Aliando tampak sedang duduk di kursi kebesarannya di ruangan Presdir yang sebentar lagi akan resmi menjadi ruangannya yang begitu luas, besar dan megah. Pandangan lelaki itu menatap lurus ke depan, rahangnya mengeras, seperti tengah memikirkan sesuatu. Ia baru saja mendapat kabar dari sang Ayah jika dia baru saja membuat putusnya kerja sama antara perusahaan keluarga Sadewa dengan DN Corp.Sepertinya kesabaran sang Ayah sudah habis karena mendapati tingkah anggota keluarga Sadewa yang malah semakin menjadi-jadi, sehingga pembalasan dendam terhadap mereka segera dilancarkan! Aliando setuju dengan dengan apa yang dilakukan oleh sang Ayah terhadap mereka. Sekarang adalah waktunya bagi dirinya melihat keluarga Sadewa merasakan penderitaan yang dulu ia alami dan ia berharap mereka akan kapok setelah itu. Mereka harus merasa benar-benar menyesal dengan perbuatan mereka dulu yang telah membuat hidupnya sengsara. Selain itu, Aliando juga akan memberi pelajaran yang amat berharga untuk D
Mendengar hal itu, Aliando menoleh, menatap sang istri, namun tidak kunjung menjawab. Akhirnya, setelah terdiam sesaat, dia baru berkata. "Iya. Itu Papa yang melakukannya, sayang." Setelah mengatakan hal itu, Aliando kembali beralih menatap lurus ke depan. Nadine melebarkan matanya, tubuhnya seketika membeku. Meskipun ia sudah menduga jika sang suami dan kedua mertuanya lah yang melakukan hal itu ... akan tetapi ... masih saja membuatnya tersentak kaget begitu mengetahui fakta itu keluar dari mulut sang suami. Keduanya saling terdiam untuk beberapa saat. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Selang beberapa saat, Aliando lanjut berkata seraya menatap Nadine lagi. "Itu masih permulaan buat mereka ... selanjutnya Papa akan membuat keluarga Sadewa lebih menderita lagi daripada itu ... Papa sudah mulai membalaskan dendamnya, Nad kepada keluarga Sadewa."Nadine tidak kunjung menimpali perkataan Aliando. Ia tidak tahu harus membalas apa. Namun yang jelas, ia hanya bisa pasrah, membi
Persidangan telah selesai digelar dan hakim memutuskan jika Dion dan Dimas dinyatakan bersalah karena telah mencemarkan nama baik dan memfitnah Aliando. Dion dan Dimas dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara. Sementara Reno dan Mayang, sebagai orang tua tentu tidak bisa tinggal diam saja, sudah berusaha membela sang anak (meskipun sebenarnya Reno sangat murka dengan anaknya tersebut karena kelakuanya). Tapi, ia tidak tega pada akhirnya. Ia telah melakukan berbagai macam cara untuk membuat sang putra supaya tidak dipenjara.Berbagai macam cara sudah ia tempuh. Mulai dari cara-cara benar, bahkan, cara salah pun terpaksa ia tempuh.Akan tetapi, semuanya tidak ada yang berhasil. Hanya sia-sia belaka. Dan setelah palu diketuk, Reno sudah tidak berdaya dan memilih pasrah. Walau pun ia termasuk orang penting, tapi, jika melawan Aliando?Ia pasti akan kalah!Apalagi, Reno benar-benar sudah tidak punya nyali sekarang untuk menyinggung Aliando.Tidak hanya Reno saja yang melakukan berba
"Asal Kak Lidya tau aja ya ... aku itu masih kecewa sama Kakak karna tindakan Kakak yang waktu itu enggak langsung memihakku ... dan tindakan Kakak waktu itu ... keputusan Kakak waktu itu ... menandakan ... kalau Kakak sepertinya senang melihat aku dan Mas Al ribut." Lidya buru-buru menggeleng dengan isak tangis yang terdengar semakin keras begitu mendengar hal itu, kini ia benar-benar menyesal dengan tindakannya waktu di pesta itu. Seharusnya ia bersikap semestinya. Bukannya malah ikut mengompor-ngompori. Selagi Lidya bungkam, Nadine lanjut berkata. "Dan soal masalah yang sedang terjadi ... semua keputusan ada di tangan Mas Al."Mendengar itu, semua orang langsung memasang wajah tak berdaya. Begitu juga dengan Lidya. "Kami akan melakukan apa saja, Al ... asalkan kamu mau memaafkan Dion dan Dimas ... asalkan kamu mau mencabut tuntutanmu." Reno kembali bersuara setelah agak lama terdiam. Ternyata dia belum menyerah juga. Aliando menoleh dan menatap Reno. Tertarik mendengar ucapa
Aliando tampak sedang duduk di kursi sebuah bar ternama dibilangan Ibu kota sambil sesekali menenggak minuman bersama David. Tujuannya datang ke bar tersebut semata-mata hanya lah untuk main, minum-minum dan ngobrol.Selain itu, Aliando juga mempunyai niat terselubung. Mendadak, sebuah ide ingin membuka bisnis hiburan malam terbesit di benaknya. Makanya, ia mengajak David ke salah satu bar terbaik di Ibu kota untuk dijadikan referensi. Saat mendapati para bartender yang sedang membuat minuman dan menyajikannya ke pengunjung, hal tersebut seketika mengingatkan dirinya sewaktu menjadi bartender dulu.Walau pekerjaannya dulu itu mendapat respons sinis dari keluarga sang istri, tetap dicemooh dan direndahkan. Akan tetapi, ia begitu mencintai profesinya sebagai bartender.Selagi Aliando dan David tampak sedang asik berbincang-bincang, tiba-tiba perhatian Aliando harus teralihkan. Di kejauhan, tampak seorang perempuan sedang ditarik paksa oleh dua orang laki-laki untuk ikut bersamanya.
