Beranda / Fantasi / Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang / BAB 28 — BAYANGAN YANG MEMANGGIL NAFSU

Share

BAB 28 — BAYANGAN YANG MEMANGGIL NAFSU

last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-14 18:00:34

Pagi berikutnya, suasana kantor Naradipa Publishing dipenuhi aroma kopi hangat dan derik papan ketik, seperti biasa. Tapi di antara kesibukan itu, ada atmosfer janggal yang terasa jelas, dua insan yang biasanya berdiskusi akrab di meja editor kini hanya saling melirik dari jauh—dan segera mengalihkan pandangan.

Kayla dan Danu saling menghindar.

Tak ada lagi candaan ringan. Tak ada lagi diskusi hangat soal aksara dan kutukan. Hanya ada diam yang menggantung, membekukan jarak, seolah tak ada satu kata pun bisa menjembatani insiden malam itu—insiden yang menyisakan terlalu banyak rasa yang belum bisa dinamai.

Sementara itu, Nadine menangkap celah itu.

Dengan langkah ringan dan senyum mautnya, ia menghampiri meja Danu saat jam makan siang.

“Kamu makin beda aja sekarang, Danu,” bisiknya sambil menyandarkan diri sedikit lebih dekat dari batas nyaman. “Lihat deh ... semua mata cewek di lantai ini ngikutin kamu.”

Danu menoleh. Ia menatap Nadi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   Bab 33 — PERTEMUAN PARA PENULIS TAKDIR

    Di balik lorong rahasia Naradipa yang kian dalam dan remang, Danu kembali melangkah dengan hati yang lebih ringan namun juga lebih waspada. Jemarinya masih bergetar karena kejadian sebelumnya, tapi kini ada sesuatu yang baru: rasa percaya terhadap dirinya sendiri.Langkahnya membawanya ke sebuah ruang batu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Di sana, cahaya temaram dari lentera gantung menyinari sebuah meja bundar besar dari batu hitam, dengan naskah-naskah raksasa berserakan di atasnya.Dan di sekeliling meja itu .…Rahwanagara.Rendra Gunawan.Serta tiga sosok asing lain—laki-laki dan perempuan, yang wajahnya tampak seperti manusia namun matanya menyala dengan aksara-aksara kuno. Mereka semua mengenakan jubah yang sama, bertinta hidup, dan tidak satu pun dari mereka mengucapkan sepatah kata.Hanya diam.Hanya menatapnya.Satu per satu, mereka mengambil pena masing-masing dan menulis di atas naskah kosong ya

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   Bab 32 — PENULIS TAKDIRNYA SENDIRI

    Danu menatap halaman kosong di hadapannya.Tangan kanannya menggenggam pena berbentuk aneh—seperti ukiran tulang dan urat kayu tua, entah bagaimana tiba-tiba pena itu muncul begitu saja saat dia menyentuh lembar pertama naskah yang tertera namanya. Danu Adibrata.Tangan kirinya gemetar saat menyentuh sisi kanan halaman.Hatinya berdebar.“Apa benar … aku bisa menuliskan takdirku sendiri?”Ia mengingat kalimat di catatan Sekar—ibunya."Aku menuliskan takdir anakku sebelum dia lahir. Tapi sekarang, dia akan memilih jalannya sendiri."Danu menarik napas dalam.Lalu menulis, pelan-pelan:“Besok pagi, saat aku membuka pintu kamar, akan ada seekor burung hitam besar bertengger di balkon kamar. Di paruhnya tergantung kunci kuno berkarat. Dan dari langit akan turun hujan yang hanya membasahi halaman kantor Naradipa.”Ia tak tahu apa yang mendorongnya menulis seperti itu. Mungkin karena ingin sesuatu yang ta

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   Bab 31 — KEBANGKITAN NALURI DANU

