Share

Bab 675

Author: Russel
Murad menatap Afkar dengan penuh minat dan tersenyum, "Afkar, kamu ini benar-benar orang yang menarik, ya? Hehe ...."

"Hehe ...."

Afkar juga tertawa ringan, tetapi keduanya saling menatap dengan penuh pemahaman. Meskipun tidak ada yang mengatakannya secara langsung, keduanya tahu apa yang sedang terjadi di benak masing-masing.

Dalam hati, Afkar merasa beruntung karena telah menyimpan sebuah langkah cadangan. Dia sengaja tidak menyembuhkan Murad sepenuhnya. Dia tahu betul bagaimana sifat kaum ningrat yang terbiasa hidup dalam kemewahan dan kekuasaan. Jika dirinya sudah tak lagi berguna, entah apa yang akan dilakukan Murad padanya?

Selain itu, Afkar punya penilaiannya sendiri. Selama penyakit Murad belum sembuh total, selama itu pula Afkar tetap memiliki nilai.

Di dunia ini, Afkar memiliki banyak musuh. Dia tidak tahu kapan akan menghadapi krisis yang bahkan tak sanggup dia atasi sendirian. Di saat seperti itu, mungkin dia bisa memanfaatkan kekuatan Murad.

Bagaimanapun, jika dia mati, ti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 901

    Saat ini, Harwi menghadapi tebasan pedang Afkar dengan ekspresi meremehkan. Tampak dia menghadapi serangan itu dengan tangan kosong, bahkan hanya dengan satu tangan!Di antara telapak tangannya, mengalir energi sejati berwarna biru muda, mengandung elemen air yang dingin dan tajam.Trang! Dalam sekejap, Pisau Naga Es milik Afkar bertabrakan dengan telapak tangan Harwi dan menghasilkan suara benturan logam yang keras."Hm?" gumam Harwi sebelum buru-buru mundur. Matanya menyipit, terlihat jelas muncul luka berdarah di telapak tangannya.'Senjata yang sangat tajam!' batin Harwi. Meskipun sudah mencapai tingkat inti emas, dia tidak berani lagi melawan dengan tangan kosong.Dalam sekejap, muncul tongkat panjang di tangannya, lalu dia kembali menyerang Afkar. Di sisi lain, Afkar mendengus pelan, lalu tubuhnya dipaksa mundur beberapa langkah. Wajahnya pun menjadi merah.Lantai di bawah kakinya sampai retak parah. Benturan kali ini membuatnya merasakan nyeri hebat di telapak tangan sampai kedu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 900

    Kalau Afkar tidak mampu menghadapinya, meskipun Fadly datang membawa orang-orangnya, mereka hanya akan menjadi korban sia-sia.Saat ini, Afkar hanya berharap Murad bisa segera tiba. Afkar pun tidak yakin apakah dia sanggup bertarung melawan seorang ahli tingkat inti emas sendirian.Karena begitu memasuki tingkat inti emas, setiap serangan dan pertahanan musuh mengandung penguatan elemen yang memberikan keunggulan mutlak."Pandanganmu tajam juga!" Harwi berkata dengan suara dingin, lalu mengubah nadanya menjadi penuh tekanan saat bertanya, "Bocah, kakakku mati karena kamu. Bukankah kamu seharusnya memberiku penjelasan?""Yang kamu maksud pasti Tetua Safwan, 'kan? Aku nggak pernah mengusiknya, justru dia yang mengadangku dan ingin membunuhku di jalan. Itu bukan salahku," jawab Afkar tanpa ekspresi.Mendengar itu, wajah Harwi langsung menjadi suram. "Oh? Jadi maksudmu, kakakku pantas mati?""Hehe ...." Afkar terkekeh-kekeh, lalu mengubah nada suaranya. "Aku nggak bilang begitu! Lagian, ak

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 899

    Saat ini, Harwi sudah dipenuhi niat membunuh terhadap Afkar. Jika Afkar memang hanya mendapatkan semacam keberuntungan besar hingga menjadi seorang kultivator, apa yang perlu dikhawatirkan?Tentu saja dia akan mencincang bocah itu sampai mati, demi membalaskan dendam kakaknya! Jika bisa membunuh Afkar, mungkin dia bisa merebut keberuntungan yang diperoleh bocah itu!"Maksudmu apa? Menurutku kita tetap harus hati-hati! Yang kamu katakan mungkin benar, tapi nggak menutup kemungkinan kalau bocah itu punya latar belakang kuat dan sedang menjalani latihan di luar dengan aturan ketat dari keluarganya.""Jangan lupa bagaimana Tetua Safwan mati." Heru memperingatkan dengan nada serius."Menurutku, kemunculan orang tua gila itu murni kebetulan! Tenang saja, aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku akan pastikan orang tua gila itu nggak ada di sekitar Afkar, baru kuputuskan akan bergerak atau nggak," sahut Harwi dengan tenang."Baiklah! Kalau begitu, lakukan sesuai pertimbanganmu." Heru pun tidak

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 898

    Wajah Afkar tampak kelelahan, tubuhnya saat ini terasa lemas tak bertenaga.Saat ini, meridian dan pusat energi dalam tubuhnya benar-benar kosong tanpa sisa. Semuanya telah dia salurkan ke dalam liontin naga itu.Tatapan Afkar saat memandang liontin itu seperti seseorang yang sedang menatap wanita liar yang tak pernah puas.'Sialan, nggak ada kenyangnya! Ini benaran kayak lubang tanpa dasar!' Otot wajahnya sedikit berkedut, dia diam-diam menggerutu dalam hati.Saat Afkar melihat liontin itu bisa menyerap energi sejatinya, dia ingin mengujinya, ingin tahu apa yang akan terjadi jika dia menyalurkan energi dalam jumlah besar ke dalamnya.Siapa sangka, setelah seluruh energinya terkuras, liontin itu masih belum menunjukkan tanda-tanda kenyang. Meskipun begitu, Afkar tetap memperoleh kejutan tak terduga.Dia menyadari, energi yang dia salurkan ke dalam liontin naga itu ternyata tidak hilang. Dengan satu kehendak pikiran, dia bisa menarik kembali energi tersebut dari dalam liontin, seolah-ol

