Share

Bab 70

Penulis: Levin Sergio
Regina yang berdiri di samping, menutup mulutnya dan tertawa kecil. Dia tiba-tiba merasa bahwa orang-orang kelas atas di Beluno ini sama sekali tidak pintar-pintar amat.

Edward berkata dengan nada tegas, "Nathan, aku mewakili Pak Samuel menyatakan perang denganmu!"

"Jangan senang terlalu dini. Kamu mampu memenangkan dua pertandingan, tapi itu hanya perlindungan pemula."

"Kali ini, keberuntungan nggak akan berpihak pada orang bodoh lagi!"

Andre mendengus dingin. "Tuan Edward benar. Dia hanya beruntung saja."

"Belum ada seorang pun di Beluno ini yang bisa menandingi Pak Samuel dalam pacuan kuda, apalagi dokter kecil sepertimu!"

"Sudahlah. Lagian, kita juga bukannya nggak bisa menerima kekalahan," kata Pak Samuel sambil tersenyum.

"Dokter Nathan, 'kan? Haha. Kalau kamu masih bisa memenangkan ronde ini, aku pasti akan punya pandangan berbeda terhadapmu!"

Nathan tersenyum tipis dan berkata, "Kalau masih begini, aku bisa dengan yakin memberi tahu Pak Samuel, aku pasti nggak akan kalah."

"Som
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ujang Ardan
lanjut dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 71

    Kuda nomor dua memimpin dan telah melewati setengah lintasan balap, tanpa menunjukkan tanda-tanda mengurangi kecepatan.Meski kuda nomor empat yang dipilih oleh Nathan juga tidak kalah cepat, ia masih tertinggal setengah badan di belakang."Nggak perlu ditonton lagi. Pemenangnya sudah keluar!"Edward menarik pandangannya dan tersenyum pada Samuel.Andre langsung berseru, "Pak Samuel memimpin kita dan akhirnya berhasil memenangkan perlombaan. Dia telah menunjukkan keberanian seorang pemimpin!"Lantaran telah mengubah kekalahan menjadi kemenangan, amarah di hati Samuel akhirnya mereda. Dia merasa sangat gembira.Dia menoleh ke arah Nathan dan berkata sambil tersenyum, "Anak muda, apa pendapatmu tentang ronde ini?"Nathan menarik pandangannya dari lapangan kompetisi. "Benar, pemenangnya sudah keluar!"Samuel tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Dia mampu menerima kekalahannya. Anak ini mudah diajar!"Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Pak Samuel mungkin salah paham. P

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 72

    "Karena Pak Samuel ingin tahu alasannya, aku akan menjelaskannya secara singkat!"Menghadapi permintaan nasihat dari pemimpin tertinggi Beluno, Nathan tidak terlihat sombong sedikit pun."Mudah saja. Untuk perlombaan pertama, kuda hibrida yang aku pilih memang nggak disukai semua orang karena daya ledaknya kurang dan nggak sebaik kuda ras asli. Siapa pun yang paham tentang pacuan kuda pasti tahu hal ini.""Tapi apa Pak Samuel pernah memikirkan hal ini sebelumnya? Kuda hibrida punya daya ledak yang buruk, tapi daya tahannya sangat baik. Ini juga merupakan kelebihan dari kuda hibrida.""Lintasan klub ini jelas lebih panjang sekitar 50 meter dari lintasan peternakan kuda biasa. Lintasan sepanjang 50 meter ini memberi ruang bagi kuda hibrida untuk berprestasi. Daya tahannya yang luar biasa akhirnya mengalahkan kuda lain, yang mana daya ledaknya kuat, tapi daya tahannya rata-rata. Kemenangan atau kekalahan hanya ada di antara keduanya!"Samuel mendengar dengan saksama, lalu bertanya, "Aku m

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 73

    Salah seorang bos batu bara yang berperut buncit tertawa dan berkata, "Aku mengerti. Sama seperti pria dan wanita. Seberapa kuatnya seorang pria, terkadang dia juga harus bertekuk lutut di hadapan seorang wanita."Bos lainnya juga berkata dengan penuh emosional, "Benar. Aku pernah dengar orang bilang, bagi pria, satu-satunya jalan menuju surga berada di bawah kaki wanita. Ternyata prinsip yang sama juga berlaku untuk kuda!"Kutipan dari dua bos kaya barusan membuat wajah cantik Emilia, Regina, dan gadis-gadis lain yang hadir langsung merona tak terkendali.Yang lain juga tampak malu. Yang dikatakan kedua bos ini kedengarannya masuk akal, tetapi sepertinya juga ada yang janggal.Samuel tertegun sejenak, lalu menghela napas. "Aku menerima kekalahan ini dengan sepenuh hati!""Dokter Nathan dari Rumah Sakit Perdana, 'kan? Aku akan mengingatmu. Kamu memang hebat!"Menerima pujian seperti itu dari Pak Samuel, ekspresi di wajah Nathan masih tidak berubah.Sebaliknya, Andre, Edward, dan lainny

