Share

Bab 80

Author: Levin Sergio
Zevan tampak ketakutan dan menggertakkan giginya sambil berkata, "Kak Arjun, aku nggak pernah menyinggungmu. Kamu tiba-tiba menyerangku seperti ini, bukankah sangat keterlaluan?"

Arjun berkata dengan nada dingin, "Kalau kamu menyinggungku, memandang dari wajah Waldi, kita masih bisa berkompromi."

"Tapi kamu benar-benar bodoh dan malah menyentuh Tuan Nathan. Maaf, aku nggak akan membiarkan hal seperti itu terjadi."

Begitu kata-kata itu dilontarkan!

Arjun kembali meluncurkan sebuah tendangan tepat mengenai dada Zevan. Diikuti dengan bunyi keras, darah langsung bermuncratan keluar.

"Enyah!" teriak Arjun dengan dingin. Tatapan matanya seolah-olah ingin membunuh orang.

Sekujur tubuh Zevan menggigil. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi pada Arjun. Pria yang biasanya begitu kejam malah datang untuk membela seorang gigolo.

Namun, masalah sudah menjadi seperti ini. Tampaknya sulit baginya untuk terus berhadapan dengan gigolo ini.

"Pergi!"

Mendengar perintah itu, Zevan langsung memimpin an
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 388

    Bagaimanapun juga, Alice telah menginvestasikan dua triliun kepada Simon.Jika semuanya lenyap, bukankah akan terjadi masalah besar?Dia bergegas menyetir, membawa Tamara dan Ken menuju Sirion....Di sisi lain, mobil G-Class milik Nathan telah berhenti sempurna di depan Gedung Balai Analin.Berbeda dengan sebelumnya, Balai Analin saat ini penuh dengan preman yang mengenakan kacamata hitam.Semuanya mengenakan jas hitam dan dasi hitam, tampak sangat mengesankan."Maaf, Tuan Nathan. Kamu sekarang nggak boleh masuk."Salah seorang master yang berada di bawah komandonya Nayana langsung menghentikan Nathan.Nathan meliriknya dan berkata sambil tersenyum, "Aku mau cari Nyonya Nayana. Kenapa? Dia nggak leluasa?"Master itu punya tubuh yang kekar.Dia memiliki potongan rambut cepak. Bagian leher, dada, dan lengannya ditutupi tato.Dilihat dari ototnya yang menonjol dan tubuhnya yang kekar, sepertinya dia adalah pria yang tangguh.Dia tersenyum, lalu mendorong Nathan sambil berkata, "Tuan Nath

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 387

    Ken tidak sanggup menelan buburnya lagi. Dia bertanya pada Alice dengan gemetar, "Kak Alice, Simon sudah meninggal, bagaimana dengan uang kita?"Emilia langsung menendang adiknya. "Diamlah. Di saat seperti ini, kamu masih sempat memikirkan uangmu?"Raut wajahnya tampak serius. Dia berkata pada Alice, "Kak Alice, jangan buang waktu lagi. Cepat hubungi orang-orang di Sirion dan suruh mereka transfer uang padamu."Alice baru terhenyak. Dia mengangguk berulang kali dan berkata, "Benar, benar. Aku harus segera transfer dana."Dia segera menghubungi kantor Simon.Sebuah suara serak bertanya dari ujung sana, "Kamu cari siapa?"Alice segera berkata, "Aku Alice dari Keluarga Sebastian di Naroa. Aku cari Tuan Simon."Orang di ujung sana langsung mengumpat, "Dasar bodoh! Tuan Simon sudah meninggal. Carilah dia di alam baka sana!"Alice berkata dengan nada dingin, "Bajingan, jaga ucapanmu. Siapa yang memberimu nyali untuk bicara seperti ini padaku?"Orang di ujung sana langsung mendengus dingin. "

