Regina tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa. Aku punya Dokter Nathan. Dia akan membantuku."Sekretaris itu segera menatap Nathan dengan curiga, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nathan, kalau kamu benar-benar ingin membantu Nona, kamu nggak seharusnya pamer barusan.""Aku tanya kamu, apa rencanamu dalam membantu Nona untuk mendapatkan kembali dana proyek senilai 120 miliar di Sirion?"Nathan tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir. Sirion sudah nggak ada lagi sekarang.""Tapi aku tahu beberapa informasi rahasia tentang kejatuhan Simon. Seharusnya nggak sulit untuk mendapatkan uangnya kembali."Semua aset dan wilayah bagian Sirion sudah dibagi oleh Arjun beserta Nayana.Dia hanya perlu mencari dua penguasa itu saja. Bagi Nathan, itu bukanlah hal yang sulit.Namun, sekretarisnya Regina tidak kuasa menahan diri dan langsung berkata, "Bicara saja memang mudah. Tuan Simon dari Sirion dulunya termasuk orang yang sangat berkuasa di Beluno. Bagaimana dokter kecil sepertimu punya kebe
Setelah berdehem dua kali, Liam kembali melanjutkan, "Masih ada satu hal penting lagi. Keluarga Halim sangat aktif akhir-akhir ini.""Entah dari mana Edward, si kepala keluarga nggak becus ini, mendapatkan kepercayaan diri untuk memasuki industri farmasi.""Sesi pertama produk mereka sudah dipasarkan dan responsnya sangat baik."Setelah tertegun sejenak, Liam tiba-tiba berkata dengan marah, "Itu berarti departemen medis Grup Suteja kita penuh dengan orang-orang yang makan gratis.""Padahal farmasi Grup Suteja kita punya pengalaman dan keahlian selama puluhan tahun. Apalagi, kita selalu menguasai pasar Beluno selama ini.""Tapi sekarang, Edward yang biasa-biasa saja, justru bisa merebut industri Keluarga Suteja-ku. Semua orang, siapa yang bisa memberiku penjelasan?"Steward berkata dengan wajah kaku, "Pak Liam, departemen medis merupakan industri utama Grup Suteja kita. Akulah yang bertanggung jawab menanganinya.""Kalau dilihat dari hasil dan kualitasnya, kita nggak punya masalah. Apal
Nathan berjalan ke samping Regina, lalu duduk dan berkata sambil tersenyum, "Kamu adalah CEO. Kamu berhak membuat keputusan akhir.""Tapi mohon semuanya maklum. Aku baru saja bergabung dengan Grup Suteja hari ini. Jadi, aku mungkin sedikit impulsif barusan dan membuat Tetua Yudha ketakutan!"Banyak orang yang diam-diam menggertakkan gigi. Apa ekspresi cuek yang diperlihatkan Nathan itu tampak seperti sedang meminta pengertian dari semua orang?Selain itu, apa maksudnya 'sudah membuat Tetua Yudha ketakutan'?Tetua Yudha sudah dibawa ke rumah sakit akibat pukulannya barusan. Dia bilang hanya ketakutan saja?Liam menggebrak meja dan berteriak, "Sudahlah. Ayo kita mulai rapat hari ini. Semuanya, harap tenang!"Nathan dan Regina saling berpandangan. Tatapan mereka seakan tidak bersalah.Hati Regina saat ini sangat kegirangan.Penampilan Dokter Nathan harus diberi nilai sempurna.Mungkin ibunya yang menyaksikan kejadian di sini lewat kamera CCTV pasti sangat tidak senang saat ini."Apa sudah
Tetua Yudha, veteran perusahaan, pengikut nomor satu CEO, yang bertanggung jawab atas keamanan perusahaan dan juga anggota direksi dipukul seperti ini?Terlebih lagi, tamparan keras itu membuatnya langsung pingsan."Pak Nathan, kamu ...."Steward tampak tercengang. Dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi.Sekretaris juga terpana. 'Gawat. Baru saja menstabilkan situasi dengan susah payah, kini malah dirusak olehnya lagi.'"Nathan, kamu menyerang anggota direksi dan juga menyinggung tetua perusahaan, tahukah kamu seberapa serius masalah yang kamu hadapi?"Bahkan, Regina juga tidak menyangka Nathan akan melakukan serangan tiba-tiba.Tak disangka, Nathan akan menampar Tetua Yudha. Hal ini sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh gadis itu bahkan di saat dia menjadi CEO dan memegang keputusan akhir Grup Suteja.Liam tiba-tiba berdiri. Raut wajahnya sangat muram. "Nathan, apa yang kamu lakukan?""Beraninya kamu memukul veteran perusahaan? Apa kamu ingin masuk penjara?"Nathan berkata denga
