Share

Pingsan

Penulis: Love Queen
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-02 20:43:29

"Mbak Savira pucat banget," tegur satpam kantor padanya.

Savira menghembuskan napasnya panjang. Satpam di kantor adalah orang kesekian kalinya yang mengatakan kalau dia pucat, padahal lipstik yang dia pakai sangat tebal agar bibirnya terlihat segar. Savira juga menyadari itu, karena sejak siang kemarin, dia sama di tidak makan. Wanita itu hanya meminum air putih saja juga memakan kerupuk sisa Salsa kemarin.

Dan sampai pagi ini, Savira masih juga belum merasakan enaknya nasi.

Kepalanya pusing, tapi Savira menahannya. Savira yakini, kalau asam lambungnya kambuh lagi.

Ketika wanita itu melangkah menuju lift, suara yang sangat dikenalnya menginterupsinya untuk berhenti. Savira menghembuskan napasnya kala mendengar suara itu. Ini suara orang yang sudah membuatnya tidak makan sejak semalam, siapa lagi kalau bukan Axel.

"Saya manggil-manggil kamu, kenapa gak menyahut?" Tanya Axel garang.

"Saya gak dengar," jawab Savira seadanya.

"Laporan yang kemarin saya minta kamu untuk perbaiki, revisi ulang."

Hah? Revisi laporan yang kemarin? Yang benar saja? Laporan itu bukan dia yang buat, tapi kenapa malah dia yang disuruh perbaiki?.

"Yang buat bukan saya, lho, Pak."

"Kamu kira saya peduli," balas Axel.

"Bapak suruh yang buat laporan itu untuk revisi, kenapa malah saya?" Protes Savira.

"Saya maunya kamu."

"Sa—"

"Gaji kamu mau saya potong."

Ok, Savira diam, dia tidak ingin gajinya dipotong bulan ini. Ah, mendengar kata 'gaji' Savira jadi tidak sabar untuk gajian. Padahal masih ada dua minggu lagi.

Sementara itu, Axel melihat wajah Savira dengan seksama, mulutnya gatal untuk bertanya pada Savira. Apa wanita itu sakit?. Hal itu membuat Axel khawatir dengan Savira. Kala lift terbuka dan Savira masuk ke dalam, Axel pun juga ikut masuk. Tak perlu mengungkapkan kekhawatirannya, Axel lebih memilih ikut, takut Savira kenapa-kenapa.

"Bapak ngapain masuk?"

"Suka-suka saya, kok kamu sewot sih."

"Kan ada lift khusus petinggi perusahaan, Pak."

"Perusahaan ini punya saya, jadi jangan banyak protes. Kalau kamu gak suka ke—"

Belum selesai Axel berucap, tiba-tiba saja Savira langsung ambruk bertepatan dengan lift yang tertutup.

Oh Tuhan, Axel rasanya seperti kesusahan bernapas melihat Savira pingsan, ditambah lagi dengan wajah wanita itu pucat.

"Savira," panggil Axel seraya menepuk-nepuk pelan pipi Savira.

Kekhawatiran Axel semakin bertambah saat dia menyentuh kening Savira. Sial. Kenapa lift terasa begitu lama berjalan, padahal mereka hanya ke lantai lima saja. Ayolah, Axel ingin turun ke bawah dan membawa Savira ke rumah sakit.

Dulu, sewaktu mereka bersama, Axel sama sekali tidak pernah melihat Savira seperti ini. Ada banyak yang sudah dia lewati tentang wanita yang kini tengah pingsan itu. Axel memeluk Savira erat, mungkin saja dengan ini Savira bisa sembuh walau Axel tahu kenyataannya Savira tidak akan sembuh hanya dengan pelukannya.

"Aku mohon, jangan buat aku kehilanganmu kedua kalinya."

Lebay, sangat lebay. Axel hanya terlalu takut Savira kenapa-kenapa. Takut Savira tiba-tiba pergi begitu saja.

Padahal kemarin saat bertemu Savira, wanita itu baik-baik saja.

***

Ya Tuhan, Axel benar-benar sudah gila tadi saat melihat Savira pingsan hingga dia tidak bisa berpikir jernih.

Bagaimana bisa dia mengatakan hal tidak seharusnya dia katakan?. Oh, ayolah Axel, ingat kamu pasti sudah move on.

Pria itu mengacak-acak rambutnya frustrasi. Untung saja Savira saat itu sedang pingsan, kalau saja wanita itu sadar, bisa-bisa dia besar kepala karena mendengar ucapan Axel. Huh, siapa juga yang masih mencintai Savira?.

