Terima kasih sudah membaca sampai sejauh ini. Semoga kalian semua sehat selalu dan berlimpah rejeki. Jangan lupa vote dan follownya ya teman. Salam sayang, Nur_Cahaya.
Bab 35 Balas Dendam Yang SalahDibalik Sikap Manis Welly Karina tergelak, dan mencubit pinggang Welly. Lantas meraih tangan suaminya dan ia genggam dengan sangat erat."She's all yours, Welly. Be happy, you deserve it." Karina mencium lembut pipi Welly, lantas beranjak pergi dari tempat itu. Sejenak, saat langkahnya sampai di ambang pintu. Dia menoleh dan menatap kedua pasangan pengantin baru itu. Lantas mengerling sekejap dan berlalu. Meninggalkan Richard yang seakan pilu melepaskan kepergiannya."Are you oke, honey?" tanya Welly, seraya menyentuh bahu Richard.Pria itu menggeleng dan lantas membawa istrinya keluar dari tempat itu. Apapun yang terjadi, kini Welly--lah istrinya. Jadi, dia membawa wanita itu ke hotel malam ini. Meninggalkan kamar pengantin mereka, yang sudah dihias sedemikian rupa.Sementara itu, Karina menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami. Entah mengapa, dia merasa sangat lega. Meski kecewa mendera, tapi lebih pada rasa nyaman dan seolah beban yang selama beber
Bab 36 Balas Dendam Yang SalahNenek StellaKarina dan Alvis kini sudah berada di dalam hotel. Karina tiada henti memandangi wajah suaminya yang terlelap memeluknya. "Kenapa sekarang aku sangat mengagumimu, Milo. Aah, lucu sekali aku memanggilmu dengan nama itu. Padahal namamu itu panjang dan bagus. Tapi, kenapa aku menyapa dengan sebutan itu. Hmmm, aku ingin mengganti dengan sebutan sayang saja. I love you sayang," biaknya lirih.Alvis mengeratkan pelukannya, dan berbisik. "I love you too, sayang.""Hai, kau belum tidur?""Mana bisa aku tidur kalau kamu terus mengganggu, hmm," sahut Alvis. Yang gegas menggelitik pinggang sang istri. Karina tergelak, menerima serangan yang membuat tubuhnya gelinjangan sebab merasa geli. Sampai dia memohon ampun, dan Alvis menghentikan tangannya. Dia memeluk Karina yang nafasnya terengah-engah sebab lelah menahan geli."Kita akan pulang besok, atau kamu masih ingin disini, sayang?" tanya Alvis."Bolehkan tinggal beberapa hari lagi, disini. Aku ingin b
Bab 37 Balas Dendam Yang SalahKebencian Nenek StellaAlvis mendekati sang nenek dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan Karina. "Usir dia sekarang juga! Aku muak melihatnya! Apa kamu lupa dengan yang dia lakukan padaku, Al!" amuk Nenek Stella dengan dada yang bergemuruh.Karina kian menunduk, tubuhnya menggigil dalam diam. Dia tidak berpikir sikap sang nenek akan semurka ini padanya. Iya, dia belum lupa saat Alvis memperlihatkan video saat Andini mendorong Nenek Stella hingga membuatnya koma. Tapi, dia pikir Alvis sudah menjelaskan tentangnya dan pernikahan mereka itu. Lalu, ingatannya kembali ke kata-kata Antini tadi sewaktu mereka sarapan pagi. Dia sedikit melirik suaminya, yang terlihat tenang dan santai."Nek, dia bukan Andini. Memang sangat mirip bahkan nyaris tak berbeda. Tapi, percayalah, dia bukan Andini." "Mana mungkin! Lihatlah, wajahnya, rambutnya, tinggi badannya. Tidak ada yang berbeda. Kamu jangan mau tertipu dengan wajah sok lugunya itu, Al. Dia itu ular! Pe
Bab 38 Balas Dendam Yang SalahSensitifAlvis menghela nafasnya panjang. Dia tak bisa membantah kata-kata dari sang nenek. Wanita yang telah membesarkannya seorang diri. Dia lantas berdiri dengan terus menggandeng erat tangan sang istri."Baiklah, perlahan akan aku buktikan sama Nenek. Kalau wanita ini bukanlah, Andini. Dan Nenek akan melihat, betapa wanita sangat luar biasa di banding Andini. Nenek akan jatuh cinta padanya jika Nenek sudah mengenalnya. Sepertiku yang kini sangat terikat olehnya. Dan enggan untuk jauh darinya. Walau sekejap waktu," jelas Alvis panjang.Stella mencebik kesal dengan wajah memerah menahan amarah. Dia benci sekali ucapan sang cucu yang sedang di mabuk cinta itu. Apalagi pikirnya Karina adalah wanita yang sama yang telah hampir membuatnya meninggal dunia."Halah, saat kamu sadar bahwa dia adalah wanita ular itu. Saat itu kamu akan menyesal sebab tak mendengar nasehat dariku." Nenek Stella dengan penuh keyakinan mengatakan itu. Membuat Alvis tersenyum menang
