Share

Bab 131

Author: Levin Sergio
Namun, mereka yang mengetahui kisah di dalamnya tahu bahwa Nathan bisa dengan mudah mengambil posisi wakil kepala rumah sakit.

Jangankan wakil kepala rumah sakit, berdasarkan keterampilan medis Nathan, pria itu bahkan memenuhi syarat untuk menjadi kepala rumah sakit.

Menatap ruangan kantor baru yang didekorasi khusus untuknya, Nathan berkata dengan tak berdaya, "Nona Regina, Bu Tiara, sebenarnya aku nggak tertarik dengan posisi wakil kepala rumah sakit."

Regina sangat gembira. "Dokter Nathan, kami tahu kamu nggak tertarik dengan jabatan."

"Tapi Rumah Sakit Perdana merupakan rumah sakit swasta yang kami kelola. Jabatan kepemimpinan dipegang oleh orang-orang yang berkemampuan, tanpa memandang kualifikasi. Aku rasa jabatan wakil kepala rumah sakit sangat cocok untukmu."

Tiara juga tersenyum dan berkata, "Nathan, kalau kamu mau, aku bisa menyerahkan posisi kepala rumah sakit kepadamu. Biarlah aku menjadi wakil kepala rumah sakit dan membantumu."

Nathan tersenyum pahit dan berkata, "Lupakan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 132

    Melihat Andre yang datang dan pergi dengan marah, Tiara mengerutkan kening dan berkata, "Regina, sepertinya Andre masih nggak bisa melepaskan prasangka buruknya terhadap Nathan."Regina mengerutkan bibirnya dan berkata, "Buat apa repot-repot berhadapan dengannya? Kalau dia berani melawan Dokter Nathan, cepat atau lambat dia akan tamat."Tiara berkata dengan sungguh-sungguh, "Regina, jangan lupa di belakang Andre, masih ada Harel. Apalagi, Harel selalu berselisih dengan keluarga kita."Regina mendengus dingin. "Kalau Harel pintar, dia nggak akan melawan kita hanya demi Andre."Nathan tidak melakukan apa pun sepanjang pagi itu.Setelah menjadi wakil kepala rumah sakit, dia tidak lagi sibuk seperti saat menjadi dokter jaga.Regina dan Tiara memberinya kebebasan.Kecuali rumah sakit menghadapi kasus besar yang bahkan Tiara pun kesulitan untuk menanganinya.Meski Nathan termasuk salah satu dokter yang punya kemampuan tinggi di Rumah Sakit Perdana, dia hanya perlu mengambil tindakan dalam si

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 133

    Mendadak keheningan melanda keduanya.Setelah hening beberapa lama, Emilia tak kuasa menahan diri untuk bertanya, "Nathan, apa kamu masih benci sama aku sampai sekarang?"Nathan tertawa dan berkata, "Bu Emilia, kamu sudah terlalu banyak berpikir. Mengapa aku harus benci padamu? Aku senang kamu bisa menikah dengan putra keluarga kaya."Emilia tampak bingung dan bergumam, "Tapi entah apa yang terjadi pada diriku. Edward sudah kembali dan dia juga melamarku, tapi aku sama sekali nggak merasa senang."Emilia berkata dengan cuek, "Itu masalah Bu Emilia sendiri dan nggak ada hubungannya denganku.""Apa kamu sekarang bahkan nggak bisa dengar aku bicara?" kata Emilia dengan kesal.Nathan menatap Emilia dengan dingin hingga wanita itu menghindari tatapannya karena takut. Kemudian, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Emilia, aku yang dulu sudah terlalu banyak mendengarkanmu, baik di saat kamu senang ataupun nggak senang. Aku selalu menemanimu dalam diam.""Tapi pada akhirnya kamu lebih memili

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 134

    Lantaran sudah punya mobil sendiri, Nathan juga tidak akan merepotkan Emilia lagi.Setelah masuk ke dalam mobil, Nathan menginjak pedal gas dan langsung menuju ke Departemen Proyek Gluton.Emilia menatap mobil Porsche yang dengan cepat menghilang dari pandangannya. Saking kesalnya, dia sampai menghentakkan kaki.Setelah mereka putus, Nathan makin tidak peduli dengannya.Nathan kini mengendarai mobil mewah. Pria itu juga dipromosikan sebagai wakil kepala Rumah Sakit Perdana. Bima Nugroho, orang paling kaya di Beluno, juga menyukainya. Dia mempercayakan tugas-tugas penting dan memberikan posisi pimpinan departemen Grup Nugroho pada Nathan ....Jika status-status itu digabung semuanya, Nathan sepertinya juga tidak jauh berbeda dengan Emilia, CEO Grup Sebastian."Apa aku sungguh sudah salah menilai Nathan?"Suasana hati Emilia terasa rumit. Dia bergumam pada dirinya sendiri.Namun tak lama kemudian, dia merasa dirinya sudah berpikir terlalu jauh.Segala yang dimiliki Nathan sekarang dipero

