MasukDi situasi seperti saat ini. Mungkin tidak hanya Mao yang dihampiri kepiluan secara mendadak. Kesedihan tak berujung itu mengiris sesak bersamaan dengan hilangnya pekerjaan yang selama ini menopang. Tapi mungkin Mao juga bisa dibilang beruntung. Saat ada penyanggah kesedihan dan kehampaannya serta rasa pesimisnya terhadap dunia. Ia tidak pernah meminta, tapi mungkin ini cara Tuhan memberi penawar untuk mengganti semua rasa sakitnya. Mau menyelam bersama Mao?
Lihat lebih banyakPandangan mengiris kelu
Berderu kepanikan hingga jerit ketakutan
Sisi dan celah saling abai menatap satu sama lain
Memilih membangun ego tanpa belas
Sesak kepiluan menahan tangis
Bergulir sepi memaksa sekat
Ada rontaan kuat memohon sang penguasa untuk menarik mundur
Terseok kelabu menahan perih
Rindu terucap namun tak mampu berlabuh
Menitip doa sebagai salam cinta untuk yang terkasih
Terpecahkan antara kenyataan dan impian
Merenggut kebiasaan hingga berpijak sepi
Mendayung ikatan untuk tetap bertahan pada kata kuat
Berjuntai ribu manusia mengais kesakitan hingga kematian
Tak ada sapaan bahkan tetap mengakar tak kenal kasih
Perpisahan merajalela paksa memutus silaturrahmi
Sebersit tanya tentang pengakhiran ini
kapankah?
Keduanya menoleh bersamaan pada sumber suara yang berada tujuh langkah didepan mereka. Adam menepuk kening. Ia lupa tujuan awalnya datang ke kamar abangnya.Lagi dan lagi. Salahkan Rafa yang berbuat seenaknya dan berakhir menyuguhkan pemandangan menyedihkan bagi Adam yang jomblo.Ketukan sepatu yang beradu lantai terdengar mendekat dan hanya menyisakan jarak tak jauh dari kakak beradik itu berdiri. "Ada apa ini? " Ulang orang tersebut. Belum sempat Adam menjawab, ada yang lebih dulu bersuara dengan nada dinginnya."Ada perlu apa? Sehingga anda repot repot datang kesini di pagi hari? "Keduanya beradu pandang. Menampilkan makna tersirat yang terlihat berselisih tanpa perlu diungkapkan.Seorang tamu tak diundang menampilkan senyum kecilnya yang hanya bertahan 2 detik lalu dikembalikan pada sisi wajahnya tegas dan seolah tak terbantahkan oleh siapapun. Tangan kanannya ia selipkan pada kantong celana yang lengkap berpakaian khas
Adam melongo di ruang tamu. Kegiatannya yang sedang menonton film kartun di jam setengah 7 pagi dengan sepiring pancake pisang terhenti. Sapaan selamat pagi yang dilontarkan sang lawan bicara pun ia gantung dan memilih lari terbirit birit ke kamar abangnya berada. "Astagaaaaa, masih pagi dan kalian mau ciuman aja? Plis donggg. Gak kasian apa sama gua yang masih jomblo! " Sungut Adam yang untuk kedua kalinya, berhasil mengagalkan padu kasih mereka. Jangan salahkan Mao yang masih mematung dengan kejadian kilat barusan. Rafa yang memang mengambil kesempatan di waktu yang menurutnya pas. Dasar lelaki! "Siaaaal. Kenapa muncul terus sih? Gak sekolah? Sana berangkat. Gausah ganggu orang dewasa! " Rafa mendorong badan Adam yang menurutnya minimalis dan jauh dari kata 'Macho' yang selalu berhasil membuat adiknya itu bertekad untuk memperbagus badannya dengan gym. Dan entah kapan itu terlaksana. Sampai saat ini aja, Adam masih og
Adam membuka pintu utama dengan lebar diiringi wajah panik sang kakak yang sedang menggendong Mao menuju kamar pribadinya. Ia yang tidak tau apa apa hanya mengekori dua pasangan insan tersebut untuk melihat apa yang terjadi.Direbahkannya Mao dengan penuh kelembutan setelah menyusun beberapa anak bantal untuk menambah kenyamanannya,melepas sepatu, mengurai rambutnya yang terlilit ikatan.Jika tidak dalam kondisi saat ini, Adam pasti sudah berteriak BUCIN terhadap abangnya dan mencibir habis habisan mereka yang selalu berakhir dengan Adam dan Rafa yang saling melempar sindiran bocah.Nasib memang Adam yang belum mau memiliki kekasih dan masih terlalu enjoy menikmati dunianya sambil menyelam bersama para game kesayangan. Padahal di sekolah banyak cewek cewek yang mencoba menarik perhatiannya dengan beragam cara dan selalu diabaikan."Hei sayang. Tenang ya. Tenang" Bisikan Rafa terdengar sebagai dendangan peri peri penolong yang
Mesin mobil Rafa baru dua detik lalu dimatikan. Ia bersiap mengantar Mao pulang kembali ke kosan di jam yang sudah hampir mendekati pukul 10 malam. Namun, iris matanya melebar saat melihat dua mobil ambulan berjajar tidak jauh dari mobilnya terparkir.Mao juga sedang fokus disana. Menurunkan setengah kaca mobilnya dan mendapati tiga orang berpakaian APD lengkap sedang mondar mandir."Maaf ada apa ya pak? " Tanya Rafa setelah turun dari mobil. Mendekati seorang bapak yang juga warga disekitaran sini."Satu keluarga ada yang terpapar virus mas. Itu mau dibawa petugas puskesmas ke rumah sakit"Rafa undur diri setelah mengucapkan terima kasih dan kembali masuk kedalam."Kenapa? Ada apa? "Mao terlihat panik. Petugas itu berdiri di dua rumah dari kosannya berada."Satu keluarga terpapar virus. Mungkin setelah pasien dibawa ke rumah sakit akan diadakan strelisasi dan swab untuk warga yang kontak dekat""






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Peringkat
Ulasan-ulasanLebih banyak