Home / Fantasi / Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang / Bab 7 – Yang Tertulis tak Bisa Dihapus

Share

Bab 7 – Yang Tertulis tak Bisa Dihapus

last update Last Updated: 2025-04-30 08:20:31

Kalung itu menyala. Retak. Dan di pusatnya—kini ada satu huruf asing yang belum pernah dia lihat dalam hidupnya.

Langit di dunia mimpi Danu kini menghitam. Langkah para Penjaga Aksara berdentum menyayat udara. Danu berdiri di tengah lingkaran batu raksasa yang dipenuhi simbol-simbol purba, mengambang dan berputar membentuk gerbang dimensi.

Satu demi satu Penjaga muncul. Ada yang bermata tiga, ada yang bertubuh transparan seperti bayangan air, ada pula yang mengenakan jubah dari lembaran naskah kuno. Mereka menatap Danu seolah dia adalah kunci terakhir.

"Setiap kata yang kau tulis ... akan menjadi kenyataan atau kutukan," ujar salah satu Penjaga, suaranya seperti gema dari masa ribuan tahun lalu.

Tiba-tiba, dari celah di antara simbol-simbol itu, muncul sebuah makhluk besar setengah bayangan, setengah nyala api. Wujudnya tak bisa dijelaskan dengan logika manusia. Seolah ia adalah hasil perpaduan ingatan manusia purba, suara leluhur, dan energi yang tak dikenal oleh ilmu pengetahuan manapun.

"Ini yang akan terjadi jika kau menolak takdirmu," bisik sang Penjaga utama sambil menunjuk ke langit.

Di atas, Danu melihat bayangan kota modern yang ia kenal, meledak oleh ribuan simbol raksasa yang jatuh seperti hujan meteor. Gedung-gedung roboh bukan karena ledakan, tapi karena kata-kata: ‘Luluh’, ‘Runtuh’, ‘Kehilangan’, terpahat di langit dan jatuh menghantam bumi.

“Bukan senjata yang menghancurkan dunia ... tapi aksara yang tak dijaga.”

Makhluk raksasa itu meraung, dan perlahan merayap ke arah Danu. Semua Penjaga mundur.

“Kau adalah penjaga terakhir. Kau bisa mengusirnya, atau kau akan dikendalikan olehnya.”

Danu ingin lari, tapi tanah terbelah. Angin menyedot tubuhnya. Makhluk itu masuk ke dadanya. Tidak lewat mulut atau mata, tapi lewat kalung yang menyala seperti bara.

Danu menjerit. Teriakannya menggema dan merobek udara. Tubuhnya melayang, seluruh simbol kuno menempel di kulitnya, lalu membakar dan menyatu dengan darahnya.

Lalu ... segalanya gelap.

Danu terbangun dengan napas memburu.

Di tangannya, kalung itu berubah warna. Tak lagi merah menyala, tapi hitam pekat... seperti menyimpan sesuatu yang baru saja bangkit.

Dan di cermin kamarnya ...

Tampak satu huruf asing terpahat samar di bawah tulang selangkanya.

Tertulis dengan darah. Tapi terasa ... seperti tak bisa dihapus.

****

Danu membuka mata. Dunia masih gelap. Tapi bukan karena malam, melainkan seolah semua warna di sekitarnya berubah—terlalu jelas, terlalu terang. Jantungnya berdegup tak karuan. Bukan karena takut. Tapi karena ... kekuatan. Ada sesuatu dalam dirinya yang berbeda. Sesuatu yang liar, berdenyut di bawah kulitnya.

Ia bangkit dari ranjang. Melangkah ke cermin.

Dan tercekat.

Wajah itu ... masih miliknya, tapi lebih simetris. Lebih terdefinisi. Mata yang dulu terlihat sayu dan lelah, kini memancarkan ketajaman dan cahaya misterius seperti kumpulan aksara tersembunyi di balik bola matanya. Rambutnya berantakan tapi sempurna. Bahkan tubuhnya—yang selama ini kurus tanpa definisi—kini berotot ramping, simetris, dan tegap alami, seolah dipahat diam-diam saat ia tidur.

“Gila ... ini bayangan diriku?” bisiknya, mengelus wajahnya sendiri.

Pagi itu, Danu keluar rumah seperti biasa. Mengenakan kemeja, celana kain, tas slempang, dan rambut yang masih sedikit basah oleh air mandi.

Namun setiap langkah kakinya seolah menciptakan gelombang tak kasat mata.

Perempuan pertama yang berpapasan dengannya menoleh dua kali. Lalu tiga kali. Lalu berjalan tanpa sadar ke arah tiang lampu dan BRAK!

Barang bawaannya terjatuh. Wajahnya memerah bukan karena malu—tapi bingung. Bahkan jatuh pun ia masih melirik ke arah Danu sambil menahan senyum aneh.

“Eh ... maaf maaf,” gumam Danu bingung.

Namun itu baru permulaan.

