"Tuan Jasper!""Alice, dasar jalang. Lepaskan Tuan Jasper kami!""Alice, pikirkan baik-baik. Kalau terjadi sesuatu pada Tuan Jasper kami, Perguruan Bela Diri Jenawi pasti akan bertarung mati-matian dengan Keluarga Sebastian di Naroa!"Murid Perguruan Bela Diri Jenawi dipenuhi dengan emosi. Mata mereka memerah saat menyaksikan Jasper disiksa seperti itu.Wajah Alice penuh dengan ekspresi hina. Dia menampar Jasper lagi dan membuat mulut pria itu kembali menyemburkan darah.Muklis berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Dia sama sekali tidak menggubris yang lainnya. Dia hanya berkata sambil tersenyum, "Alice, pelan-pelan saja mainnya. Kamu bisa lakukan apa pun yang kamu mau sampai bocah itu mati!"Tenang saja. Ada Kakek melindungimu di sini, jadi nggak mungkin ada orang di Beluno yang berani macam-macam padaku!"Murid-murid Perguruan Bela Diri Jenawi memang punya keberanian. Sekalipun mereka takut kepada Muklis, melihat Jasper sudah sekarat, mereka semua pun mempertaruhkan ny
Jasper masih belum mencapai level yang bisa membuat orang terpana. Jadi, orang seperti itu tidak pantas untuk dia perhatikan.'Begitu Muklis mengalahkan Jasper, target selanjutnya adalah Nathan.''Saat Nathan dijatuhkan oleh Muklis dan terluka parah, Bima dan Regina pasti akan minta bantuanku.'Tatapan Liya tampak ragu. Terakhir, dia pun mendengus dan bergumam dalam hati, 'Nggak mungkin aku hanya duduk dan melihat Nathan dipukul sampai mati.''Akan kutunggu Muklis melawan Nathan sampai sekarat, saat itu, aku baru akan turun tangan membantu.''Dengan begitu, Bima bukan hanya akan berutang budi padaku, tapi Nathan juga akan hancur. Waktu itu, Regina mana mungkin menginginkan pria lumpuh seperti itu lagi!'Selesai membuat keputusan dalam hati, Liya pun kembali memasang senyum dingin.Liya melirik Bima sekilas dan menyadari pria paling kaya di Beluno itu tampaknya tidak menganggap masalah terlalu serius. Bahkan, masih sempat menyesap tehnya.'Bima, kamu belum pernah bertemu lawan hebat di
Murid-murid Perguruan Bela Diri Jenawi kelihatan murka. Semuanya telah memasang ancang-ancang dan bersiap untuk menyelamatkan Jasper.Seno telah mengambil langkah lebih dulu dan melompat keluar untuk menangkap Jasper."Tuan Jasper, kamu baik-baik saja?"Jasper masih terengah-engah. Bola matanya melotot. Pria itu tampak sangat ketakutan."Tuan Seno, hati-hati. Si Tua Bangka ini kuat sekali!"Setelah mengatur napas, Jasper pun menjawab dengan nada ketakutan. Bahkan, ada tatapan ngeri yang tersisa di matanya.Alice tersenyum dan berkata, "Jasper, sudah kubilang, kamu bakal mati mengenaskan.""Sekalipun Tuan Seno bisa menyelamatkanmu sekarang, juga percuma saja. Aku sudah bilang sebelumnya. Kamu pasti akan mati!"Jasper menggertakkan giginya dan berkata, "Alice, dasar jalang! Memangnya kenapa kalau kamu bisa mengundang master Guru Besar tingkat puncak? Sekalipun orang-orang Perguruan Bela Diri Jenawi-ku harus bertarung habis-habisan, mereka juga nggak bakal menyerah di depanmu!"Alice mend
"Sepertinya kamu sudah bosan hidup dan ingin mengakhiri nyawamu, 'kan?"Muklis sibuk menggerak-gerakkan tubuhnya, lalu mendongak ke arah Jasper dan berkata sambil menyeringai, "Nak, kamu pakai taktik psikologis? Kamu ingin memanipulasi pikiranku sebelum kita mulai bertarung?""Idemu bagus, tapi sayangnya nggak ada pengaruhnya sama sekali. Kamu tetap bakal mati!"Wajah Jasper berubah. Dia tersenyum sinis. "Mau bunuh aku? Tergantung kamu punya kemampuan untuk melakukannya atau nggak."Jasper mengambil inisiatif, lalu maju ke depan dan menyerang tubuh bagian bawah Muklis dengan cepat.Nathan yang berdiri di antara Regina dan Tiara hanya menggelengkan kepalanya. "Jasper memang pantas menjadi kepala aula Perguruan Bela Diri Jenawi. Hanya berdasarkan pemikiran saja, dia jauh lebih unggul dibandingkan Edward dan tuan muda lainnya.""Tapi di saat berhadapan dengan kekuatan absolut, apa pun yang dia lakukan hanya akan sia-sia."Muklis yang bertubuh pendek dan cacat, dengan tas besar di punggung
"Haha. Tuan Bima, kamu memang punya banyak uang untuk menyewa para master hebat. Tapi master yang dibawa Alice sudah di depan mata sekarang!"Liya merasa tidak senang dan mencibir, "Selesai membereskan orang-orang Perguruan Bela Diri Jenawi, selanjutnya Alice pasti akan menyerang Nathan.""Tuan Bima, sekalipun kamu menghabiskan banyak uang sekarang, saat master yang kamu undang datang, aku khawatir bidak catur berhargamu itu sudah berlutut di tanah dan bersujud kepada mereka!"Dokter Bayu mengerutkan kening dan berkata, "Kalau Muklis bertindak terlalu lancang, apa Nyonya juga nggak akan peduli?""Buat apa aku ikut campur masalah orang lain? Aku dan Keluarga Sebastian di Naroa nggak punya dendam, terus kenapa aku harus begitu kepo?" ucap Liya dengan nada sinis.Dokter Bayu berkata dengan tegas, "Nyonya, kamu juga orang Beluno. Kamu yakin hanya akan berpangku tangan melihat Muklis bertindak semena-mena di Beluno?""Selain itu, Dokter Nathan juga punya hubungan baik dengan Regina. Meski k
"Seno punya keterampilan yang kuat. Dengan mengandalkan teknik bela dirinya, dia mungkin bisa berakhir seri dengan pria tua bungkuk itu," ucap Nathan dengan nada datar."Tapi begitu waktu pertarungan diperpanjang, pria tua bungkuk itu bakal menyerang balik Tuan Seno dengan mengandalkan tenaga dalamnya!"Liya yang duduk di meja VIP berkata dengan nada datar, "Bocah dari Perguruan Bela Diri Jenawi itu akan mengalami kerugian besar hari ini!""Orang lain mungkin nggak tahu, tapi aku dan Dokter Bayu tahu kalau Nyonya adalah seorang genius bela diri!" ucap Bima."Menurut Nyonya, siapa pria tua yang diandalkan gadis dari Keluarga Sebastian di Naroa itu?"Dokter Bayu juga mengerutkan kening dan bertanya, "Nyonya, dulu kamu juga disebut sebagai pahlawan wanita terkenal di Beluno. Bahkan, Thomas dari Keluarga Halim sangat mengagumimu.""Kami masih perlu petunjuk dari Nyonya!"Liya tersenyum dan berkata dengan bangga, "Sekarang aku sudah menikah dan punya anak perempuan, jadi aku masa lalu nggak