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 74

    Elton mencibir pada Nathan sambil berkata, "Nathan, kamu benar-benar nggak tahu malu.""Bukankah kamu hanya memenangkan tiga ronde pacuan kuda dan membuat Pak Samuel terkesan? Apa kamu masih ingin mengarang cerita agar Pak Samuel mendengarkanmu? Dengan begitu, dia akan memohon kepadamu dan memberimu muka?"Edward tersenyum geli dan berkata, "Nathan, ini bukanlah metode yang baik. Terus terang saja, menyanjung Pak Samuel dengan cara seperti ini terlalu naif."Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada datar, "Nggak ada gunanya berbicara dengan orang-orang yang berpengetahuan dangkal!"Elton tertegun dan bertanya kepada Edward, "Tuan Edward, kamu dengar apa yang dia bilang barusan? Apa dia sedang memarahi kita?""Dia hanya mengeluhkan hal yang nggak penting saja. Ayo kita pergi!" ucap Edward dengan dingin.Elton mendengus dingin. Saat melewati Nathan, dia sengaja berkata dengan arogan, "Bukankah hanya gigolo yang mengandalkan diri pada wanita? Aku akan memberimu nasihat.""Ak

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 75

    "Tapi kalau kamu nggak bisa menyembuhkan penyakitku, aku pasti akan membuatmu menanggung konsekuensinya!"Nathan mengangguk dan berkata dengan nada serius, "Benar, penyakitmu memang harus diobati.""Kalau nggak, kamu akan punya sifat pemarah, gangguan endokrin, dan nggak punya tempat pelampiasan. Ditambah lagi, kamu nggak bisa menyeimbangkan energi positif dan energi negatif dalam tubuhmu. Lama-kelamaan, kamu pasti akan menjadi harimau betina yang menggigit semua orang yang kamu lihat!"Tiara sangat marah dan berkata, "Bajingan. Akan kuhajar kamu!"Sekelompok anak muda berpakaian mewah, mengelilingi seorang pemuda kurus, mendatangi ketiga orang itu."Nona Regina, Nona Tiara, aku merasa terhormat bisa bertemu dengan kalian!"Pemuda kurus itu memandang Regina dan Tiara dengan tatapan tidak senonoh, lalu menyapa mereka dengan arogan.Tiara berkata dengan nada kesal, "Daren, bawa antek-antekmu keluar dari sini."Pemuda kurus itu tersenyum nakal. "Nona Tiara masih saja begitu pemarah. Hehe.

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 76

    Tiara berkata dengan marah, "Daren, Nathan nggak pernah memprovokasimu, 'kan? Mengandalkan reputasi Tuan Waldi dari Hessen, selain menindas orang lemah, apa kamu pernah melakukan hal baik?"Daren tersenyum sinis. "Aku benar-benar nggak tahan dengan pria ini. Kenapa dia bisa punya cewek di mana-mana? Apa aku jauh lebih buruk dibandingkan dengannya?"Regina tersenyum sinis. "Dibandingkan dengan Nathan, kamu bukan hanya kalah, tapi kamu sama sekali nggak pantas!""Mereka bilang Nona Regina baru-baru ini terpikat dengan seorang gigolo. Awalnya aku nggak percaya, tapi setelah dilihat sekarang, sepertinya benar.""Melihat bagaimana Nona Regina melindunginya, sepertinya dia sudah dikendalikan sepenuhnya oleh gigolo ini, 'kan?"Sembari menatap Regina dari atas sampai bawah, Daren memperlihatkan senyum cabul dan tak senonoh.Dia tidak mampu menyinggung Keluarga Suteja, tetapi mudah baginya untuk mengendalikan gigolo kecil ini jika dia mau.Saat mendengar kata-kata itu, Regina langsung dipenuhi