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 135

    Nathan berkata dengan nada datar, "Aku hanya nggak ingin orang-orang nggak berguna ikut campur dalam kerja sama kita. Bu Emilia, jangan lupa bahwa setengah dari kekuatan pengambilan keputusan proyek ini masih ada di tanganku."Tamara dan Ken sangat kesal, tetapi mereka tidak berani mengatakan apa-apa. Keduanya hanya bisa memendam amarah dalam hati.Tamara dan Ken tentu ingin mengandalkan Emilia yang cakap untuk menghasilkan uang dari proyek tersebut.Namun jika Nathan tidak setuju, mereka terpaksa harus meninggalkan tempat itu dengan patuh.Emilia berkata dengan serius, "Jangan khawatir, Pak Nathan. Ibu dan adikku nggak akan menyalahgunakan proyek Gluton. Aku pasti akan memisahkan masalah kerjaan dengan masalah pribadi!""Tapi pemikiran dan sikap Pak Nathan sungguh mengagumkan."Selesai berbicara, Emilia pun berjalan memasuki kantor proyek sambil memasang ekspresi dingin.Tamara tersenyum bangga dan berkata, "Nathan, Emilia adalah putriku kesayanganku dan dia juga kakak kandungnya Ken.

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 136

    Pak Henry yang duduk bersandar di sofa tersenyum sinis. "Memandang kamu itu adiknya Bu Emilia, aku nggak akan perhitungan denganmu.""Tapi anak muda, aku ingin menasihatimu. Jangan menilai orang dari penampilannya. Kamu kira dari mana datangnya kepercayaan diriku untuk bersikap sombong seperti ini?"Tamara membela putranya. "Bukankah hanya seorang CEO kaya baru? Apa hebatnya?"Pak Henry mendengus dingin. "Wanita tua, kamu juga suka memandang rendah orang lain, 'kan? Haha. Kamu bisa tanyakan kehebatanku pada Bu Emilia.""Tanpa aku, proyek Gluton kalian nggak mungkin bisa berhasil."Tamara dan Ken dipenuhi dengan kebencian. Mereka sangat tidak puas.Sebelum menunggu keduanya berbicara, Emilia sudah menegurnya. "Bu, kalian sungguh ingin mengacaukan masalah?""Untuk proyek Gluton, hanya Grup Makarim yang punya material berkualitas terjamin. Atau apa kalian bisa mencari pemasok material baru untukku?"Tamara dan putranya tidak berani berbicara lagi. Mereka hanya berdiri di samping dengan ke

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 137

    "Pak Henry, apa kamu nggak merasa permintaanmu terlalu banyak?"Emilia mengucapkan kata-kata itu sambil menggertakkan giginya.Henry ini benar-benar menguji batas kesabarannya.Pak Henry tersenyum dan berkata dengan tenang, "Bu Emilia, jangan marah dulu. Dengarkan aku. Wanita cantik sepertimu akan segera menjadi wanita Tuan Edward. Jujur saja, aku merasa nggak enak.""Apa di antara kalian ada yang bisa membayangkan bagaimana rasanya merindukan sesuatu, tapi nggak bisa mendapatkannya? Hanya bisa memandangnya, tapi nggak bisa menikmati rasanya?"Ken berkata dengan nada tidak sabar, "Pak Henry, langsung katakan saja apa yang kamu inginkan. Jangan omong kosong. Kecuali Tuan Edward, nggak ada pria lain yang pantas untuk kakakku.""Aku juga berpikir demikian. Bu Emilia dan Tuan Edward itu pasangan serasi!" ucap Pak Henry sambil tertawa."Jadi, aku nggak berani minta yang lain lagi. Aku hanya punya satu permintaan kecil. Aku ingin Bu Emilia menyilangkan tangan untuk bertukar gelas dan minum a

