Home / Urban / Bangkitnya Menantu Tertindas / Bab 2 - Selalu Direndahkan

Share

Bab 2 - Selalu Direndahkan

Author: Ahong
last update Last Updated: 2023-05-31 11:03:11

Aliando menggeleng setelah selesai membaca e-mail tersebut.

Enggak. Ini enggak mungkin! Gumam Aliando yang langsung menyangkal.

Menurutnya, e-mail itu ngawur sekali.

Pasalnya isi dari e-mail itu menyatakan bahwa dirinya adalah pewaris satu-satunya seluruh harta kekayaan keluarga Aryaprasaja. Sedangkan keluarga Aryaprasaja merupakan salah satu keluarga terkaya di Indonesia yang memiliki harta kekayaan mencapai triliunan rupiah.

Lipatan di kening Aliando semakin bertambah saja saat mengetahui hal lainnya yang tak kalah mengejutkan.

E-mail itu juga menyatakan bahwa dirinya adalah putra dari Tuan Besar Aryaprasaja. Pemilik Prasaja Grup.

Wah, ngaco sekali ini.

Jelas saja Aliando tidak percaya, ia menganggap e-mail itu hanya iseng belaka. Spam.

Aliando tergelak, geleng-geleng kepala, konyol sekali.

Aliando mengabaikan e-mail itu, segera mematikan layar ponsel, memasukannya ke dalam saku celana, lantas bergegas melanjutkan pekerjaanya kembali.

Namun Aliando harus mendapat kesialan seperti pada pesta sebelum-sebelumnya. Pasti ada saja kerabatnya Nadine yang mencari gara-gara dengannya. Kali ini yang mencari gara-gara adalah laki-laki bernama Dimas. Anak dari Paman dan Bibinya Nadine.

Pada saat Aliando tengah membawa nampan berisi gelas-gelas minuman untuk para tamu, tiba-tiba Aliando terjatuh tepat di hadapan Dimas dan seketika itu terdengar bunyi gelas pecah. Berserakan di lantai.

Aliando tidak jatuh dengan sendirinya. Melainkan ada seseorang yang sengaja membuatnya terjatuh. Seseorang itu tak lain dan tak bukan adalah Dimas.

Dimas sengaja menghadang langkah Aliando dengan kakinya, sehingga membuat Aliando yang sedang dikejar waktu terjatuh karena tidak fokus.

Alhasil, hal itu sontak membuat semua orang langsung menoleh ke arah Aliando, kemudian tertawa dengan keras begitu menyaksikan kejadian tersebut.

"Aduh gimana sih! Kalo jalan itu lihat-lihat dong! Kalo jalan itu pake mata, jangan pake dengkul!" Seru Dimas sambil terkekeh. Puas dengan rencananya yang berhasil.

"Dan lihat nih...sepatuku...jadi basah gini, ini semua gara-gara kau! Aku enggak mau tau ya, bersihkan sepatuku sekarang juga!" Lanjut Dimas. Mau tambah mempermalukan Aliando.

Aliando yang masih tersungkur memejamkan mata kuat-kuat sembari menggeram marah. Dia tidak terima dikerjai begitu saja. Kesabarannya sudah habis.

Aliando langsung berusaha bangkit berdiri, bergegas mendekat ke arah Dimas, lantas mencengkram kerah bajunya sambil menatapnya tajam.

Beberapa orang tersentak melihat Aliando berani mencengkam kerah bajunya Dimas, tak menyangka pula jika menantu sampah itu berani melakukan hal itu.

Apa dia tidak takut mendapat masalah nantinya?

"Kau sengaja menghadang kakiku, supaya aku terjatuh, kan?!"

Dimas melirik apa yang tengah Aliando lakukan kepadanya saat ini, kemudian tergelak. "Apa-apaan ini! Berani banget kau mencengkram kerah bajuku? Wih...udah mulai berani nih benalu!" Dimas balas menatap Aliando tajam.

"Aku emang enggak pernah takut denganmu, Dim! Dari dulu!" Aliando semakin mencengkram kerah baju Dimas dengan kuat.

Dimas memutar bola matanya. Tersinggung. "Sialan kau! Jadi kau berani sama aku, hah?!" Dimas melotot. Mengintimidasi Aliando.

"Ngapain aku harus takut sama kamu?!"

Dimas malah terkekeh. Tidak habis pikir dengan Aliando. "Eh, denger ya. Kau itu cuma menantu enggak berguna, mau sok-sok an berani? Yang ada...kau yang akan abis tau enggak!" Gertak Dimas.

Tiba-tiba Kinanti berseru sambil bergegas mendekat ke arah mereka berdua dan segera menyuruh mereka berdua untuk mengakhiri keributan.

Sial.

Pasti dirinya yang akan disalahkan oleh Ibu mertua!