Axel mengatakan seperti itu karena dia hanya takut kehilangan salah satu karyawannya. Ya, hanya takut kehilangan salah satu karyawannya, itu saja, tidak lebih. Berbicara tentang Savira, wanita itu masih berada di rumah sakit karena masih demam. Sementara Axel, dia meninggalkan Savira sejenak untuk meeting dengan kolega bisnisnya.

Pria itu melewati taman, siang-siang yang terik seperti ini ternyata banyak juga pengunjung taman, terlebih lagi ada banyak anak sekolah dasar yang bermain di sana karena kebetulan taman berdekatan dengan sekolah tersebut. Ron yang sebagai sopirnya kali ini terus melakukan mobil, tetapi suara Axel membuatnya memelankan laju mobil.

"Pelan sedikit, jangan terlalu cepat."

Axel melihat ke arah taman, di sana dia melihat ada perundungan yang dilakukan oleh anak sekolah dasar. Ada sekitar delapan anak laki-laki yang melingkari satu anak laki-laki yang hanya diam seraya menundukkan kepalanya.

Melihat itu, Axel menyuruh Ron untuk menghentikan mobil. Axel turun, berniat untuk menghampiri mereka dan melerainya. Dari jarak sekitar sepuluh langkah, Axel dapat mendengar mereka, sebagian dari mereka ada yang tertawa sembari menunjuk ke anak laki-laki itu, sebagian ada yang berteriak.

"Anak haram!"

Astaghfirullah, itu yang ajar anak-anak sekolah dasar berkata seperti itu siapa?. Axel menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa anak kecil yang bahkan umur bisa dibilang sekitar delapan atau sembilan tahun bisa berkata seperti itu?.

"Hei, kalian, tidak boleh berkata seperti itu," tegur Axel, suara pria itu meninggi dan amarahnya langsung memuncak saat mata anak laki-laki yang sedang mereka hina menatapnya.

Axel tidak tahu, kenapa dia bisa marah melihat anak kecil itu dihina 'anak haram' oleh teman-temannya? Mereka yang tadi menghina langsung lari terbirit-birit, meninggalkan Axel dan anak laki-laki itu. Sementara itu, Axel langsung menghampiri anak laki-laki itu, memperhatikan anak itu dengan seksama, barang kali ada yang terluka.

"Aku baik-baik aja, Om," ucap anak itu karena paham akan tatapan Axel.

"Kamu kenapa cuma diam pas dihina?" Tanya Axel. Oh, kalau saja dia yang jadi anak laki-laki di hadapannya ini, sudah dia pastikan dia akan menghabisi semua anak-anak tadi.

"Kenyataannya memang seperti itu."

Hah? Axel benar-benar tidak menyangka jika anak tersebut tidak marah saat dia dikatakan anak haram, bahkan anak itu sendiri secara tidak langsung mengakuinya. Kenapa anak ini terlihat seperti duplikat dirinya waktu dia masih kecil?. Eh, tidak-tidak.

"Namamu siapa?"

"Rakanda Pradipta."

Anak laki-laki yang tidak lain adalah Raka itu, menjawab pertanyaan Axel seadanya. Dia tidak biasa berbicara dengan orang asing, maka jangan salahkan Raka kalau sifatnya sangat buruk.

"Sudah makan?" Tanya Axel. Sebenarnya pria itu tidak tahu mau mengobrol apa dengan anak yang terlihat pendiam.

"Belum," jawab Raka seadanya.

"Mau makan?" Tawar Axel.

"Tidak udah, aku makan di rumah dengan Mama."

"Mau diantar pulang?" Tawar Axel lagi.

"Tidak usah."

"Ah, Om akan senang kalau kamu mau makan siang bareng Om," kata Axel.

Pria itu tidak rela melihat Raka pergi secepatnya. Hei, Axel, jangan sampai  kamu memiliki pemikiran untuk menculik anak orang.

"Om mau ditemani makan?"

Axel terkekeh kecil, pria itu berjongkok menyamakan tingginya dengan Raka. Wajah Raka yang terlihat begitu mirip dengannya sama sekali tidak membuatnya curiga. Axel percaya kalau di dunia ini setiap orang memiliki tujuh kembaran, terbukti dengan Raka yang sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengannya.

"Makan bareng kamu, di restoran, mau?"

Raka menggigit bibir bawahnya, niatnya ingin menolak ajakan Axel tapi ternyata perutnya malah berbunyi dan terdengar oleh Axel hingga membuat Axel tertawa pelan.

"Ya sudah, tapi Om yang traktir, aku tidak punya uang."

"Tentu saja, Boy."

Di pagi hari tadi, Axel dibuat khawatir karena Savira tapi siang ini dia dibuat bahagia karena Raka mau menerima ajakannya untuk makan siang bersama. Sore nanti apa yang akan menantinya?.