Balas Dendam Yang SalahBab 1 Rumah Bordil “Lepaskan! Lepaskan aku! Aku tidak mau dijual!” teriak seorang wanita muda, yang meronta saat lelaki separuh baya menariknya, memaksa masuk ke rumah terlarang.Gadis itu adalah Karina Starla, ia baru saja kembali dari Singapore. Dia berniat pulang hanya untuk meminta restu kepada ibunya. Karena kekasihnya disana baru saja melamarnya. Tapi siapa sangka, belum sempat bertemu dengan ibunya, dia sudah berhadapan dengan ayah tirinya di depan rumah. Dia langsung diseret dan dimasukkan ke dalam mobil. Lalu dibawa ke rumah bordil hendak dijual oleh pria tersebut. “Kamu pergi kemana, selama ini?" hardiknya kasar. Tangan lelaki setengah baya itu, makin erat pegangannya. Membuat Karina meringis kesakitan. "Ini adalah balasan untukmu! Karena tidak pernah berbakti kepada orang tuamu!" sentaknya lagi, seraya mencekal kuat tangan Karina. "Main kabur keluar negeri bertahun-tahun!” bentak Sandi—ayah tirinya. Terus mencecarnya dengan hujatan. “Maafkan ak
Bab 2 AsingKarina meneguk salivanya berat. Gadis itu bingung dan juga takut . Bagaimana bisa pria itu menyebutnya istri? Bahkan Karina baru saja melihatnya. Saling mengenal pun, tidak. Pikir KarinaTapi, jika dia menjawab ‘tidak’ maka ayah tirinya pasti akan kembali memaksanya dan, membawanya ke rumah bordil laknat itu lagi. Jadi, dengan sangat terpaksa. Karina mengikuti permainan pria itu. Mungkin saja ini adalah cara pria asing itu untuk menolongnya.“I-Iya, dia suamiku,” jawab Karina gugup, entah keputusannya benar atau salah. Yang ia tahu, ia ingin lepas dari Sandi yang tak waras itu. “Apa!" pekik Sandi, semakin kaget. Lalu, ia pun menyeringai, dan menatap licik pada pria asing tersebut. "Bayar dia dulu! Baru kamu bisa membawanya pergi!” ucapnya tanpa memiliki rasa malu, Sandi menengadahkan tangan, meminta uang pada pria asing itu. Pria asing itu terlihat dingin. Tidak ingin panjang lebar, dia melempar semua lembaran merah yang ia ambil dari dalam dompetnya, ke wajah Sandi.
Bab 3 Nyaris SerupaReflek, Karina menggeser tubuhnya untuk mundur tanpa memiliki kekuatan untuk berdiri dan berlari. Aura menegangkan di sekitar sungguh menguras seluruh tenaga bahkan nafasnya.“Setelah satu bulan kau menghilang dan, mencelakai Nenek, juga mencuri uang dari dalam brankas. Kau masih berani muncul di kota ini, hah!” Suara gemeretak dari rahang tegas yang mengeras itu sangat terdengar jelas.“A-Ada apa ini? aku tidak tahu apa yang sedang anda bicarakan," protes Karina. Wajahnya semakin kebingungan. Pria itu, sontak berjongkok dan mencengkram rahang Karina.“Jangan pura-pura amnesia, kamu. Selama ini bersembunyi di mana kamu? Kau pergi dengan pria selingkuhanmu!” geramnya. Pria itu semakin kuat mencengkram leher Karina.Karina hanya bisa menggeleng dengan wajah ketakutan dan memerah karena mulai kehabisan stok oksigen dari tenggorokannya yang tercekal. “Andini!" pekiknya dengan sangat lantang. Suaranya menggelegar di dalam ruangan besar yang sunyi dan sepi itu."Bahkan
Bab 4 Balas Dendam Sesal Yang Terlambat Karina meraung. Rasa sakit, nyeri dan nikmat yang menguasai tubuhnya. Membuatnya sungguh tak berdaya. Entah apa yang sedang merasuki pria asing tersebut. Hingga tega melakukannya, tanpa meminta penjelasan dari Karina, atas semua yang ia katakan terlebih dahulu. "Aku Karina! Karina…!" raungnya dengan sisa-sisa tenaganya. Wajahnya basah air mata, tubuh polosnya menggigil akibat isak lara yang meluap dari perihnya luka hatinya. "A-apa!" Pria itu segera menarik tubuhnya dengan cepat. "Aaaa!" jerit Karina seraya menutup kakinya dan menekuk lututnya. Tangisnya kian pecah, di hadapan pria yang berdiri menatap tubuh polosnya dengan wajah bingung. "Da-darah? Tidak mungkin!" gumam pria itu, dengan suara lemah namun tegas. "Aku Karina…! Karina! Bukan Andini… aku tidak tahu siapa Andini, tidak tahu!" pekik Karina di antara isak yang terdengar sangat pilu itu. Pria itu tiba-tiba luruh, lututnya menempel ke lantai. Menatap bercak darah di atas sofa pu