Aliando melepas cengkraman tangannya pada baju Dimas begitu mendapati Kinanti sudah berada di dekatnya dan melotot ke arahnya.

"Kamu ya, Al. Selalu saja buat onar!" Teriaknya.

Dimas langsung mengadu kepada Kinanti kalau apa yang baru saja terjadi itu adalah ulah Aliando. Dia juga mengadu jika sepatunya basah karena sengaja disiram oleh Aliando.

Aliando tersentak, mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.

Benar-benar ya!

Hal itu tak pelak membuat Kinanti tambah murka begitu mendengarnya.

"Sekarang kamu minta maaf sama Dimas dan bersihkan sepatunya sekarang juga! Dan...setelah itu...kamu bereskan pecahan gelas-gelas itu...bener-bener ya kamu, Al. Heran Mama lihat tingkahmu yang bisanya cuma buat malu saja!" Kinanti gemas sekali dengan Aliando.

"Tapi, Ma- aku enggak salah. Ini semua gara-gara Dimas. Dimas sengaja-" Belum sempat Aliando menyelesaikan kalimatnya, tapi Kinanti sudah memotongnya duluan.

"Enggak usah banyak alasan. Enggak usah membela diri. Jelas-jelas kamu yang salah. Mau mengelak lagi. Cepat. Minta maaf sama Dimas dan bersihkan sepatunya Dimas sekarang juga!" Gertak Kinanti.

Akhirnya Aliando menuruti perintah Kinanti, terpaksa meminta maaf kepada Dimas dan setelah itu membersihkan sepatunya Dimas dengan perasaan dongkol.

Dimas menyeringai lebar. Puas dengan hal itu. Para kerabat yang lainnya juga tersenyum puas saat melihat pemandangan Aliando membersihkan sepatunya Dimas.

Pukul setengah sepuluh malam, beberapa tamu sudah mulai pamit pulang, kini tinggal para kerabat saja yang masih betah di situ.

Ada seorang laki-laki yang penampilannya bak eksekutif muda, tengah diajak Arjuna dan Kinanti masuk ke dalam rumah.

Laki-laki itu dipersilahkan duduk di kursi makan.

Kinanti segera memanggil Aliando dengan tidak sabaran, menyuruhnya untuk segera mempersiapkan makan malam untuk Alex.

Alex adalah anak dari rekan bisnisnya Arjuna. Alex juga mulai menunjukan ketertarikannya kepada Nadine. Apalagi setelah mengetahui jika suaminya Nadine tidak diharapkan oleh keluarganya Nadine.

Jelas saja, keluarganya Nadine senang bukan main. Alex bisa menjadi salah satu kandidat pengganti menantu sampah itu.

Dion, Lidya dan Luna langsung cari muka, jurus penjilat kelas kakap langsung dikerahkan.

"Suaminya Nadine kerja apa, Om, Tante?" Tanya Alex kepada Arjuna dan Kinanti sambil melirik Aliando sekilas disela-sela menyantap makan malamnya. Sebenarnya Dia sudah tahu pekerjaan Aliando. Dia sengaja mau menjatuhkan harga diri dan mempermalukan Aliando.

Aliando sempat balas menatap Alex sebelum kemudian melanjutkan kegiatannya lagi.

"Kerjaanya cuma ngebabu doang di rumah ini, Lex. Jadi supir juga dia tuh. Kalo ada apa-apa, minta uang sama Nadine. Pantas kah hal itu disebut sebagai suami?" Dion yang menjawab. Semua orang yang ada di situ kompak setuju dengan apa yang Dion katakan.

Arjuna dan Kinanti kompak menghembuskan nafas kasar.

Tambah semakin jijik dengan Aliando. Menginginkan menantu sampah itu supaya cepat-cepat enyah dari kehidupan Nadine dan keluarganya.

"Dia cuma bekerja jadi bartender, Nak Alex. Gajinya sangat kecil sekali dan benar-benar memalukan bagi kami." Arjuna menyahut sambil berdecak.

"Andai saja Nadine nikahnya sama kamu, ya, Lex. Pasti, dia akan menjadi perempuan yang paaaling bahagia di dunia ini." Kata Lidya.

Alex menoleh. Tersenyum. "Kak Lidya bisa aja."

"Bener itu, Lex. kamu itu cocok banget loh sama Nadine. Kamu itu bener-bener pria yang sempurna. Udah ganteng, mapan, kaya, pekerja keras lagi. Enggak kayak si dia tuh!" Sambung Luna sambil melirik Aliando. Menyindir.

"Ah, Tante Luna dan Kak Lidya bisa saja. Terlalu berlebihan menilaiku. Mana mungkin Nadine suka dan mau sama aku? Lagi pula, Nadine kan sudah punya suami." Alex sok merendah. Aslinya senang mendengar pujian dari anggota keluarganya Nadine.