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 77

    Diikuti dengan suara 'pft', batang hidung Daren langsung patah. Darah seketika mengalir keluar dari hidungnya."Kamu benar-benar berani menyentuhku? Aku pasti akan, argh ...."Daren yang wajahnya kini berlumuran darah masih tidak percaya.Kemudian, dia langsung mengamuk.Sayangnya, saat dia baru melontarkan ancamannya, Nathan telah menampar wajahnya yang kurus beberapa kali.Ancaman itu tiba-tiba berubah menjadi jeritan yang menyayat hati."Sialan! Bocah ini berani sekali menyentuh Kak Daren. Ayo cepat singkirkan dia!""Hajar dia! Kita harus bantu Kak Daren lampiaskan emosi!"Anak buahnya Daren baru bereaksi saat ini dan bergegas mendekati Nathan sambil berteriak.Nathan menjambak rambut Daren hingga wajahnya yang berlumuran darah pun terekspos sepenuhnya.Kemudian, dia menatap dingin anak buahnya Daren sambil berkata dengan nada datar, "Kalau ada di antara kalian yang berani bergerak, aku pasti akan segera membunuhnya!"Anak buahnya tidak lagi tenang dan terlihat gelisah, tetapi tidak

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 78

    "Be ... beraninya kamu memukul Daren hingga seperti itu?"Setelah melihat Daren yang kondisinya begitu tragis itu pergi, Tiara baru saja terhenyak. Dia menatap Nathan dengan ekspresi penuh ketakutan."Nathan, kamu tahu nggak kamu sudah ...."Nathan tampak bosan dan menyela, "Kamu mau bilang aku membuat masalah lagi, 'kan?"Tiara sangat marah. "Memangnya bukan? Tahukah kamu ayahnya Daren itu ...."Nathan menyela lagi. "Tentu saja aku tahu. Dia barusan bilang ayahnya itu Tuan Waldi dari Hessen. Sepertinya dia cukup berkuasa.""Lantas, kamu masih berani memukulnya?""Kata-kata yang keluar dari mulutnya begitu kasar dan kotor. Dia bahkan menyinggung Nona Regina. Kalau nggak memberinya pelajaran, apa aku masih harus memujinya?"Nathan tampak tidak senang dan berkata, "Lagi pula, aku sudah berurusan dengan anak buahnya Arjun dari Gluton. Aku nggak keberatan menghadapi Hessen."Mata Tiara berubah gelap. Dia pun berkata kepada sahabatnya, "Regina, Nathan sudah membuat masalah besar. Tuan Waldi

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 372

    Melihat Nathan tidak senang, Nayana segera berkata, "Sayangku, jangan marah. Aku sudah berusaha semampuku.""Tapi orang yang memiliki ramuan itu adalah Tuan Edgar Santoso dari ibu kota provinsi.""Lelaki tua ini ngotot mengatakan dia nggak akan menyerahkan barang sebelum dia tahu siapa yang membutuhkan ramuan itu.""Sebenarnya, aku juga tahu makna di baliknya. Dia adalah komoditas langka dan berpikir bahwa orang yang membutuhkan ramuan itu pastilah orang penting di Beluno, jadi dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk menjalin hubungan!"Raut wajah Nathan perlahan kembali normal. Dia pun bertanya, "Dari mana asal Tuan Edgar Santoso ini?"Arjun berkata dengan nada tegas, "Tuan Nathan, aku tahu si lelaki tua ini. Dia adalah putra ketiga dari Keluarga Santoso di ibu kota provinsi.""Mengandalkan reputasi Keluarga Santoso, Edgar sukses besar di wilayah Bimala. Dia juga berhubungan baik dengan orang-orang dari dunia bela diri dan komunitas bisnis.""Lantaran orang ini punya banyak kenalan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 371

    Nayana bertanya dengan ragu-ragu, "Sayang, apa ini pil ... ajaib?""Benar! Obat ini bisa merangsang semangat dalam waktu singkat dan membuat kekuatan meledak melampaui level," jawab Nathan dengan nada datar.Arjun berkata dengan gembira, "Tuan Nathan, bukankah barang bagus seperti itu hanya bisa diperoleh sekte seni bela diri dan keluarga bangsawan kuno?""Nggak juga. Meskipun pil ajaib sulit dimurnikan, metode rahasia pembuatannya masih berada dikuasai oleh orang-orang yang punya kekuatan besar," ujar Nathan dengan santai."Tapi di Isernia yang luas ini, bukan hanya sekte, tapi juga keluarga bangsawan kuno, serta orang-orang dari semua lapisan masyarakat yang berkuasa."Nayana meraih botol kecil itu dan enggan melepaskannya. Dia pun berkata, "Pil ini merupakan obat yang nggak bisa dijangkau oleh orang biasa. Aku pernah melihatnya di sebuah pelelangan.""Pil biasa saja harganya sudah hampir beberapa miliar, apalagi nggak ada pasar sama sekali. Sekalipun orang biasa punya uang, juga ngg

