Share

17. Teguran Keras

Satu Minggu semenjak Marwah kembali ke rumah ini dan merawat ibu baik. Kondisi ibu semakin ke sini semakin membaik saja. Perlahan ibu sudah mulai bisa menggerakkan kaki dan tangannya. Ke kamar kecil pun sudah bisa sendiri asal ada yang mendampingi. Bicara pun sudah sedikit bisa di mengerti.

Aku sengaja mengajukan cuti libur tanpa memberi tahu ibu atau Reihan seperti biasanya. Dan rencananya juga mbak Nur dan keluarganya juga akan datang berkunjung. Harusnya ketika ibu masih sakit agar dia juga merasakan rasanya merawat orang tua yang sakit bukan hanya Marwah yang seorang menantu yang selama sakitnya merawat orang tua kami satu-satunya ini.

Prank!

"Hei, mbak kamu bisa masak gak sih. Sayur apaan ini yang kamu masak! Sengaja kamu mau ngeracuni aku sama Riana, ya?"

Motor segera aku parkir di teras dan terdengar suara lantang Reihan yang sedang menegur Marwah sepertinya.

Tak ada jawaban. Tak terdengar sahutan suara Marwah.

Aku segera masuk dan ternyata mereka semua ada di dapur. Nampak pan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status