Share

Bab 380

Penulis: Levin Sergio
Nathan melirik jam. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Entah Arjun dan Nayana sudah mengambil tindakan atau belum.

Namun, dia juga tidak terburu-buru. Lantaran dia akan mendapat berita besok pagi.

Saat ini, ada beberapa orang yang sedang berbicara sambil bersenda gurau. Mereka duduk tidak jauh darinya dan Tiara.

"Kak Alice, kamu sangat cerdas, hebat, dan sangat keren. Kamu bahkan bisa bekerja sama dengan Simon, penguasa Sirion."

"Benar sekali. Alice, kamu memang pantas menjadi anggota keluarga utama kami. Bahkan setelah datang ke Beluno, kamu terus memperlihatkan bakatmu. Kamu bisa dengan mudah duduk sejajar dengan tokoh-tokoh hebat dan menghasilkan uang. Bibi benar-benar kagum padamu!"

Suara yang menyanjung dan menjilat ini terdengar begitu akrab di telinga Nathan.

Begitu menoleh sedikit, dia mendapati bahwa itu adalah Ken dan Tamara.

Selain kedua orang itu, masih ada Alice dan Emilia di sana.

Alice tersenyum dan berkata, "Ken, Bibi, jangan memujiku lagi."

"Simon ha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
bambang wahyud
sedikit sekali update nya min
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 380

    Nathan melirik jam. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.Entah Arjun dan Nayana sudah mengambil tindakan atau belum.Namun, dia juga tidak terburu-buru. Lantaran dia akan mendapat berita besok pagi.Saat ini, ada beberapa orang yang sedang berbicara sambil bersenda gurau. Mereka duduk tidak jauh darinya dan Tiara."Kak Alice, kamu sangat cerdas, hebat, dan sangat keren. Kamu bahkan bisa bekerja sama dengan Simon, penguasa Sirion.""Benar sekali. Alice, kamu memang pantas menjadi anggota keluarga utama kami. Bahkan setelah datang ke Beluno, kamu terus memperlihatkan bakatmu. Kamu bisa dengan mudah duduk sejajar dengan tokoh-tokoh hebat dan menghasilkan uang. Bibi benar-benar kagum padamu!"Suara yang menyanjung dan menjilat ini terdengar begitu akrab di telinga Nathan.Begitu menoleh sedikit, dia mendapati bahwa itu adalah Ken dan Tamara.Selain kedua orang itu, masih ada Alice dan Emilia di sana.Alice tersenyum dan berkata, "Ken, Bibi, jangan memujiku lagi.""Simon ha

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 379

    Nathan berkata dengan nada datar, "Kakak seperguruanmu selalu punya pendapat denganku, jadi nggak heran dia menyebutku. Aku rasa dia mungkin memarahiku di depan Dokter Bayu dan dirimu, 'kan?"Tiara berkata dengan agak malu, "Dia nggak memarahimu, karena aku nggak memperbolehkan dia mengatakan hal-hal buruk tentangmu.""Dia tanya padaku, apa aku nggak mau bersamanya karena kamu?""Dia juga bertanya padaku, apa hubungan kita sekarang? Dia tanya apa aku ... menyukaimu?"Suara Tiara makin kecil. Bahkan, beberapa kata terakhirnya nyaris tidak terdengar!Namun berdasarkan pendengaran tajam milik Nathan, pria itu tentunya bisa mendengar semuanya dengan jelas.Ugh!Dalam sekejap, Nathan langsung kehilangan kata-kata.Dia melirik gadis di hadapannya yang memiliki tubuh seksi dan juga berwajah menarik itu, lalu berkata sambil tersenyum, "Jadi, apa pendapatmu?"Tiara tertegun sejenak. Jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Dia juga tergagap, "Kamu ... kamu bilang ... apa?"Melihat penampilan Tiar