***

Holaaaa

Ada yg nungguin cerita ini gk? Hehehe

Selamat membaca

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Balikan Dengan Mantan   Abang Dosen Udah Update

    Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye***Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye***Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye

  • Balikan Dengan Mantan   EXTRA PART

    Savira menarik rambut Axel, membuat si empunya rambut mengaduh kesakitan. Walau begitu, dia sama sekali tak bisa menyuruh Savira melepaskan tarikan Savira. Saat ini, istrinya tengah berjuang melahirkan anak kedua mereka. Axel jadi membayangkan perjuangan Savira melahirkan Raka.Air mata menetes dari mata Axel, dia sedih melihat Savira, lebih sedih lagi kala bayangan tentang Savira yang melahirkan Raka, terus berputar di benaknya."Axel, sakit," adu Savira membuat Axel mengangguk, pria itu tahu rasanya pasti sakit, terbukti dengan Savira menangis."Iya, Sayang, kamu harus kuat. Aku bakal tetap di samping kamu."Savira kembali mengejan, mengikuti perintah dokter. Sekita beberapa menit dia mengejan lama, tangis bayi terdengar, Axel bernapas dengan lega karena Savira sudah tak merasakan sakit lagi. Bayi laki-laki telah lahir, adik Raka telah lahir tepat pukul satu dini hari. Bayi yang sehat tanpa ada cacat satu pun."Alhamdulillah," ucap pria itu tak henti-henti

  • Balikan Dengan Mantan   Info Buat Pembaca

    Assalamualaikumhalooo semua....Apa kabar?Gimana puasanya? Lancar?Huhu karena sibuk meneliti dan mulai nyusun skripsi aku jadi lupa buat extra part cerita ini. Bahkan sempat janji mau update cerita baru.Tapi tenang, aku bakal baut extra part Balikan Dengan Mantan. Kalian bakal ketemu dengan Raka dan adik Raka nantinya. :DSebelum itu, mulai tanggal 29 April nanti (uhuy) aku bakal update cerita baru dengan judul Abang Dosen.Q : Kak, ceritanya RomCom gak?A : Iya, Romance-komedi, jadi ditunggu yahQ : Setiap hari apa updatenya?A : Setiap hari. Aku bakal update setiap hari sekitar jam 10 malamOk, mulai hari ini aku bakal update prolognya, jadi sambil nungguin tanggal 29 April, kalian bisa masukin ceritanya ke perpustakaan dulu.Nantikan extra part Balikan Dengan Mantan tanggal 28 AprilBye bye

  • Balikan Dengan Mantan   Epilog

    Savira mengecup punggung tangan Axel sementara Axel mengecup keningnya lama. Prosesi ijab kabul telah selesai beberapa menit yang lalu dan saat ini keduanya kini telah resmi menjadi sepasang suami istri.Axel tersenyum melihat Savira yang begitu cantik menggunakan make up. Kemudian keduanya diarahkan penghulu untuk memasangkan cincin di jari manis, setelahnya mereka diarahkan untuk menandatangani buku nikah."Kami cantik," bisik Axel membuat Savira yang ada di sampingnya mencubit kecil pahanya. Bersyukur tak ada yang melihat."Gak sabar buat nanti malam," bisik Axel lagi."Kamu kalau ngomong terus nanti malam aku tidur sama Raka aja," kata Savira mengomel suaminya itu.Ah, suami? Savira terkikik geli kala mengingat kalau dia dan Axel kini resmi menjadi sepasang suami istri, apalagi mengingat bagaimana banyaknya rintangan yang mereka lewati dulu.Savira benar-

  • Balikan Dengan Mantan   Lamaran Kedua

    Savira mendengus kesal lantaran Axel yang sudah tak mengizinkannya bekerja dan yang lebih membuatnya kesal adalah, tiba-tiba saja ada sekitar sepuluh wanita berpakaian kemeja putih berjas hitam dengan rok span di atas lutut membawanya ke kamar.Wanita itu juga kini telah tinggal di rumah orang tua Axel atas permintaan Jeslyn dan Daniel, sementara Axel disuruh menginap di apartemennya oleh Jeslyn, katanya takut Axel berbuat macam-macam pada Savira.Dari pagi sampai sore ini, Savira tak henti-hentinya mendapatkan perawatan badan dan wajah dari sepuluh orang itu. Pertama, dia yang dibantu mandi, walau malu dia juga tetap mau karena merek memijat-mijat punggungnya bahkan memakaikannya sabun yang sangat wangi, Savira sama sekali belum pernah mencium aroma sabun itu. Kedua, rambutnya di keramas, diberikan masker rambut, kemudian diberi vitamin rambut hingga wangi dan lembut. Ketiga, kukunya pun mereka rapikan bahkan diberikan kuteks bening. Keempa