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 138

    Emilia hanya merasakan perasaan tidak berdaya dalam hatinya.Saat menghadapi gangster seperti itu, identitasnya sebagai CEO Grup Sebastian juga tidak akan berguna.Namun, jika meminta Emilia langsung menelepon Edward, dia juga tidak mau.Emilia tidak ingin membuat dirinya tampak tidak berguna dan terus-terusan meminta bantuan Tuan Edward dalam segala hal.Namun, ibu dan adiknya dipukul di hadapannya. Apalagi, kerja sama mereka juga tidak berhasil.Bisa dikatakan, Grup Sebastian sudah kehilangan segalanya, tetapi tidak mendapatkan hal yang baik.Tepat di saat Pak Henry sampai di depan pintu.Nathan yang dari tadi tidak berbicara pun menghentikannya."Pak Henry memukul orang dan pergi begitu saja, bukankah ini keterlaluan?"Pak Henry mendongak dan berkata dengan bibir mengerucut, "Dari mana asal bajingan ini? Kalau nggak mau mati, aku sarankan sebaiknya kamu keluar saja dari sini."Nathan berkata dengan nada datar, "Aku orang yang bertanggung jawab dalam proyek ini. Kamu boleh nggak beke

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 139

    Mulut dan hidung Pak Henry langsung menyemburkan darah. Kepalanya terasa berdengung dan pusing. Tamparan Nathan barusan sudah hampir mengambil separuh nyawanya.Diikuti bunyi keras, Nathan menendangnya lagi dan membuat tubuh Pak Henry, yang beratnya lebih dari 100 kg terjatuh ke bawah.Nathan menginjak dada Pak Henry, lalu menatapnya dan berkata, "Pak Henry nggak suka bicara baik-baik, 'kan? Kalau begitu, mari ubah cara kita berbicara.""Sekarang, Pak Henry, apa kamu mau minta maaf dan bayar biaya pengobatan?"Pak Henry menatap Nathan dengan ngeri. Serangkaian pukulan barusan langsung menghilangkan kesombongan dan perilaku mendominasinya."Ja, jangan ... jangan pukul aku lagi. Aku akan minta maaf dan beri kompensasi padamu. Aku akan menuruti perkataanmu!"Pak Henry sudah hampir menangis saat ini.Dia telah berpura-pura hebat selama bertahun-tahun ini dan juga pernah bertemu dengan lawan tangguh.Namun, hanya segelintir yang seperti Nathan, yang mampu mengalahkannya dan membuatnya kemba

Latest chapter

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 356

    "Begitu masuk ke kantor polisi, aku akan mengajarimu bagaimana cara menjadi orang yang lebih baik."Sembari berbicara, dia merampas brankas dari tangan Nathan.Tiara berkata dengan marah, "Pak Rafel, sebaiknya kamu nggak menyentuh Nathan."Rafel tertawa terbahak-bahak. "Bukankah hanya bajingan kecil yang rakus uang dan nggak tahu diri? Aku bukan hanya akan memberinya pelajaran, tapi aku juga akan menjebloskannya dalam tahanan.""Tiara, Dokter Bayu, pulanglah dulu. Aku bisa menangani masalah ini sendiri," ucap Nathan.Tiara berkata dengan marah, "Nathan, kamu nggak salah. Pasti Alice, si jalang itu, yang memfitnahmu.""Nggak apa-apa. Siapa pun yang berani melawanku, aku pasti akan menemaninya sampai akhir," kata Nathan sambil mengangkat bahu."Lantaran Pak Rafel ingin memenjarakanku tanpa melakukan penyelidikan lebih dulu, aku akan mengikutinya dengan patuh dan menunggu keputusan akhir."Rafel mendecakkan lidahnya sambil berkata dengan nada sarkastis, "Bocah, biasanya orang pasti takut

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 355

    Tiara merasa sangat malu. "Kakek, kamu ..."Nathan tersenyum dan berkata, "Ayo, konferensi juga sudah berakhir. Saatnya kita pulang."Monika yang menyaksikan dari samping merasa sangat iri.Tuan Nathan begitu murah hati. Bisa-bisanya dia memberikan lavender jade berharga pada Tiara begitu saja.Pria yang seperti itu mana mungkin tidak memikat hati wanita?Saat ini, Nathan pun tersenyum padanya. "Nona Monika juga banyak membantuku hari ini.""Setelah selesai memproses potongan-potongan batu giok itu, Nona Monika boleh mengambil komisi sebesar 20 miliar."Monika terkejut sekaligus gembira. "Tuan Nathan, apa aku juga kebagian?""Tentu saja. Kalau Nona Monika nggak mengundangku ke konferensi penilaian barang antik ini, aku juga nggak punya kesempatan untuk menghasilkan banyak uang," kata Nathan.Sebagai komisi, dia memberi komisi sebesar 20 miliar pada Monika ....Monika termasuk wanita yang telah melihat dunia dan juga tidak kekurangan uang.Namun, kemurahan hati Nathan tetap mengejutkann