"Iya. Suami enggak guna lebih tepatnya!" Jawab Lidya dengan sinis.

Nadine jadi tidak merasa nyaman berada di situ. Dia ingin cepat-cepat beranjak saja. Dia merasa keluarga dan kerabatnya sedang berusaha menjodohkannya dengan Alex.

Sementara Aliando tetap melanjutkan pekerjaanya, sembari menajamkan pendengaran, hatinya mendadak panas begitu mendengarnya.

"Mana ada Nadine enggak mau sama kamu. Lagi an nih ya, mereka berdua itu akan segera bercerai kok, Lex!" Kata Dion.

Wajah Alex mendadak berbinar. Memandang semua orang yang ada di sana. Benarkah hal itu?

"Benar kah hal itu, Om, Tante?" Alex menatap Arjuna dan Kinanti. Hendak memastikan ucapan Dion barusan.

"Benar sekali, itu, Nak, Alex." Jawab Kinanti sambil tersenyum.

"Tante udah enggak tahan punya menantu enggak berguna kayak Aliando dan Tante enggak akan membiarkan Nadine hidup menderita bersama si sampah itu. Jadi, kami memang berencana mau memisahkan mereka berdua. Secepatnya!" Lanjut Kinanti.

"Dan...setelah mereka berdua bercerai...kamu bisa nikah sama Nadine, Lex." Sahut Tante Luna. Kemudian, mereka cekikikan bersama.

Wajah Alex mendadak sumringah. Menatap Nadine sambil tersenyum. Sepertinya dia akan langsung gas pol setelah ini untuk mulai mendekati Nadine. Apalagi keluarganya Nadine juga sudah memberikan lampu hijau kepadanya.

Darah dalam diri Aliando seketika itu mendidih begitu mendengarnya. Alex hendak merebut Nadine darinya. Namun dia mendadak cemas.

Apakah Nadine setuju bercerai dengannya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 280 - Kebahagiaan Keluarga Aryaprasaja

    Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, senyum dan tawa yang tengah menyertai obrolan diantara anggota keluarga Aryaprasaja mendadak pudar begitu saja. Detik berikutnya, tatapan mereka berubah sinis. Juga dingin. Di saat yang sama, terbit senyum penuh kemenangan di bibir mereka masing-masing. Rasakan pembalasan dari keluarga Aryaprasaja! Sementara Tuan Aryaprasaja mendengus dingin, ekspresi wajahnya buruk, entah kenapa, masih muak melihat melihat wajah-wajah anggota keluarga Sadewa. Akan tetapi, tiba-tiba ia menyeringai kala teringat keluarga mereka yang kini telah hancur! Dengan segala sisa-sisa tenaga, keberanian, Reno segera menjatuhkan diri di lantai diikuti yang lain setelahnya. Bersimpuh di hadapan Tuan Besar Arya dan Nyonya Kartika. "Tu ... tuan Aryaprasaja ... " ucap Reno dengan suara terbata selagi kepalanya tertunduk. "Ma ... maafkan keluarga kami karna selama ini keluarga kami telah berbuat jahat kepada Tuan Muda Aliando, kepada putra Anda ... kami mohon,

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 279 - Pesta Keluarga Aryaprasaja

    Setelah Aliando resmi diumumkan ke publik, Tuan Besar Aryaprasaja menggelar pesta besar-besar an. Pesta itu digelar sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia atas anak laki-laki, satu-satunya keluarga mereka yang telah lama menghilang—yang tidak lain dan tidak bukan adalah Aliando—akhirnya ditemukan juga dan telah kembali ke keluarga mereka. Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari juga ingin mengenalkan Aliando kepada semua kerabat, kolega dan kenalan mereka. Serta mengumumkan Aliando sebagai pewaris tunggal keluarga Aryaprasaja. Kerajaan bisnis keluarga Aryaprasaja. Juga sebagai Presiden Direktur perusahaan milik keluarga mereka yang baru. Tidak hanya Aliando saja yang akan dikenalkan, keluarga Aryaprasaja juga akan mengenalkan Nadine, sang istri sekaligus menantu mereka, yang kini resmi menjadi bagian dari keluarga mereka. Selain itu, untuk merayakan kebahagiaan atas hamilnya Nadine, yang mana, itu berarti mereka akan segera dikaruniai cucu. Anggota keluarga Arya

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 278 - Anggota Keluarga Sadewa Meminta Maaf dan Ampunan Kepada Aliando!