  • Balikan Dengan Mantan   Vina

    Savira benar-benar tak menyangka kalau Axel membawanya bertemu dengan wanita bernama Vina yang bagi Savira itu adalah rivalnya. Sekalipun cuma sekali melihat Vina saat itu bersama Axel, Savira masih sangat mengingat dengan jelas wajah wanita itu.Kekasih Axel itu mendelik tajam ke arah sang kekasih yang tak merasakan bersalah bahkan langsung bersalaman dengan Vina juga cipika-cipiki tanpa memedulikannya.Tangannya yang sejak tadi digenggam Axel pun dia lepaskan secara kasar. Apa-apaan Axel ini? Apa Axel hanya main-main memintanya untuk bersama-sama?"Apa kabar, Xel?"Axel tertawa kecil lalu menjawab pertanyaan Vina. "Baik, malah baik banget, Vin."Vina tersenyum, kemudian atensinya beralih pada wanita di sebelah Axel, yang tak lain tak bukan adalah Savira. Kemudian Vina menatap Axel sejenak, meminta untuk dikenalkan pada Savira."Oh, iya, kenalin, ini Savira

  • Balikan Dengan Mantan   Meminta Restu 2

    Setelah membujuk nenek Savira yang menolak mereka, akhirnya keduanya benarh diizinkan masuk ke dalam rumah dan kebetulan sekali, malam ini rumah nenek Savira tengah ramai. Semua keluarga berkumpul di rumah nenek Savira.Saat mereka sudah masuk rumah, semua mata tertuju pada Axel dan Savira, ada yang memandang Savira sinis dan ada pula yang memandang Savira tak suka. Atensi mereka beralih pada Axel yang ada di samping Savira, tengah menggenggam tangan Savira erat.Tapi, lain halnya dengan Rendra yang menatap mereka tajam. Rendra tahu apa tujuan Savira dan Axel datang ke rumah neneknya. Pastinya Axel dan Savira ingin meminta restu dengan neneknya."Duduk," perintah nenek Savira—Lisa.Savira awalnya ragu, tapi tetap mendudukkan dirinya di samping Axel yang sudah lebih dulu duduk. Rendra yang melihat itu mendekat, bahkan kini duduk di sofa hingga berhadapan dengan Axel dan Savira.

  • Balikan Dengan Mantan   Meminta Restu

    Axel : SayangSavira tersenyum senang membaca pesan dari Axel. Wanita itu menggigit bibir bawahnya menahan kegemasan pada pesan dari Axel. Hanya satu kata itu saja mampu membuat Savira melayang.Astaga, Axel benar-benar membuat Savira gila. Savira menenggelamkan wajahnya di bantal, kemudian berteriak. Hanya itu satu-satunya cara untuk melampiaskan kegemasannya pada Axel, kalau dia berteriak secara langsung tanpa meredam suaranya dengan bantal, bisa-bisa Raka akan datang ke kamarnya."Ya Allah, aku harus balas apa?"Savira kebingungan ingin membalas pesan Axel.Iya, Sayang.Savira pun mengetik dua kata itu, kemudian dihapus.Iya.Ah, rasanya membalas hanya dengan satu kata saja terlalu monoton untuk orang yang tengah menjalani kasih. Savira menghapus lagi pesannya itu.Kenapa, Axel?

  • Balikan Dengan Mantan   Mamanya Anakku

    "Kamu sama Axel udah balikan?"Pertanyaan Jeslyn dijawab dengan anggukan kepala dari Savira. Wanita itu malu mengakui kalau dia kembali bersama Axel, entah kenapa, tapi rasanya benar-benar malu. Apa mungkin karena Jeslyn yang sering menjodoh-jodohkan mereka?Orang tua Axel, Raka, juga Bi Ulan sudah pulang dari berliburnya, mereka baru tiba semalam. Dan Axel langsung menceritakan pada orang tuanya kalau dia telah kembali bersama Savira. Jeslyn yang memang tak percaya dengan anaknya memilih bertanya dengan Savira dan ketika pagi tiba, dia langsung menelepon Savira, menyuruh Savira ke rumah padahal Savira harus bekerja."Seriusan?"Lagi, Savira mengangguk."Mama kok gak percaya, yah? Atau ini hanya akal-akalan kamu sama Axel aja?"Astaga, Jeslyn malah ragu mereka. Kemarin-kemarin Jeslyn ragu dengan perasaan Axel dan Savira yang sudah saling melupakan, tapi sekarang ketika anaknya dan Savira sudah balikan, dia malah ragu."Udah, Ma. Aku s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status