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 386

    Selesai berbicara, wajah Tiara yang polos itu langsung memerah. Gadis itu buru-buru berjalan masuk ke dalam rumah sakit tanpa peduli dengan Nathan lagi.Nathan mengikutinya dan bertanya dengan heran, "Tiara, kamu punya orang yang kamu sukai?""Pak Nathan, sekarang jam kerja dan kita masih di rumah sakit," seru Tiara dengan nada serius."Bisakah kamu nggak menanyakan pertanyaan pribadi seperti ini?"Nathan tersenyum. "Baiklah, Bu Tiara."Pagi harinya, Nathan memeriksa berapa pasien yang telah membuat janji dengannya. Setelah itu, dia juga sudah santai.Andre yang sempat menghilang telah kembali ke Rumah Sakit Perdana. Saat berpapasan dengannya, Andre pun tersenyum dan berkata, "Pak Nathan, dengar-dengar performamu menakjubkan belakangan ini. Selamat!"Nathan tersenyum dan berkata, "Biasa saja, hanya sedikit lebih baik dari Pak Andre."Wajah Andre langsung menggelap. "Nathan, jadi orang itu jangan terlalu sombong. Kalau nggak, hanya akan mendatangkan bencana saja. Kamu masih begitu muda

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 385

    Keesokan harinya!Nathan terbangun dari tempat tidur besar di Cusio dan memeriksa melihat ponselnya. Dia melihat ada beberapa panggilan tak terjawab.Nathan menelepon kembali. Suara Arjun datang dari ujung sana, lemah tetapi dipenuhi dengan keterkejutan yang besar."Tuan Nathan, kami berhasil!"Dibandingkan dengan kegembiraan Arjun, Nathan masih tenang dan berkata sambil tersenyum, "Kalau begitu, selamat, Kak Arjun."Arjun berkata dengan nada tegas, "Nggak, ini semua berkat Anda, Tuan Nathan.""Bisa dikatakan, kemenangan ini diberikan Tuan Nathan untukku."Nathan berkata, "Itu juga harus kalian yang bekerja keras. Efek jangka panjang dari Pil Peledak Energi bukanlah kecil.""Kamu harus menjaga dirimu baik-baik dan mengumpulkan kekuatanmu. Setelah kamu pulih, saatnya Gluton-mu bangkit kembali.""Aku mengerti, Tuan Nathan!"Arjun tertawa dan menutup telepon dengan hormat.Nathan memikirkannya dan menelepon Nayana.Sayangnya, ponsel Nayana tidak aktif.Nathan menelepon lagi. Namun, hasiln

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 384

    Jika Nathan benar-benar punya kemampuan untuk membuat Rafel menyerah, dia juga tidak perlu menjadi gigolo lagi.Terlebih lagi, di hari konferensi penilaian barang antik, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Nathan dibawa pergi oleh Rafel. Bahkan, bocah itu tidak berani melawan sama sekali!"Kak Alice, apa yang terjadi?" tanya Emilia.Dia menyadari bahwa raut wajah Alice terlihat buruk.Alice tersenyum sinis. "Jangan khawatir, Emilia. Nggak terjadi apa-apa, kok.""Hanya saja, Nathan beruntung lagi kali ini. Kepala Polisi Beluno memutuskan untuk membebaskannya."Emilia berkata dengan nada menghina, "Kak Alice, nggak perlu khawatir. Ini bukanlah apa-apa.""Pasti ini ulah Tiara, Regina, atau Bima yang membantunya dari belakang.""Nathan memang seperti itu. Dia selalu mengandalkan orang lain untuk membereskan kekacauan yang dibuatnya. Aku sudah malas berurusan dengannya lagi!"Alice menggertakkan giginya dan berkata, "Aku nggak peduli dengan Nathan yang sekarang ini. Menurutku, d

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 383

    Selama panggilan telepon, nada bicara Alice tampak agresif, seolah-olah dia ingin meminta penjelasan.Rafel yang belum pulang kerja dan masih menulis laporan di kantor polisi itu memasang wajah penuh kebencian.Samuel telah mengeluarkan perintah dan memintanya untuk menulis laporan. Menyuruhnya untuk introspeksi diri dan juga menyatakan penyesalan mendalam atas apa yang dia lakukan pada Tuan Nathan.Tepat di saat itu, Alice meneleponnya. Rafel yang suasana hatinya lagi tertekan dan mudah tersinggung langsung emosi.Setelah menarik napas dalam-dalam, Rafel langsung meraung keras ke ponselnya. "Alice, dasar sialan!"Alice yang masih berada di restoran tepi sungai itu merasa telinganya berdenging. Dia pun langsung mengumpat, "Rafel, kamu gila? Kenapa kamu berteriak sekeras itu?""Apa yang kamu bicarakan? Suaramu begitu keras. Aku barusan nggak dengar jelas."Rafel menggertakkan giginya dan berkata dengan kejam, "Aku bilang sialan! Apa kamu dengar jelas sekarang?"Alice tampak mengerutkan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 382