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 354

    "Apa mereka nggak sadar kalau di dunia ini penuh dengan orang biasa? Apa mereka mengira semua orang bisa menjadi genius seperti Dokter Nathan?"Tiara melengkungkan bibirnya dan berkata, "Kakek, kalau nggak memahami situasinya, jangan bicara lagi.""Kalau bukan karena Nathan, kamu juga nggak akan mendapatkan keuntungan besar di konferensi penilaian barang antik ini."Dokter Bayu langsung tersenyum dan berkata, "Haha. Dokter Nathan, kamu sudah membuatku mendapatkan keuntungan besar hari ini."Dibandingkan mereka yang kegirangan, Nathan lebih tampak acuh tak acuh."Merepotkan Nona Monika untuk mengurus barang yang kudapatkan hari ini."Monika bertanya dengan heran, "Tuan Nathan, kamu nggak mengambil barang yang kamu menangkan hari ini?""Aku akan mengambil Akik Jangkrik Darah Empedu dan batu giok ungu.""Sisanya aku serahkan pada Nona Monika untuk memprosesnya."Monika sedikit menyesal, tetapi segera merasa semangat kembali.Meski Nathan mengambil dua barang terbaik.Sisanya juga merupaka

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 353

    Alice tersenyum. "Kalau begitu, terima kasih. Aku akan mentraktirmu makan setelah kamu berhasil menegakkan keadilan untukku."Setelah menutup telepon, Alice mendengus dingin dan berkata dengan nada main-main, "Sudah kubilang, hidup bukan sekadar judi batu, barang antik, ataupun barang-barang kelas rendah lainnya.""Kekuasaan dan latar belakang adalah caraku untuk menghancurkanmu sepenuhnya, Nathan!"Emilia bertanya dengan ragu, "Kak Alice, kamu minta bantuan sama siapa?""Tapi dilihat dari judi batu barusan, Nathan dan Monika nggak melakukan transaksi atau tipu daya apa pun."Alice melambaikan tangannya dan berkata, "Emilia, jangan khawatirkan masalah ini.""Kalau bukan karena Nathan menggunakan tipu daya untuk menjebakku, bagaimana mungkin aku bisa kalah telak seperti ini?""Kamu sendiri juga lihat, 'kan? Sebelum judi batu dimulai, dia menambah nominal taruhan.""Sejak saat itu, dia sudah punya niat buruk, tapi sayangnya aku nggak menyadarinya.""Bukannya aku nggak mengakui kekalahank

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 352

    "Tuan Nathan sendiri bisa menemukan akik berharga dari tumpukan batu bobrok itu. Dia sudah memperlihatkan pada semua orang apa itu judi batu yang sesungguhnya."Begitu Monika melontarkan kata-kata itu, suasana menjadi gempar dan tidak terkendali."Tuan Nathan!""Tuan Nathan!""Tuan Nathan!"Nathan langsung dipuji oleh ribuan orang dan reputasinya diakui semua orang.Dalam sekejap, Nathan dibanjiri dengan tatapan kagum dan antusiasme yang tidak terhitung jumlahnya.Yang membuat banyak orang sulit untuk menerima kenyataan itu adalah Tuan Nathan terlihat seperti seorang pemuda biasa.Di usianya yang begitu muda itu, dia sudah menciptakan reputasi besar bagi dirinya sendiri dalam bidang barang antik dan judi batu.Apa sungguh ada keberuntungan dari Langit seperti ini?"Aku kalah. Aku kalah lagi. Haha. Aku nggak terima. Aku nggak rela ...."Wajah Alice berubah pucat. Dia mulai mentertawakan dirinya sendiri.Padahal, dia barusan begitu percaya diri dan yakin kemenangan akan berpihak pada dir