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 378

    Tiara tersenyum dan berkata, "Orang pintar suka makan manis. Kamu sendiri sangat pintar, jadi kamu lebih suka manis daripada aku."Nathan menatapnya dan berkata, "Kamu kelihatannya punya banyak pikiran. Apa terjadi sesuatu padamu?"Setelah ragu sejenak, Tiara pun mendesah. "Juga bukan masalah besar. Kakekku bertengkar hebat dengan kakak seperguruanku. Kakekku bahkan mengancam akan mengeluarkannya dari sekte."Nathan bersenandung dan tidak mengatakan apa pun.Tidak leluasa baginya untuk ikut campur dalam masalah yang terjadi dalam Keluarga Wijaya.Tiara terus melanjutkan, "Saat Keluarga Wijaya menggerakkan semua murid untuk menyelamatkanmu, kakak seperguruanku sudah nggak suka. Dia menentangku dan juga menentang kakekku.""Setelah kamu baik-baik saja, kakek pulang dan memarahi kakak seperguruan. Siapa sangka, reaksi kakak seperguruan sangat intens. Kakek nggak tahan lagi dan mulai berdebat dengannya."Nathan berkata, "Aku menyadari kakekmu punya sifat pemarah.""Tapi Tiara, aku akan mem

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 377

    Tuan Edgar yang berjalan keluar dari Rumah Sakit Perdana Beluno bersama dua pengawal pribadinya itu tampak santai."Aku benar-benar takut setengah mati. Ternyata bajingan kecil itu menipuku. Aku hampir jatuh dalam jebakannya!"Tuan Edgar baru saja menjalani pemeriksaan menyeluruh di Rumah Sakit Perdana.Memang ada beberapa masalah kecil, tetapi tidak ada masalah besar sama sekali, apalagi penyakit yang mengancam jiwa!Untuk berjaga-jaga, Tuan Edgar yang begitu menghargai nyawanya, meminta dokter terbaik dari Rumah Sakit Perdana untuk memeriksanya.Pihak rumah sakit mengatakan bahwa wakil kepala rumah sakit mereka, yang mana punya keterampilan medis terbaik sedang tidak berada di rumah sakit.Jika Tuan Edgar membutuhkannya, dia bisa membuat janji.Tuan Edgar langsung pergi. Mengingat statusnya, mustahil dirinya akan membuat janji.Pengawal wanita itu tertawa dan berkata, "Tuan Edgar, tubuh Anda bahkan jauh lebih kuat dari pemikiranmu.""Bocah bernama Nathan itu jelas-jelas menipumu."Pe

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 376

    Wajah Tuan Edgar berubah pucat. Dia mencibir. "Nak, aku hampir termakan omonganmu!""Haha. Kata-katamu barusan terdengar nyata sekali. Apa kamu kira aku begitu mudah ditipu?"Nathan merentangkan tangannya dan berkata, "Tuan Edgar, percaya nggak, kamu akan tahu jawabannya dalam tiga hari."Jantung Tuan Edgar berdebar kencang. Dia sudah hampir gila dibuat Nathan.Penyakit datang tak pandang bulu. Meski dia sangat berkuasa, dia juga tidak bisa menghindari yang namanya penyakit.Kalau benar seperti yang dikatakan bocah ini, dirinya menderita penyakit serius dan tidak berusia panjang, maka itu akan menyusahkan!Lebih baik memercayai bahwa sesuatu itu ada daripada memercayai bahwa sesuatu itu tidak ada. Berpegang pada prinsip itu, Tuan Edgar buru-buru berpamitan pada Nayana dan meninggalkan Analin bersama anak buahnya.Nayana menutup mulutnya dan tertawa, "Dasar bodoh! Bisa-bisanya dia percaya semua ini.""Dilihat dari kondisinya barusan, dia mungkin akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 375

    Nathan berkata dengan nada dingin, "Edgar, sepertinya kamu belum sadar kalau kamu sudah sakit parah!""Kalau kamu nggak mendapatkan pengobatan yang tepat dalam tiga hari, nyawamu pasti akan terancam!"Tuan Edgar mencibir, "Lantaran kamu nggak bisa melawanku, jadi sekarang kamu mencoba menipuku, 'kan?""Kamu mungkin nggak tahu, tapi keluargaku punya sejarah panjang dalam seni bela diri sejak aku masih kecil. Tubuhku ini bahkan lebih keras dari besi. Kamu bilang aku sakit parah? Apa kamu kira aku mudah dibodohi?"Nathan berkata dengan nada tenang, "Terserah kamu percaya atau nggak. Pokoknya dalam tiga hari, kamu pasti akan tersiksa dan penuh penderitaan, kemudian berakhir mati."Nayana terkejut. Dia pun berkata, "Tuan Edgar, Anda mungkin masih belum tahu. Tuan Nathan ini seorang dokter. Dia bilang ada yang salah dengan tubuh Anda, itu berarti benar.""Menurutku, sebaiknya kamu bicarakan baik-baik dengan Tuan Nathan. Lagi pula, kamu nggak akan rugi."Wajah Tuan Edgar tampak ragu dan bingu

