Koridor kantor sore itu terasa jauh lebih sunyi dari biasanya, seolah semua orang sengaja memberi jarak dari Danu. Bahkan Nadine tak terlihat di kursinya, entah karena trauma atau malu.Di meja pantry, pecahan gelas sudah hilang, tapi suasana kikuk itu belum tersapu bersih. Yang ada justru desas-desus dan lirikan diam-diam setiap kali Danu lewat.“Karena tindakanmu dianggap berbahaya, meski tidak disengaja,” ucap Pak Rian, kepala bagian produksi, dengan wajah dingin. “Kamu akan membersihkan semua kekacauan itu sendiri, dan menyelesaikan dua naskah yang tertunda. Deadline malam ini. Jam sepuluh. Jangan ada yang tertinggal.”Danu hanya mengangguk, tanpa protes.Tapi bukan karena pasrah.Karena sekarang, tubuhnya terasa... lebih ringan. Tangan-tangannya menari di atas keyboard, mata membaca cepat, dan pikirannya bisa mengingat seluruh revisi lay-out hanya dengan sekali baca. Ia menyelesaikan dua naskah sebelum waktu makan malam.Dan saat ia baru saja meletakkan naskah terakhir ke dalam f
Terakhir Diperbarui : 2025-04-17 Baca selengkapnya