    Kamar itu sepi.Cahaya pagi menyelinap malu-malu melalui sela tirai, mengusap wajah Danu yang pucat dan diam. Di samping ranjang, tubuh Sekar terbujur kaku, telah dingin tanpa denyut.Dia sudah tiada.Danu tidak menangis. Air matanya sudah habis sejak semalam. Yang tersisa kini hanya keheningan menusuk … dan sepotong kesadaran yang baru, bahwa dia telah kehilangan satu-satunya alasan untuk terus bergantung pada masa lalu.Saat itu, bisikan-bisikan kembali datang.Suara lembut sang nenek.Panggilan manja Nadine.Bisikan Kayla tentang Aksara.Tapi Danu hanya menarik napas dalam.“Diam.”Satu kata. Tapi bergema. Bukan untuk mereka. Tapi untuk dirinya sendiri.Danu menatap kedua tangannya, tubuhnya yang selama ini jadi medium kekuatan yang tak dia minta, yang terus menggoda dan menyeretnya ke arah yang tak pernah dia pahami sepenuhnya.Dia berdiri.“Aku akan berjalan. Bukan sebagai penjaga. Bukan sebagai penerus. Tapi sebagai Danu. Manusia biasa yang pernah salah jalan.”Lalu ia mengambil

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   Bab 30 — MIMPI DANU

    Danu tertidur di sisi ibunya yang belum sadarkan diri. Ya, setidaknya dia percaya bahwa ibunya masih bisa diselamatkan. Kalung di lehernya berpendar tenang, tapi gelombang halus energi magisnya menyusup ke alam bawah sadar Danu, membuka pintu menuju masa lalu yang selama ini disembunyikan.Danu berdiri di tengah hutan yang tak pernah dia lihat sebelumnya. Awan mendung menggantung rendah. Di hadapannya, sebuah panggung batu raksasa berdiri. Ukiran aksara kuno membungkus setiap sudutnya.Di atas batu itu, seorang perempuan muda, bermata tajam dan berwajah mirip Sekar, berlutut memohon pada sosok bayangan perempuan lain bertubuh tinggi dengan kulit bersinar samar.“Jangan lakukan ini, jangan! Tolong … jangan kutuk darah keturunanku!”Sosok perempuan tinggi itu tersenyum, senyum cantik tapi mengerikan.“Kalian, para Penjaga Aksara, sombong. Menganggap bisa menutup rapat celah antara dunia magis dan fana. Tapi kau lupa, darah dan hasrat … sela

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   Bab 29 — KALUNG WARISAN DAN SIMBOL LELUHUR

    Tok. Tok. Tok.Danu membeku.Bukan suara Nadine.Bukan juga Kayla.“Danu … ini Ibu, Nak.”Suara itu lembut, penuh kehati-hatian, namun terdengar asing di telinga Danu malam itu. Seolah datang dari masa lalu, dari rumah yang sudah lama ia tinggalkan—dan tak pernah benar-benar ia cari lagi.Ia membuka pintu. Di depannya berdiri Sekar, ibunya. Wajahnya tampak lebih tua dari terakhir kali ia lihat. Ada semburat kekhawatiran di matanya, juga ketegasan yang terasa ... menyedihkan.“Boleh Ibu masuk?”Danu hanya mengangguk, pelan.Sekar melangkah masuk, duduk di kursi rotan dekat jendela. Tangannya memegang kotak kecil dari kayu jati, sudah mulai aus dimakan usia. Bau kayu dan bunga kering menyeruak pelan.“Maafkan Ibu … selama ini kamu merasa sendirian, ya?”Danu tak menjawab. Ia tak tahu harus bicara apa. Hatinya masih kacau. Tubuhnya masih panas. Tapi sosok ibunya malam ini terasa ... berbeda. S

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 28 — BAYANGAN YANG MEMANGGIL NAFSU

    Pagi berikutnya, suasana kantor Naradipa Publishing dipenuhi aroma kopi hangat dan derik papan ketik, seperti biasa. Tapi di antara kesibukan itu, ada atmosfer janggal yang terasa jelas, dua insan yang biasanya berdiskusi akrab di meja editor kini hanya saling melirik dari jauh—dan segera mengalihkan pandangan.Kayla dan Danu saling menghindar.Tak ada lagi candaan ringan. Tak ada lagi diskusi hangat soal aksara dan kutukan. Hanya ada diam yang menggantung, membekukan jarak, seolah tak ada satu kata pun bisa menjembatani insiden malam itu—insiden yang menyisakan terlalu banyak rasa yang belum bisa dinamai.Sementara itu, Nadine menangkap celah itu.Dengan langkah ringan dan senyum mautnya, ia menghampiri meja Danu saat jam makan siang.“Kamu makin beda aja sekarang, Danu,” bisiknya sambil menyandarkan diri sedikit lebih dekat dari batas nyaman. “Lihat deh ... semua mata cewek di lantai ini ngikutin kamu.”Danu menoleh. Ia menatap Nadi