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 351

    Akik Teratai Merah!Batu ini pernah menjadi harta karun tertinggi yang menyebabkan sensasi di seluruh dunia barang antik dan batu giok.Ditemukan di Gurun Siwa di Isernia utara. Karena warnanya yang cerah dan fakta berisi ikan merah kecil dengan empedu darah di dalamnya, ia diberi nama Akik Teratai Merah!Di antara empat batu aneh besar di Isernia, Akik Teratai Merah menempati urutan pertama dan dikoleksi oleh seorang konglomerat misterius di Halgerd.Sekarang, potongan batu akik merah yang dibuka Nathan juga memiliki jangkrik kecil di dalamnya.Bisa dikatakan, muncul satu lagi batu akik darah empedu lainnya di dunia ini.Hanya saja, batu akik milik Nathan ini lebih tepat disebut sebagai Akik Jangkrik Darah Empedu!Kegemparan di lokasi batu judi berhasil diredakan juga.Bahkan Roland, CEO Grup Valentino, merasa khawatir dan mendatangi lokasi kejadian.Para pakar dan juga para petinggi Asosiasi Barang Antik Beluno, tidak bisa duduk diam lagi. Semuanya berebut untuk menilai harta karun l

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 350

    Sekarang, dia juga tidak berdaya lagi."Sayang sekali, Tuan Nathan sudah menyia-nyiakan ronde ini.""Benar. Mengapa dia memilih batu besar dan mencolok seperti itu? Padahal, masih ada banyak batu mentah lain yang lebih bagus!""Yang dia dapatkan juga bukanlah sampah. Setidaknya, dia masih memperoleh sepotong batu nefrit berkualitas tinggi. Kalah juga nggak apa-apa. Lagian, bukan kerugian besar."Beberapa senior tua dari Asosiasi Barang Antik menggelengkan kepala dan turut simpati terhadap Nathan.Mereka tentunya berharap Nathan bisa meraih kemenangan besar dan memberi pukulan telak pada Alice, gadis berbakat dari Naroa itu.Namun, Alice sekarang telah memperlihatkan bakatnya dalam judi batu. Jadi, mustahil mereka tidak menerima kenyataan itu.Nathan sendiri bahkan tidak melihat sedikit pun batu giok ungu yang didapatkan Alice.Pria itu tampak sangat berhati-hati dalam memberi petunjuk pada pengrajin untuk memotong batu miliknya.Ketika lapisan batu-batu itu terkikis, samar-samar terlih

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 349

    Nathan mengerutkan bibirnya dan berkata, "Bodoh. Aku hanya suruh kamu tunggu sebentar, bukannya mau mengaku kalah. Kamu sudah nggak sabar ingin perhitungan sekarang? Kenapa? Sudah kehabisan uang?"Wajah Alice memerah. Dia pun berkata dengan marah, "Baiklah. Aku mau lihat trik macam apa yang ingin kamu mainkan."Dia memang tidak punya uang lagi. Terlebih, batu yang dipotong Nathan juga tidak punya barang berharga sama sekali.Meskipun dia menang, batu sampah yang dipotong Nathan akan menjadi miliknya, yang mana dia hanya mendapatkan setumpuk sampah sebagai balasannya."Tuan Nathan, apa kamu punya instruksi lain?" tanya si pengrajin.Yang lainnya juga penasaran. Sekarang situasi sudah menjadi seperti ini, apa masih ada yang bisa dilakukan Nathan?Nathan tersenyum, lalu menunjuk batu berbintik-bintik itu sambil berkata, "Batu mentah milikku ini masih bisa dipotong, bagaimana menurutmu, Pak?"Pengrajin tampak tercengang. "Tuan Nathan, kita sudah potong sampai lapisan material. Percuma saja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 348

    Sekarang dia mulai menyesali perbuatannya.Tak disangka, Tuan Nathan ini begitu hebat. Dia bahkan bisa mengalahkan Alice.Kalau aku tahu hasilnya begini, dia pasti tidak berani bertindak seperti barusan itu.Melihat si pengrajin ragu, Alice makin marah dan langsung berteriak, "Kenapa kamu diam saja? Apa kamu nggak percaya padaku?"Pengrajin langsung gemetar. Dia kemudian buru-buru berkata, "Aku akan segera memotong batu ini untuk Nona Alice. Kali ini, Nona Alice pasti akan menang."Nathan tersenyum dan berkata, "Alice, hatimu sudah kacau.""Keluarga Sebastian di Naroa juga nggak punya kekayaan sebanyak itu, 'kan? Kalau terus dihambur-hamburkan seperti ini, bukankah namanya pemborosan?"Sembari berbicara, Nathan menunjuk ke bagian tengah, potongan batu mentah paling besar.Melihat itu, Alice mencibir dan berkata, "Nathan, apa kamu nggak tahu ukuran batu mentah nggak ada hubungannya dengan barang yang ada di dalamnya?""Apa kamu kira asalkan memilih batu mentah yang ukurannya besar, maka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status