    Emilia tersenyum sinis dan bertanya, "Kamu mengingatkanku? Memangnya kamu begitu baik?""Atau tujuanmu melakukan semua ini adalah untuk menarik perhatianku? Kamu berani menyangkal dan mengatakan itu nggak benar?"Ekspresi wajah Nathan berangsur-angsur berubah dingin. "Aku melakukan semua ini hanya demi satu tujuan.""Itu juga karena memandang wajah kakekmu, Tuan Besar Arga.""Selain itu, aku juga merasa kalau Grup Sebastian hancur di tanganmu, bukankah sayang sekali?"Emilia tersenyum mengejek. Dia mengekspresikan penghinaan terbesarnya dalam hati.Ken mencibir dan berkata, "Nathan, kamu sekarang mengendarai Mercedes-Benz G-Class dan berkencan dengan wanita kaya, jadi bisa dikatakan kamu memang sangat mengagumkan.""Tapi tahukah kamu apa latar belakangku?"Nathan berkata dengan nada meremehkan, "Aku nggak peduli dengan latar belakangmu. Yang aku tahu kamu hanyalah lawan yang kalah, gadis biasa yang berani bertaruh, tapi nggak mau mengakui kekalahan!"Ken berkata dengan kesal, "Nathan,

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 381

    Alice berkata dengan percaya diri, "Kalian adalah kerabatku, juga adik dan ibunya Emilia. Kalau aku menolak, bukankah akan terlalu nggak masuk akal?""Bagus juga. Sirion berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. Apalagi, penindasan terhadap dua kekuatan besar lainnya juga sangat stabil. Aku rasa, nggak butuh waktu lama lagi, Simon sudah bisa menyatukan dunia bawah tanah.""Ada bagusnya kalian berinvestasi sekarang karena ini termasuk waktu emas. Kalian tinggal tunggu menghasilkan uang saja!"Ken dipenuhi rasa terima kasih dan berkata, "Terima kasih, Kak Alice. Akhirnya, ada orang yang membawaku meraup keuntungan bersama. Aku juga sudah bisa pamer!"Tamara juga berkata dengan penuh harap, "Akhirnya, tabungan masa tuaku terjamin.""Terakhir kali, karena terlalu percaya sama Edward, bibimu ini hampir tertipu. Aku bahkan kehilangan segalanya."Alice berkata dengan nada meremehkan, "Emilia sudah memberitahuku tentang masalah Edward.""Pria itu memanfaatkan kepercayaan kalian padanya untuk me

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 380

    Nathan melirik jam. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.Entah Arjun dan Nayana sudah mengambil tindakan atau belum.Namun, dia juga tidak terburu-buru. Lantaran dia akan mendapat berita besok pagi.Saat ini, ada beberapa orang yang sedang berbicara sambil bersenda gurau. Mereka duduk tidak jauh darinya dan Tiara."Kak Alice, kamu sangat cerdas, hebat, dan sangat keren. Kamu bahkan bisa bekerja sama dengan Simon, penguasa Sirion.""Benar sekali. Alice, kamu memang pantas menjadi anggota keluarga utama kami. Bahkan setelah datang ke Beluno, kamu terus memperlihatkan bakatmu. Kamu bisa dengan mudah duduk sejajar dengan tokoh-tokoh hebat dan menghasilkan uang. Bibi benar-benar kagum padamu!"Suara yang menyanjung dan menjilat ini terdengar begitu akrab di telinga Nathan.Begitu menoleh sedikit, dia mendapati bahwa itu adalah Ken dan Tamara.Selain kedua orang itu, masih ada Alice dan Emilia di sana.Alice tersenyum dan berkata, "Ken, Bibi, jangan memujiku lagi.""Simon ha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status