketahui.Saat telepon itu tersambung dan Sammy bicara dengan salah satu petugas lapas untuk memberitahukan maksudnya, lelaki itu justru dikejutkan dengan sebuah kabar buruk yang membuatnya terlihat sangat syok."Maaf Tuan Langit, narapidana bernama Ricky baru saja ditemukan dalam keadaan tewas di dalam sel tahanannya tadi pagi. Dari hasil penyelidikan, diduga Ricky bunuh diri,"*****Setelah mendapat kabar meninggalny

  • BURONAN   79. RAHASIA DIBALIK FOTO KELUARGA

    Ini adalah hari pertama Sammy mulai bekerja di perusahaan milik Norman.Lelaki itu terlihat gagah dalam balutan jas hitam kantor dan dasi yang terpasang rapi di depan dadanya."Sepertinya, mulai sekarang aku harus belajar cara memasang dasi," gumam Rheyna saat dia membantu Sammy berpakaian.Sammy kembali memperhatikan pantulan dirinya di depan cermin. Entah kenapa, dia merasa aneh dengan penampilannya yang tampak rapi begini."Aku merasa, pakaian ini tidak cocok untukku Rheyna," serunya masih dengan tatapan mengarah ke cermin.Rheyna melingkarkan kedua tangannya di perut Sammy, memeluknya dari belakang. "Memang benar, kamu tidak cocok berpakaian seperti ini," balas Rheyna sambil tertawa kecil.Sammy membalikkan badan. "Bagaimana jika aku membatalkan saja rencana untuk bergabung di perusahaan Ayah?""Lalu, kamu mau bekerja apa?"Sammy menatap Rheyna lekat seraya menarik kuat pinggul Rheyna, sehingga kedua perut m

  • BURONAN   78. BERSAMA-SAMA MENUJU SURGA

    Menikah adalah satu momen sakral dalam kehidupan seorang manusia.Menikah adalah fase di mana kita akan menentukan siapa yang akan menjadi pendamping kita menjalani hari-hari di sisa usia.Semua seperti mimpi bagi Rheyna dan Sammy.Ketika mereka terbangun, dan membuka mata hari ini, tepatnya di hari pernikahan kedua mereka yang akan dilangsungkan dengan acara yang meriah.Hari-hari berat di mana keduanya harus hidup terpisah sebentar lagi akan berlalu karena selepas menikah nanti, Rheyna dan Sammy berjanji akan terus bersama mengarungi masalah apapun yang akan terjadi di depan.Kehadiran Sammy dalam hidup Rheyna mampu merubah dunianya yang biasa menjadi seindah pelangi. Sementara kehadiran Rheyna dalam hidup Sammy mampu merubah segala-galanya.Sammy sudah berjuang hingga titik darah penghabisan dan kini waktunya dia memetik hasilnya.Lelaki itu sudah duduk di tengah-tengah masjid tempat di mana akan berlangsungnya akad n

  • BURONAN   77. OBSESI BERBAHAYA

    Kasus penusukan yang terjadi terhadap Stella Adhiguna, yang merupakan anak dari salah satu pejabat tersohor di Indonesia menjadi perbincangan publik setelah beritanya kini tersebar di berbagai media.Dalam berita kriminal hari ini, Polisi berhasil menangkap seorang perempuan bernama Anna yang memang menjadi tersangka atas kasus penusukan tersebut.Barang bukti berupa pisau, serta sidik jari pelaku dan sebuah ponsel yang terjatuh menjadi bukti akurat bahwa Anna lah pelaku penusukan terhadap Stella.Meski awalnya, pihak keluarga Anna mengatakan tidak mungkin Anna pelakunya.Sikap Anna yang memang terkesan normal dan sangat baik di hadapan Handini akhirnya berhasil mengelabui semua orang. Termasuk Fadli dan Sammy.Semua orang percaya padanya bahwa Anna normal. Tidak betulan mengidap gangguan jiwa.Hingga pada akhirnya, Handini dan Fadli mencari tahu kebenarannya dengan mendatangi Rumah Sakit Jiwa tempat di mana Anna pernah disembuny

  • BURONAN   76. SURAT

    "Kak, aku baru mendapat kabar dari Dokter Anita..." Fadli mengambil napas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya."Dokter Anita mengatakan, Rheyna sudah siuman..."Secercah senyuman terbit di wajah tampan Sammy.Lelaki itu lekas beranjak menuju ruangan ICU diikuti Fadli di belakang.Langkahnya terasa semakin ringan karena beban yang menggantung di pundaknya perlahan runtuh tak bersisa.Terlebih saat dirinya kini sudah berhadapan dengan Rheyna di ruang ICU.Melihat Rheyna yang sudah membuka mata dan memulas senyum tipis kepadanya.Hati Sammy berbunga-bunga.Allah telah mendengar doanya dan mengabulkannya.Memberinya harapan baru untuk terus melanjutkan kehidupan yang lebih baik lagi, bersama satu-satunya perempuan yang dia cintai.Yaitu Rheyna...*****Hari mulai gelap.Seorang perempuan muda berjalan lurus di tepi trotoar pejalan kaki yang sepi.Dia sudah ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status