    Tiba di ruangan Presiden Direktur perusahaan milik keluarga Aryaprasaja, semua anggota keluarga Sadewa kompak membelakakan mata saat melihat Aliando yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan balutan jas mahal nan elegan. Tampan sekali. Berbeda jauh dengan tampilan Aliando yang selama ini mereka kenal. Selama sesaat, tubuh mereka membeku di tempat. Mulut-mulut terbuka lebar, terpelongo. Jadi benar jika Aliando adalah Presiden Direktur Prasaja Group! Pewaris tunggal keluarga kaya raya—keluarga Aryaprasaja! Melihat kedatangan anggota keluarga Sadewa, Aliando tersenyum kecut di kursi, lalu bangkit dari tempat duduk, keluar dari tempat kerjanya. Berjalan mendekat ke arah mereka dengan santai dan penuh wibawa. Nadine yang sedang duduk di sofa tengah menyesap teh, segera meletakan teh di atas meja, lantas berdiri dan ikutan berjalan mendekat ke arah anggota keluarganya. Melihat Aliando tampak sedang berjalan menghampiri mereka, membuat semua anggota keluarga Sadewa tersada

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 277 - Semua Orang Geger

    Reno dan Mayang yang sedang sarapan langsung tidak selera melanjutkan sarapannya setelah mengetahui bahwa Aliando beneran anaknya Tuan Besar Aryaprasaja dan Nyonya Besar Kartika Sari. Keluarga konglomerat di Jakarta. Salah satu keluarga terkaya di Indonesia. Pemilik Prasaja Group—perusahaan multinasional terbesar di negara ini. Raut muka mereka berdua langsung memancarkan aura ketakutan luar biasa. Pun pucat pasi bak mayat hidup. Di saat bersamaan, jantung mereka berdua berdetak kencang. Keringat dingin membahasi wajah mereka masing-masing. Sebab teringat akan kejahatan yang pernah mereka lakukan dulu kepada Aliando. Dalam waktu lama, mereka berdua membeku di tempat duduk masing-masing. Tengah mencerna fakta gila yang baru saja mereka berdua ketahui. Walau sebelumnya mereka sudah menduga, menebak, menerka-nerka bahwa kemungkinannya Aliando adalah putra tunggal dari pasangan salah satu keluarga terkaya di Indonesia itu, begitu tebakan mereka seratus persen benar, mere

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 276 - Resmi Diumumkan

    Terduduk di kursi ruangan rapat gedung kantor perusahan keluarga Sadewa, tampilan sang presdir itu kini benar-benar kacau. "Ini ... pasti perbuatan keluarga aslinya suamimu, 'kan, Nad? Mereka yang telah membuat perusahaan kita bangkrut?" tebak Reno. Suara dan bibirnya bergetar. Pun melemah di ujung kalimat. Serta dengan pandangan lurus ke depan, kentara lemas tak berdaya. Sementara semua peserta rapat sudah keluar dari ruangan tersebut, menyisakan dirinya, Nadine dan Arjuna. Reno tidak bisa menyelamatkan perusahaannya. Benar-benar telah bangkrut. Hancur lebur dalam sekejab! Nadine menoleh dan menatap sang paman diikuti Arjuna setelahnya. Akan tetapi, mereka berdua tidak langsung menjawab, terdiam untuk beberapa saat. Setelah menghembuskan napas berat, Nadine mengangguk pelan. Membenarkan. Alhasil, ekspresi wajah Reno langsung berubah murung. Seketika lemas sejadi-jadinya. Di titik ini, Reno menyadari kesalahan dan kejahatannya yang pernah ia perbuat kepada Aliando.

  • Bangkitnya Menantu Tertindas   Bab 275 - Bangkrutnya Perusahaan Milik Keluarga Sadewa

    Di dalam kamar, Aliando dan Nadine terlihat sedang bersiap hendak tidur. "Aku mau memberitahu sesuatu sama kamu, sayang." Ucap Aliando dengan punggung bersandar pada tepi ranjang. Setelah mengatakan hal itu, pandangan pria tampan itu yang sebelumnya menatap lurus ke depan, berganti menoleh ke arah sang istri di sampingnya. Nadine yang sedang memposisikan diri di ranjang seketika balas menoleh. "Soal apa, Mas?" tanya Nadine setelah terdiam sebentar, lantas ikutan menyenderkan punggung ke tepi ranjang. Aliando menghela napas lebih dulu sebelum kemudian melanjutkan bicara. "Tapi aku mohon sama kamu untuk enggak menjadikan bahan pikiran dengan apa yang akan aku katakan ini sama kamu, ya, sayang karena kamu dan kedua orang tuamu enggak akan dibawa-bawa, enggak akan menjadi target, kalian adalah pengecualian. Okay?" Lipatan di kening Nadine semakin bertambah. Ia dan kedua orang tuanya tidak akan dibawa-bawa? Tidak akan menjadi target? Adalah pengecualian? Nadine mencerna perk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status