Di perempatan, seorang pengendara motor wanita berhenti mendadak saat melihat Danu menyeberang. Dia terbengong terlalu lama—dan mobil dari belakang BRAKKK!! menghantam motornya. Orang-orang mulai berteriak. Kekacauan. Klakson bersahutan.

Danu lari dari tempat itu, takut dianggap biang masalah.

Namun di matanya, semua orang melihatnya. Menatap. Terpana. Seolah dia bukan manusia biasa. Seolah dia ... memiliki daya tarik gaib.

Di kantor pun serupa.

Begitu Danu masuk lobby, para staf perempuan yang biasanya tak pernah menoleh padanya kini saling mencolek, berbisik-bisik, bahkan satu dua mencoba menghampiri hanya untuk “menanyakan waktu”. Senyum mereka bergetar. Mata mereka berbinar.

Namun bukan itu yang paling mengejutkan.

Saat Danu masuk ke ruangan kerjanya dan menatap Nadine—gadis yang kemarin nyaris dia lukai secara misterius—waktu terasa berhenti.

Nadine terdiam. Matanya tak bisa lepas dari Danu. Langkahnya pelan, seolah ditarik oleh kekuatan magnetis. Tangannya bergetar, tubuhnya merapat. Danu bahkan bisa mencium aroma parfum Nadine sebelum dia menyentuh ....

Namun ....

Seketika kenangan buruk itu menyeruak di benak Nadine. Wajahnya pucat. Dia mundur panik, bahkan menjatuhkan dokumen yang dibawanya.

“Ma—maaf!” serunya dan berlari pergi.

Danu menatap tangannya. Dia belum menyentuh siapa pun hari ini. Tapi semuanya ... seperti tersentuh tanpa disadari.

Di balik itu semua, staf laki-laki mulai membentuk persekutuan diam-diam. Bisik-bisik meruncing di antara ruang meeting dan pantry.

“Gue bilang juga apa, dia aneh,” desis salah satu dari mereka.

“Lo liat Nadine tadi? Nggak kayak biasanya.”

“Alvino harus tau ini ... kita nggak boleh biarin dia lebih lama di sini.”

Dan di salah satu sudut ruangan, Alvino mengepalkan tangan. Matanya menyipit. Penuh api cemburu dan rencana licik yang baru saja tumbuh.

"Tunggu apa yang bisa gue lakukan padamu, Danu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 50 — Ending

    “Tak semua tinta harus ditulis. Tapi sekali ditulis oleh tangan seorang Putra Aksara, dunia akan bergeser dari porosnya.”– Catatan Rahasia Ilmare, Penjaga Aksara Nimfa –Perpustakaan Langit — Zaman Purba Aksara, sebelum Danu diciptakanAngin tak berhembus di Perpustakaan Langit. Di sana, naskah-naskah kuno melayang seperti bintang yang diam, disimpan dalam gulungan cahaya. Di balik rak raksasa, dua sosok berdiri diam, satu pria bermata perak, berjubah aksara, satu wanita bermata air, bersayap tipis seperti kelopak kertas.“Kita tidak bisa terus begini,” kata Ilmare memalingkan wajah yang hendak disentuh oleh si pria.“Kita bukan ‘kita’ dalam naskah. Tapi aku ingin menulis kita.” Sebuah kalimat yang tak semestinya diucapkan sang penulis naskah takdir.Ilmare menoleh, menatapnya lembut. “Lalu langit akan jatuh, dan aksara menjadi darah.” Dia menunduk tajam, bulir air menetes dari matanya.Namun cinta bukan aksara biasa. Cinta adalah naskah tak terikat. Maka pada malam itu, Putra Aksara

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 49 — Fiksi yang Menjadi Dunia

    “Tulis kisahmu sendiri, Danu. Buktikan bahwa pena bukan lagi hanya alat menulis, tapi senjata perusak realitas.” tegas Alvino yang sekarang menjabat sebagai CEO NarasiNet pada Danu yang berusaha menyusup ke sistem kerjanya.Di hadapan Danu berdiri sebuah layar melengkung raksasa—platform NeoReality, hasil gabungan sistem Alvino dan kecerdasan buatan yang diaktifkan oleh Andhira. Ribuan cerita ditulis, diserap, diproses ... dan dihidupkan.Andhira berjalam mendekat dari belakang layar melalui celah sempit. “Selamat datang di tempat di mana fiksi menjadi kenyataan.”Senyumnyaengembang menatap Danu dengan wajah yang merendahkan.“Tulislah ceritamu sendiri, Danu. Tapi ingat: yang kau tulis … akan terjadi. Dunia akan menelan kenyataan yang kamu ciptakan!” ulang Alvino memberi peringatan dengan mengarahkan telunjuknya tepat di depan wajah Danu.Danu terpaku di kursi penulisan. Pena digital sudah terhubung ke sistem. Kayla, terperangkap di kapsul realitas di belakangnya, menjadi sandera wakt

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 48 — Cerita yang Tak Bisa Dihapus