Saat ini, seorang penjaga bar yang memiliki wajah garang, berbadan besar dan tinggi dari Aliando—tengah mendelik seraya mengamatinya dari atas kepala hingga ujung kaki. Merasa bertubuh besar, dia berusaha mengintimidasi Aliando. "Oh .... jadi ini orangnya yang mencari masalah di sini?!" bentak penjaga bar itu. Tapi hal itu sama sekali tak berarti apa pun bagi Aliando. Dengan agak mendongak, ia balas menatap orang itu dengan tajam. "Aku enggak punya banyak waktu buat meladenimu. Sebaiknya kita selesaikan saja sekarang!" tandas Aliando. Sontak, penjaga bar itu melebarkan matanya. Mendadak, wajahnya merah padam. "Malah nantangin nih orang!" bentak orang itu lagi dengan gigi gemertak sambil berkacak pinggang. Kemudian, ia menurunkan kedua tangan dari pinggang sebelum kemudian mencengkram kerah baju Aliando, lalu berusaha mengangkat tubuh Aliando. Melihat hal itu, dua pelayan bar tersenyum penuh kemenangan. Mereka sudah muak dengan Aliando yang tetap ngotot ingin masuk k
David bergegas menghampiri Aliando setelah perkelahian berakhir. "Sebenarnya apa yang terjadi, Tuan Muda? Kenapa Tuan Muda harus berkelahi dengannya?" David langsung mencecar Aliando dengan pertanyaan begitu tiba tepat di hadapan Tuan Mudanya seraya menggerakan dagu ke arah penjaga bar yang kini telah tergeletak mengenaskan di lantai. "Dan soal teman lamanya Tuan Muda itu ... apakah ... Tuan Muda sudah berhasil bertemu dan menyelamatkannya?" tanya David lagi. Ucapan David tak pelak membuat dua pelayan bar itu seketika melotot, kemudian saling pandang satu sama lain.Mendadak, wajah keduanya menjadi pucat pasi. Apa?! Laki-laki itu ... memanggil Aliando ... dengan panggilan Tuan Muda? Apakah ... dia adalah seorang kaya raya? Kalau hal itu benar ... maka ... habis sudah mereka berdua setelah ini! Sementara Aliando menghela nafas pelan seraya menggeleng. "Aku belum sempet menyelamatkannya, Vid ... karena aku harus berurusan sama dua curut itu dulu hanya gara-gara aku bukan pel
"Heh, Al! Cepetan dong!" "Buruan! Siapin kami sarapan!" "Mana minumannya, ini, hei? Lama amat sih!" Suara-suara dari meja makan terdengar memekakan telinga. Hal itu membuat orang yang disuruh buru-buru mengerjakan apa yang diminta. Tiap pagi Aliando harus melayani seluruh anggota keluarga Arjuna. Padahal Aliando adalah menantu di keluarga tersebut. Namun Aliando diperlakukan buruk sekali di keluarga itu. Aliando lebih pantas disebut sebagai pembantu di rumah itu daripada sebagai seorang menantu. Aliando sudah tinggal dan menjadi menantu di keluarga Arjuna selama dua tahun lamanya. Aliando dicap sebagai menantu sampah dan tidak berguna lantaran berasal dari keluarga miskin. Aliando menikah dengan Nadine, putri dari pasangan Arjuna dan Kinanti. Sebenarnya Arjuna dan Kinanti tidak menghendaki pernikahan mereka berdua. Pernikahan Aliando dan Nadine terjadi karena atas kehendak Sang Kakek. Sang Kakek dari keluarga itu berhutang budi kepada Aliando karena Aliando telah menyelama