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 27 — INGATAN YANG TERPATRI

    Hening.Waktu seakan berhenti ketika jemari gadis misterius itu menyentuh dada Danu, tepat di atas jantungnya."Akhirnya ... kamu menuliskanku kembali," bisiknya.Dan pada saat itu, segalanya meledak menjadi cahaya.Sebuah kilatan menyilaukan memenuhi kamar Danu, dan ruangan itu berubah menjadi kanvas cahaya tiga dimensi. Danu tak lagi berada di tempat tidur, melainkan berdiri — tubuhnya tak bisa bergerak, hanya bisa menyaksikan apa yang tersaji.Di depannya, tampak sosok pria muda ... sangat mirip dirinya — hanya saja rambutnya panjang terikat, mengenakan pakaian seperti bangsawan kuno, dan di tangannya tergenggam Pena Aksara berwarna hitam pekat dengan ujung merah menyala. Di hadapannya berdiri gadis yang sama, tapi dengan pakaian era kerajaan yang memukau dan elegan.Mereka tertawa. Mereka saling membisik.Mereka ... saling mencintai.Danu menelan ludah.Itu ... aku? Di kehidupan lain?Tiba-tiba visua

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 26 — PENGKHIANATAN DI BAWAH TANAH

    Ruang Arsip Bawah Kantor Naradipa — Tengah MalamLampu-lampu redup berkedip-kedip di lorong bawah tanah. Suara langkah Danu bergema di antara rak-rak tua berisi naskah kuno, catatan penerbitan, dan dokumen rahasia yang hanya bisa diakses oleh jajaran paling atas di Naradipa.Hawa dingin menyergap dari balik ventilasi tua. Tapi bukan itu yang membuat tubuh Danu gemetar. Melainkan suara lirih… rintihan… dan desahan samar yang terdengar dari ruang terdalam arsip itu."Al ... aah!""Hati-hati dengan desahanmu, Sayang ... aku akan semakin menggila mendengarnya!"Semakin dekat, suara itu semakin jelas. Hatinya mencelos. Ia mengenal suara itu. Nadine.Dengan langkah cepat dan napas memburu, Danu menendang pintu setengah terbuka. Pintu berderit dan membentur dinding."NADINE?!?"Pandangan Danu membentur pemandangan yang membuat jantungnya berhenti sesaat. Di atas tumpukan arsip tua, Nadine berada dalam peluka

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 25 — RAYUAN DI ANTARA AKSARA

    Langit di luar kantor Naradipa mendung, tapi ruangan redaksi justru terasa lebih panas dari biasanya. Entah karena AC rusak... atau karena Nadine.“Pagi, Danu …?” Suara lembut itu menyusup ke telinga Danu saat ia baru duduk.Nadine bersandar di meja kerjanya, membawa dua gelas kopi hangat. Ia meletakkan satu di depan Danu, dengan senyum yang terlalu manis untuk seorang rekan kerja biasa.“Kamu terlihat lelah. Banyak begadang dengan Kayla, ya?” tanyanya seperti menyelidik, tapi dibungkus tawa ringan.Danu mengangkat alis. “Kami cuma mengerjakan naskah biografi Rendra. Ada banyak bagian yang perlu direstrukturisasi.”Nadine mencondongkan tubuh, membiarkan aroma parfumnya menguar lembut. “Ka.u tahu, aku dulu yang biasa membantu Alvino mengedit naskah itu.” Nadine memutar gelas kopinya. “Kadang ... kerja bareng bisa lebih efektif kalau partnernya nyambung secara pribadi.”Danu tak langsung menjawab. Ia menoleh, mencari sosok Kayla yang biasanya sudah duduk di meja seberang. Tapi Kayla bel

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status