Emilia menatap Alice dan bertanya dengan heran, "Kak Alice, apa Kakek Muklis membunuh orang?"Alice memegangi lehernya dan berkata dengan kesal, "Kakek Muklis benar-benar di luar kendaliku. Aku hanya bisa bilang kalau Nathan sendiri yang menyebabkan semua ini!"Emilia berkata dengan marah, "Nathan, bisa dibilang, kamulah yang duluan memprovokasi Kak Alice sampai bisa menyebabkan semua ini.""Sudah kubilang dari dulu, kalau kamu mengakui kesalahanmu pada Kak Alice dan mengembalikan uangnya dengan patuh, semuanya akan berakhir. Tapi kamu malah nggak mau dengar. Siapa lagi yang mau kamu salahkan?"Nathan mencibir. "Emilia, aku baru menyadari kalau dirimu makin bodoh sekarang!""Kamu bahkan nggak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Bagaimana kamu bisa menjadi CEO Grup Sebastian?"Sambil tersenyum mengejek, Nathan berkata dengan nada menghina, "Tapi juga nggak heran. Aku membantumu dan Keluarga Sebastian berkali-kali sebelumnya, tapi kamu juga nggak menghargainya.""Sebalik
Alice meletakkan kopinya dan segera berjalan menuju aula depan.Dia mau melihat siapa yang begitu berani meneriakkan namanya!Di aula depan, Ken memegangi perutnya dan berteriak dengan marah, "Nathan, beraninya kamu memasuki kediaman Sebastian dan memukulku.""Percayalah, kakakku pasti akan membuatmu menanggung konsekuensinya!"Tamara juga mengamuk dan mengumpat, "Nathan, dasar bajingan. Bagaimanapun juga, Emilia dan kamu pernah saling mencintai.""Kamu bertindak begitu kejam pada Ken, apa hati nuranimu sudah nggak ada?"Nathan melirik mereka berdua dengan tatapan acuh tak acuh. "Ken, kamu seharusnya tahu mengapa kamu dipukul!""Aku baru sampai, kamu sudah langsung menyerangku dengan agresif. Kalau aku nggak memukulmu, apa aku harus menunggu diserang olehmu?"Ken menggertakkan giginya dan berkata dengan marah, "Nathan, kamu sombong sekarang.""Tapi jangan lupa, yang kamu miliki sekarang ini semuanya berkat Keluarga Sebastian kami!"Tamara berteriak, "Betul, yang kamu miliki sekarang in
"Lalu, dia memukulku dan semuanya menjadi gelap .... Aku ingin memberitahumu, Dokter Nathan. Tapi aku pingsan dan sudah terlambat."Nathan menekan tangannya ke bawah dan berkata, "Adel, kamu nggak perlu bicara dulu. Istirahatlah dengan baik."Adel menggelengkan kepalanya dan bersikeras. "Cepatlah, Dokter Nathan. Pria tua bungkuk itu sangat hebat.""Dia bilang dia akan kembali lagi. Kalau dia nggak menemukanmu, dia akan membunuh satu orang setiap hari sampai kamu muncul."Tiara menggertakkan giginya. "Dasar gila!"Tatapan mata Nathan menjadi dingin. "Jangan khawatir, dia nggak akan punya kesempatan!""Tiara, kamu jaga Adel di sini. Aku mau keluar sebentar!"Melihat tatapan dingin Nathan, hati Tiara cemas. Dia buru-buru bertanya, "Nathan, kamu mau ke mana? Hati-hati!"Nathan menganggukkan kepalanya. "Tenang saja. Aku akan segera kembali."Mobil G Class kembali melaju. Nathan langsung menuju kediaman Sebastian.Alice dan Muklis sudah melakukan hal sampai tahap seperti ini.Jika demikian,
Nathan baru memiliki pemahaman mendalam tentang Steward.Singkatnya dalam satu kalimat, dia juga orang yang mesum!Keduanya mulanya berencana untuk kembali ke Grup Suteja.Namun, Nathan menerima telepon dari Tiara."Nathan, kamu di mana? Cepat datang ke Klinik Dokter Genius. Adel sudah hampir sekarat!"Suara Tiara disertai isak tangis. Dia kedengaran cemas dan panik.Ekspresi Nathan langsung berubah dingin. "Ada apa? Jangan panik. Ceritakan perlahan!"Tiara menangis tersedu-sedu. "Si bungkuk itu, si bungkuk sialan yang disewa Alice datang memukul Adel. Huhu.""Nathan, cepat kemari! Tubuh Adel sudah terkena racun. Aku nggak bisa menyelamatkannya!"Nathan segera menutup telepon. Mobil G-Class melaju dengan kecepatan penuh, menuju Klinik Dokter Genius.Dari perkataan Tiara, Adel seharusnya terkena Telapak Tangan Beracun milik Muklis.Nathan kebal terhadap semua racun, jadi dia baik-baik saja sebelumnya.Namun, Adel hanyalah wanita lemah. Dia sudah beruntung tidak mati di tempat setelah te
"Tempat mesum seperti ini sudah seharusnya ditutup dari dulu. Itulah akibat dari berbuat jahat!""Betul sekali. Anakku harus ke sana dua kali sebulan. Setiap kalinya akan menghabiskan enam sampai delapan juta. Tubuhnya benar-benar terkuras habis. Sekeras apa pun aku membujuknya, dia tetap nggak mau dengar. Sekarang akhirnya aku bisa tenang!""Kasihan sekali Nomor 9 dan Nomor 11 di dalam. Aku akan merindukan hari-hari di mana mereka melayaniku. Erangan-erangan mereka begitu dahsyat sampai-sampai membuatku lemas!"Beberapa pria tua mendesah saat melihat Klub Madiva yang hancur!Nathan menepuk bahu Jasper dan berkata sambil tersenyum, "Pak Jasper, sudah merepotkanmu!"Jasper buru-buru berkata, "Tuan Nathan, kamu terlalu segan. Ini sudah seharusnya aku lakukan.""Kalau begitu, kamu bisa bawa murid-muridmu kembali ke perguruan bela diri. Sudah nggak ada masalah lagi!" ucap Nathan.Jasper segera membawa pergi para murid Perguruan Bela Diri Jenawi.Arjun juga menyusul. Sekarang yang tersisa h
Dalam sekejap, ratusan anak buah yang dibawa kedua orang itu menyerbu Klub Madiva.Suara keras terus berlanjut hingga pecahan kaca terakhir yang utuh pecah sepenuhnya.Jakun Elton bergerak liar. Dia merasa seperti tercekik dan jatuh ke dalam ketakutan yang hebat.Kenapa bisa jadi begini?Jelas-jelas pecundang ini bertahan hidup dengan mengandalkan perempuan!Mengapa dia bukan hanya bisa memanggil Jasper, tetapi juga bisa memanggil Arjun dan Nayana, dua penguasa bawah tanah?Tidak ada yang berani menyinggung orang-orang hebat ini.Jika mereka semuanya bergabung, jangankan Elton sendiri, bahkan seluruh Keluarga Murali mungkin akan tersingkir dari Beluno dalam semalam!Bau amis menyebar. Elton memeriksa Dicky dari dekat. Selangkangannya juga basah."Nathan, eh bukan. Tuan Nathan, mohon berbelas kasihanlah. Jangan mengotori tanganmu dengan pecundang seperti kami.""Aku yang salah. Aku sungguh mengakui kesalahanku sekarang. Tolong redakan emosimu!"Melihat Elton yang tampak ketakutan, Natha