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 370

    "Aku dengar Penguasa Analin ini, karena sudah lama menjadi janda, dia suka mengincar pria muda yang tampan."Nathan tersenyum dan berkata, "Baiklah, aku sudah mengerti.""Dia suka pria muda yang tampan, tapi aku bukan."Tiara menghentakkan kakinya dan berkata, "Percayalah, yang aku katakan itu nyata.""Reputasi Nayana nggak pernah bagus selama ini. Aku hanya takut kamu akan terpikat olehnya.""Tiara, kamu cantik dan punya tubuh yang bagus. Bukankah yang seharusnya bisa memikat pria itu kamu dan bukannya Nayana?" kata Nathan dengan nada bercanda.Wajah Tiara memerah. Dia berkata dengan nada canggung, "Nathan, kamu sekarang pintar ya. Kamu sudah bisa menggoda gadis dan menggombal.""Aku nggak peduli sama kamu lagi. Aku pergi!"Dia memegangi dadanya yang berdebar kencang dan berlari menjauh.Dia diam-diam mengumpat dalam hatinya, 'Tiara, apa kamu sudah gila? Meski Nathan baik, dia itu lelaki-nya sahabatmu. Kamu nggak boleh menyentuhnya. Kalau nggak, kamu akan dicap jalang!'Arjun dan Naya

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 369

    Rafel mengangguk berulang kali. "Benar. Kalau bukan karena Alice memfitnah Tuan Nathan, saya nggak mungkin berani menangkap Anda."Nathan melambaikan tangannya. "Ya sudahlah. Aku harap Pak Rafael tahu apa yang harus dia lakukan terhadap Alice."Wajah Rafel berubah muram. "Jangan khawatir, Tuan Nathan. Perempuan jalang ini hampir membuatku melakukan kesalahan besar. Aku pasti nggak akan melepaskannya dengan mudah."Nathan berkata sambil tersenyum, "Tapi aku dengar dari Pak Samuel, kamu masih ingin tidur dengan Alice."Rafel langsung berseru, "Tuan Nathan, itu hanya karena aku khilaf sesaat.""Sekarang aku sudah buang jauh-jauh pemikiran itu. Aku hanya ingin menampar perempuan jalang itu dan menarik batas dengannya."Nathan mengangguk. "Jangan sampai dikendalikan oleh nafsu. Pak Rafel, kamu harus waspada."Rafel pun pergi dengan takut-takut. Setelah itu, Regina tersenyum dan berkata, "Dokter Nathan, aku lega melihatmu baik-baik saja.""Kalau begitu, pulanglah bersama Tiara dan lainnya. A

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 368

    Rafel tertawa datar dan berkata, "Saya nggak berbudi luhur dan mulia seperti Anda, Pak Samuel.""Seperti kata pepatah, bunga liar lebih harum daripada bunga dalam rumah. Bunga di rumah nggak seindah bunga di luar.""Alice adalah wanita cantik dan berbakat dari Keluarga Sebastian di Naroa. Wajar saja aku tertarik dengannya.""Lagi pula ...."Melihat Rafel tampak ragu untuk berbicara, Samuel pun bertanya, "Lagi pula apa? Ceritakan secara rinci agar aku bisa membantumu berbicara."Rafel berkata dengan canggung, "Lagi pula, bisa meniduri wanita berstatus tinggi seperti Alice bukan hanya membuatku gembira, tetapi juga memberiku kepuasan tersendiri.""Selain itu, aku juga akan merekam video tanpa sepengetahuannya. Jadi, kelak aku bisa menontonnya lagi.""Pak Rafel, pikirkanlah, wanita seperti Alice bukanlah wanita yang bisa sembarangan diajak kencan. Asalkan berhasil sekali dan meninggalkan rekaman, aku bisa menggunakan rekaman ini untuk meminta Alice melayaniku lagi ...."Samuel menarik nap