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 374

    Edgar benar-benar salut dengan keberanian Nathan. Dari mana asal bocah ini? Beraninya berulang kali menentangnya?Ada kilatan dingin yang melintas di mata Nathan. Dia pun berkata dengan nada datar, "Bagaimana kalau aku bilang aku nggak percaya?"Saking kesalnya, emosi Tuan Edgar sudah hampir meledak. Dia langsung berkata pada Nayana. "Nayana, apa kamu nggak bisa menangani berengsek kecil ini?""Kalau kamu nggak bisa menanganinya, aku akan panggil orang untuk membunuhnya di jalan."Nayana memutar bola matanya ke arah Nathan. Bocah ini cukup keras kepala.Beraninya Nathan bersikap lancang pada Tuan Edgar. Bahkan, menyebutnya sebagai lelaki tua yang nggak tahu malu. Bukankah kelakuannya ini sudah kelewat batas? Apa dia tidak takut membuat Tuan Edgar tersinggung?Lantaran Nathan begitu menginginkan ramuan milik Edgar, bukankah seharusnya dia lebih bersabar?"Jangan marah, Tuan Edgar. Tuan Nathan masih muda dan gampang terbawa emosi. Aku mewakilinya minta maaf padamu."Nayana buru-buru mint

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 373

    Nayana dipenuhi dengan rasa malu dan marah, tetapi dia masih bisa menyembunyikannya dengan baik. Wanita itu pun berkata sambil tersenyum, "Tuan Edgar bisa tertarik dengan janda tua seperti saya merupakan suatu kehormatan bagi saya.""Tapi masalah kita nggak boleh dicampuradukkan dengan masalah Tuan Nathan. Sebaiknya kita bicarakan dulu tentang ramuan legendaris yang ada di tanganmu."Tuan Edgar tidak tertarik sama sekali. Dia menyipitkan matanya dan memandang Nathan. "Sudah kubilang, bocah ini bukanlah apa-apa. Berbisnis dengan orang kelas bawah sepertinya hanya akan membuat statusku ikut menjadi rendah.""Lantaran kalian begitu menginginkan ramuan di tanganku, jadi kalian kini hanya punya pilihan kedua. Nayana, asalkan kamu setuju untuk mengikutiku, aku bisa memberimu ramuan itu kapan saja dan nggak meminta bayaran sepeser pun."Wajah cantik Nayana berubah merah padam.Namun, bukan karena malu, melainkan marah.Mengingat kepribadiannya, jika mendengar perkataan seperti itu, Nayana pas

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 372

    Melihat Nathan tidak senang, Nayana segera berkata, "Sayangku, jangan marah. Aku sudah berusaha semampuku.""Tapi orang yang memiliki ramuan itu adalah Tuan Edgar Santoso dari ibu kota provinsi.""Lelaki tua ini ngotot mengatakan dia nggak akan menyerahkan barang sebelum dia tahu siapa yang membutuhkan ramuan itu.""Sebenarnya, aku juga tahu makna di baliknya. Dia adalah komoditas langka dan berpikir bahwa orang yang membutuhkan ramuan itu pastilah orang penting di Beluno, jadi dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjalin hubungan!"Raut wajah Nathan perlahan kembali normal. Dia pun bertanya, "Dari mana asal Tuan Edgar Santoso ini?"Arjun berkata dengan nada tegas, "Tuan Nathan, aku tahu si lelaki tua ini. Dia adalah putra ketiga dari Keluarga Santoso di ibu kota provinsi.""Mengandalkan reputasi Keluarga Santoso, Edgar sukses besar di wilayah Bimala. Dia juga berhubungan baik dengan orang-orang dari dunia bela diri dan komunitas bisnis.""Lantaran orang ini punya banyak kenalan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status