Nathan berdiri. Senyum ramah yang sebelumnya tampak di wajahnya itu telah menghilang. Yang tersisa hanyalah ekspresi dingin."Aku mau tanya, karena sahamku sudah melampaui Pak Liam dan Tetua Yudha, apa sekarang aku punya hak bicara dan prioritas dalam pertemuan siang hari ini?"Kata-kata dingin yang keluar dari mulut Nathan itu membuat jantung semua orang berdebar kencang.Wajah Liam berkedut. "Pada prinsipnya, memang begitu."Tetua Yudha tidak puas. Wajahnya tampak kesal. "Nak, nggak kusangka, kamu bisa menggunakan trik seperti ini.""Jangan-jangan kamu menggelapkan 10 triliun ini dari suatu tempat? Huh! Berdasarkan posisi dan latar belakangmu, sekalipun keluargamu sudah ada selama beberapa generasi, mereka juga nggak akan mampu menghasilkan uang sebanyak itu, 'kan?"Dalam sekejap, banyak orang mengangguk diam-diam.Perkataan Tetua Yudha sangat masuk akal.Langsung menyuntikkan 10 triliun ke Grup Suteja dan menjadi pemegang saham terbesar kelima.Nathan pasti telah menggelapkan dana p
"Nathan, kamu sungguh menyuntikkan ... sepuluh triliun ke dalam perusahaan?"Lidah Steward terasa kelu saat mengucapkan kata-kata ini.Kepalanya terasa berdengung. Dia sama sekali tidak percaya bahwa hal konyol seperti itu akan terjadi tepat di depan matanya.Permusuhan dan penghinaan sekretaris Regina terhadap Nathan sebelumnya langsung menghilang.Yang tersisa hanyalah ketidakpercayaan dan keterkejutan yang mendalam.Wajah Tetua Yudha berubah drastis. Dia menggelengkan kepalanya berulang kali. "Nggak mungkin. Sama sekali nggak mungkin!""Sekalipun putra konglomerat ataupun pebisnis internasional, mereka juga nggak akan mengeluarkan sepuluh triliun untuk investasi dengan mudah begitu saja.""Periksa secepatnya. Apa ada peretas yang menyerang jaringan perusahaan dan menyebabkan kekacauan data yang serius?"Dia tidak percaya bahwa Nathan bisa membeli saham sebanyak sepuluh triliun hanya dengan menekan beberapa tombol di layar ponselnya.Hal seperti ini tidak mungkin terjadi, kecuali ser
"Tapi berdasarkan aturan perusahaan, pemegang saham dengan jumlah yang lebih besar punya hak suara dan prioritas darimu.""Liam bukan hanya CEO, tapi juga pemegang saham mayoritas. Jadi pada prinsipnya, dia memang berhak menuntutmu!"Nathan mengangguk dan berkata, "Aku mengerti. Dengan kata lain, asalkan sahamku lebih banyak dari Liam dan Tetua Yudha, aku juga bisa menekan mereka?""Benar. Hanya saja, sekalipun sahamku ditambahkan dengan sahammu, kita juga masih belum bisa menandingi mereka," ucap Regina."Jadi, masalah ini agak merepotkan. Mengapa kamu nggak menelepon Tuan Bima saja?"Nathan tahu Regina bermaksud baik.Namun, Nathan tersenyum tipis dan berkata, "Nggak perlu repot-repot. Asalkan punya saham, aku sudah bisa menekan dua orang ini. Kalau nggak leluasa, aku masih bisa beli!"Regina agak lambat dalam merespons perkataan Nathan. Ada sedikit kebingungan di wajah cantiknya.Sekretaris langsung mencibir. "Nathan, bisakah kamu berhenti membual?""Kamu bisa langsung beli? Haha. A
Liam menyeringai, seolah-olah telah menguasai segalanya. "Regina, adikku sayang, aku sudah pernah memberitahumu sebelumnya.""Asalkan kamu kembali dan menjadi wakil CEO yang patuh, nggak akan ada yang mengganggumu. Tapi kalau kamu ngotot menantang otoritasku sebagai CEO, aku akan membuatmu melihat dengan jelas, siapa sebenarnya pemimpin perusahaan ini."Regina berkata dengan nada dingin, "Liam, kamu yakin ingin membuat masalah menjadi seperti ini?"Liam teringat saat-saat di mana dirinya disiksa oleh Nathan sebelumnya. Dia pun berkata dengan mata memerah, "Nggak, kamu salah.""Bajingan inilah yang sudah melakukan hal buruk dan menyebabkanku menderita kerugian berkali-kali.""Dia kira aku siapa? Beraninya bajingan kecil sepertinya menentangku? Aku nggak akan berdiam diri sampai berhasil mengirimnya ke kantor polisi hari ini."Tetua Yudha mencibir dan berkata, "Kepala polisi, Pak Rafel, termasuk kenalan lamaku. Aku hanya perlu menyapa. Setelah itu, aku yakin Pak Rafel pasti akan memperla
Regina menghadap semua eksekutif senior dan berkata dengan suara lantang, "Perusahaan kita berhasil mendapatkan wilayah yang dikembangkan di Analin dan mengambil alih sebidang tanah yang luas. Aku rasa kalian semua masih mengingatnya."Tetua itu mengerutkan kening dan berkata, "Bu Regina, sepertinya nggak ada gunanya membicarakan hal-hal yang nggak relevan seperti ini sekarang.""Yang sedang kita bicarakan adalah mengeksekusi orang ini di tempat!"Regina mendengus dingin. "Mengapa nggak ada gunanya? Sebidang tanah itu bisa diperoleh perusahaan kita berkat koneksi Tuan Nathan.""Jadi, demi memberi penghargaan padanya, perusahaan menyiapkan kursi direksi untuknya."Sekelompok eksekutif senior saling berpandangan dengan bingung.Jika yang dikatakan Regina benar, maka mereka tidak berhak menyentuh seorang direksi perusahaan!Liam bertanya dengan nada muram, "Apa sudah diperiksa?"Sekretaris yang berdiri di sampingnya menjawab dengan canggung, "Pak Liam, itu ... benar!"Liam tidak memercaya