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 367

    Hanya berdasarkan reputasi sebagai orang terkaya di Beluno, Bima sudah bisa membunuh Rafel.Lantas, bagaimana dengan majikannya orang terkaya di Beluno? Status tinggi seperti apa lagi yang dimilikinya?Rafel benar-benar tidak berani memikirkannya lagi. Dia sangat putus asa, seakan-akan badai akan datang dan langit sudah mau runtuh."Percuma saja kamu menangis sekarang. Lagian, sudah terlambat," ucap Samuel."Aku tanya kamu, kenapa kamu berani menangkap Tuan Nathan tanpa alasan jelas?""Itu karena Alice. Wanita itu mencurigai Tuan Nathan melakukan penipuan di konferensi penilaian barang antik dan membuatnya kehilangan ratusan miliar, jadi aku ...." kata Rafel dengan wajah muram.Sebelum Rafel menyelesaikan ucapannya, Samuel langsung mendengus. "Jadi, kamu percaya perkataan wanita ini dan pergi mencari mati?""Sebelum menangkap orang, kamu bukan hanya nggak mengikuti prosedur, tapi juga nggak menemukan bukti? Semua itu hanya berdasarkan omong kosongnya Alice?"Rafel menundukkan kepalanya

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 366

    Rafel memegang erat jarinya yang berdarah. Dia sudah hampir pingsan karena rasa nyeri yang hebat.Adegan ini bahkan membuat Arjun dan Nayana menggigil ketakutan.Mereka berani mengancam Rafel dan juga berani mempertaruhkan nyawa.Namun, mereka tidak mungkin berani bertindak langsung di kantor polisi ini, yang mana merupakan wilayah-nya Rafel.Lantaran di luar sana ada belasan lebih penegak hukum yang bersenjata lengkap. Semuanya bisa menembak mereka dalam hitungan menit.Namun, Bima berbeda. Orang paling kaya di Beluno itu langsung memotong jari kelingking Rafel saat itu juga.Kekuatan seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa ditandingi oleh mereka yang berada di dunia bawah tanah.Regina buru-buru bertanya, "Tuan Bima, di mana Nathan dan lainnya?"Bima tersenyum dan berkata, "Regina, pergilah dan lihat kondisinya. Dia baik-baik saja, tapi dia pasti akan senang kalau tahu kamu ada di sini."Regina tersipu malu. Dia pun mengajak Tiara, Dokter Bayu, dan para murid untuk mencari Nathan.Sam

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 365

    "Rafel, apa kamu menyebutku bajingan rendahan barusan? Jawab aku!"Begitu masuk ke dalam, Samuel, wali kota Beluno, langsung memasang wajah dingin.Bukan hanya Rafel saja yang ketakutan setengah mati, tetapi Arjun, Nayana, bahkan Dokter Bayu, Tiara, dan Regina juga sangat terkejut.Tidak ada seorang pun yang berani berbicara. Lantaran selain Samuel, wali kota Beluno, masih ada Bayu, orang paling kaya di Beluno yang muncul di sana.Selama ini, Bayu dianggap rendah hati di kalangan kelas atas Beluno, atau lebih tepatnya tidak suka menonjolkan diri.Hanya orang berakal sehat yang tahu bahwa Tuan Bima ini jelas merupakan orang hebat yang tidak berani diganggu siapa pun.Lantaran Bima bukan hanya mengendalikan perusahaan besar, tetapi juga memegang perekonomian Beluno.Latar belakang Bima bahkan lebih menarik perhatian banyak orang.Orang terkaya ini bukan penduduk asli Beluno, tetapi berasal dari ibu kota, tempat di mana terjadinya banyak peristiwa besar.Tidak ada orang yang mengetahui la

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 364

    "Kalau nggak, ratusan anak buahku dari Gluton akan menginap di rumah Pak Rafel malam ini."Rafel berkata dengan marah, "Arjun, apa maksudmu? Kamu sedang mengancamku?"Ekspresi Arjun tiba-tiba berubah gelap. "Benar, aku sedang mengancammu. Memangnya kenapa?""Rafel, yang lain mungkin takut padamu, tapi aku sama sekali nggak takut padamu.""Kalau terjadi sesuatu pada Tuan Nathan di sini, percaya nggak, sekalipun harus mempertaruhkan nyawaku, aku pasti akan menghabisimu."Melihat Arjun yang tiba-tiba berubah galak, Rafel tampak ketakutan dan wajahnya juga muram.Bersamaan dengan itu, dia juga kebingungan. Sialan! Siapa sebenarnya Nathan ini?Mengapa bahkan penguasa dunia bawah juga ikut campur sekarang?Apalagi dilihat dari sikap Arjun barusan, sepertinya pria itu serius ingin melawannya sampai mati.Jika memang seperti itu, Rafel tentunya tidak ingin mengambil nyawa sebagai bahan lelucon."Aku harap kalian berdua pikirkan baik-baik. Sekalipun di bawah tekanan sementara, aku melepaskannya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status