    Malam turun dengan senyap. Di sebuah kamar yang sempit dan berantakan, cahaya dari layar laptop tua menerangi wajah Danu yang dipenuhi gurat kelelahan dan tekad. klik klik klik Di hadapannya, naskah baru mulai mengambil bentuk. Judulnya: “Jalan yang Tidak Ditarik oleh Tangan Tuhan” Bukan sekadar fiksi. Ini eksperimen. Percobaan terakhir. Tulisan ini bukan tentang takdir yang ditentukan, tapi pilihan yang disadarkan. “Kayla, ini gila,” gumam Danu tanpa mengalihkan pandangan dari layar. “Aku menulis karakter yang memilih untuk tidak mengikuti tulisanku … tapi setiap pembaca yang membaca, malah melakukan persis apa yang kutulis.” Kayla menyandarkan diri ke dinding. Matanya menyipit, curiga. “Jadi kamu—kamu sudah menemukan cara untuk … mengendalikan orang?” “Bukan. Aku hanya … menyuarakan sesuatu yang selama ini diam di dalam mereka. Aku menulis, dan mereka merasa itu suara hati mereka sendiri.” Kayla menggeleng. “Kamu bisa mengubah dunia, Danu. Tapi juga menghancurkannya

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 47 — Kembali ke Dunia Tanpa Aksara

    Danu Adibrata, 23 tahun, karyawan magang di Perpustakaan Daerah Cendekia, Jakarta Selatan.Ia tak lagi membawa pena abadi. Tak ada lagi aura takdir yang membalut dirinya. Ia mengenakan seragam staf biasa—rompi biru dongker, sepatu hitam formal yang sudah aus, dan ID card yang digantung di leher:Danu A. — Magang - Divisi Arsip & KlasifikasiDi balik meja arsip yang dingin dan sepi, Danu hidup seperti manusia biasa. Ia belajar mengetik katalog, mengklasifikasikan buku, merapikan naskah tua, dan menyapa pengunjung perpustakaan dengan senyum palsu yang makin lama makin nyata.Hidupnya dimulai dari nol.Tapi ia bahagia.Atau setidaknya ia berusaha bahagia.Kemunculan Alvino: Musuh Lama dalam Dunia Baru Suatu sore yang tampak biasa, ketika Danu tengah menata koleksi langka di rak lantai tiga, sebuah suara dari masa lalu menyusup:“Kamu pikir bisa sembunyi selamanya, Danu?”Alvino.Rambutnya leb

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 46 — Arsitek Pena Digital

    Basement Naradipa Publishing, gelap dan beraroma besi tua. Beberapa bulan lalu, Danu pernah menyelamatkan seorang nenek tua renta yang dianiaya 3 pria berjubah hitam. Kala itu, sang nenek hanya berkata lirih:“Aku dulu pernah menulis … dunia.”Kini, nenek itu muncul lagi, berjalan keluar dari bayangan rak buku rusak dan logam berkarat. Rambut putihnya tak sepenuhnya menutupi sirkuit logam tipis di tengkuknya. Matanya? Bukan mata manusia biasa. Tapi lensa dengan iris kode-kode aksara bercahaya biru lembut.Danu tertegun. Napasnya tercekat.“Kamu ... siapa sebenarnya?”Nenek itu tersenyum samar.“Aku adalah satu dari tiga Penulis Bayangan yang pernah gagal menjadi Putra Aksara sejati. Tapi aku … tidak berhenti menulis. Aku tidak diberi Pena Abadi. Maka aku menciptakan pena sendiri ... dari kecerdasanku, dari logika tanpa emosi. Pena digital. Pena sempurna.”Lima dekade lalu, nenek itu bernama Raghani Iswara, seorang ahli linguistik kuantum dan eks anggota Lembaga Penulisan Takdir Altern

  • Bangkitnya Kekuatan Luar Biasa Sang Karyawan Magang   BAB 45 — Dunia Baru yang Belum Siap

    Langit kini tak lagi penuh retakan tinta. Dimensi takdir kembali menyatu dengan dunia nyata. Namun kebangkitan dunia tak serta-merta membawa kedamaian.Setelah Mainframe Aksara hancur, manusia kini memiliki pena masing-masing. Mereka mulai menulis naskah hidup mereka sendiri. Namun .…Tidak semua manusia siap.Di berbagai penjuru dunia, muncul fenomena yang disebut "Tinta Liar"—tulisan-tulisan tak terkendali yang menyusup ke realitas, menciptakan distorsi dan mutasi realita.Seorang ayah menulis agar anaknya menjadi jenius—namun sang anak kehilangan empati.Seorang wanita menulis untuk hidup abadi—tubuhnya terus hidup, tapi jiwanya membeku.Sekelompok pemimpin membentuk kelompok "Penulis Agung" yang ingin menyensor pena milik rakyat.Dan yang terburuk adalah ....Muncul desas-desus bahwa seseorang sedang membangun kembali Mainframe versi baru, dengan kode campuran antara pena manusia dan kecerdasan buatan.Danu kini tinggal di tempat sunyi, menjaga Perpustakaan Langit yang kembali dib

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status