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 897

    Setelah kembali ke Vila Emperor, Afkar langsung menyerap kristal tanah langka yang terdapat dalam kumpulan Giok Naga Kuning!Dari tingkat pembentukan inti ke tingkat inti emas, kesulitan terbesarnya adalah membangkitkan elemen dari seorang kultivator.Tingkat inti emas bukan hanya memiliki energi sejati yang sangat terkonsentrasi, tetapi juga memiliki elemen dari kultivator itu sendiri.Inilah sebabnya mengapa seorang ahli tingkat inti emas dapat benar-benar berada di atas mereka yang masih di tingkat pembentukan inti.Karena elemen mereka telah terbangkitkan, energi sejati yang mereka gunakan untuk menyerang atau bertahan pun akan mengandung kekuatan elemen tersebut.Contohnya seperti Afkar yang berelemen tanah. Begitu dia menembus ke tingkat inti emas, energi sejati dan pusat energi akan dipenuhi dengan elemen tanah.Serangan yang dia lancarkan akan turut mengandung elemen tanah serta meningkatkan kekuatan serangan secara drastis.Bagi mereka yang masih di bawah tingkat inti emas, se

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 896

    Afkar tahu bahwa fisiknya termasuk dalam elemen tanah. Mungkin inilah alasan mengapa dia bisa membangkitkan kekuatan supranatural "Teknik Resonansi Bumi".Di dalam kristal tanah ini, terkandung elemen tanah yang sangat pekat. Bagi Afkar, ini adalah harta langka yang tidak bisa dilewatkan.Kalau bukan karena liontin naga tiba-tiba memancarkan gelombang energi, Afkar mungkin tak akan menyadarinya dan hampir saja melewatkan harta karun ini."Pak Afkar, kalau kamu suka Giok Naga Kuning, aku masih punya yang lain kok! Kualitasnya pun jauh lebih baik dari yang ini! Yang ini terus terang saja, kualitasnya jelek, aku beli pun cuma buat dijual murah."Lukman melihat Afkar tertarik dengan batu-batu itu, jadi segera mengingatkan dari samping. Dia khawatir Afkar menyadari ada yang aneh, lalu malah menyalahkannya.Namun, Afkar malah menggeleng. "Nggak perlu, aku cuma mau batu-batu ini! Pak Lukman, berapa harganya waktu kamu beli? Aku bayar dua kali lipat, gimana?"Mendengar itu, Lukman terkejut dan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 895

    Merasakan getaran seperti itu, Afkar benar-benar terkejut dalam hati. Dia sempat mengira bahwa setelah jiwa naga dalam Giok Roh Naga itu memasuki tubuhnya dan mewariskan kekuatannya, liontin itu sudah menjadi batu mati yang tak berguna.Bagaimana tidak? Warnanya sudah berubah menjadi abu-abu pucat, bahkan jejak energi spiritual yang biasanya masih tersisa di batu giok biasa pun lenyap total.Alasan kenapa dia masih menyimpan liontin itu dan bahkan membawanya setiap saat dalam kantong penyimpanan hanyalah demi kenangan belaka. Namun sekarang, liontin itu malah menunjukkan reaksi khusus?Afkar segera memusatkan kesadarannya dan menelusuri ke dalam kantong dimensinya. Detik berikutnya, sorot matanya berubah tajam dan dia menatap ke arah tertentu di gudang. Mengikuti arah getaran dari Giok Roh Naga itu, pandangannya terarah ke tumpukan batu yang lain. Tanpa berkata apa-apa, dia langsung melangkah ke sana.Lukman sempat bingung melihatnya, tapi segera mengikuti di belakang.Di sisi lain gud

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 894

    "Bos, Pak Mateo, kukasih tahu ya, kalau ke depannya ada perlu, langsung saja cari Perusahaan Keamanan Inferno ini!""Perusahaan ini ada banyak ahli. Berkat Pak Mateo dan Pak Raijin, kali ini aku bisa bawa pulang batu mentah itu dari luar negeri dengan selamat! Kalian nggak tahu betapa gilanya di sana. Sialan, pasukan bersenjata di sana sempat mau merampas barangku, tapi langsung dipukul sama Pak Mateo dan yang lainnya! Hahaha ...."Lukman menceritakan dengan gaya meyakinkan pada beberapa pengusaha besar di sekelilingnya.Mateo dan Raijin yang melihat Lukman membawa begitu banyak klien baru pun tampak antusias. Mereka benar-benar tidak menyangka Lukman akan datang bersama teman-temannya dan bahkan membantu mencari proyek baru untuk Perusahaan Keamanan Inferno.Afkar yang melihat semuanya dari samping, hanya tersenyum penuh makna. Ternyata misi yang sebelumnya dikerjakan oleh Mateo dan Raijin itu, kliennya tak lain adalah si bos besar dari Grup Giok Dikara."Pak Lukman, kebetulan sekali

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 893

    Melihat kedua wanita itu keluar dari toilet, Afkar menunjukkan ekspresi penuh curiga. "Kalian berdua ngapain sembunyi di kamar mandi?"Felicia dan Rose saling memandang, lalu kompak menggeleng pelan. Sesaat kemudian, Rose tersenyum kecil dan menatap Afkar dengan tatapan rumit sebelum berbalik dan pergi.Afkar mengernyit menatap kepergian Rose dengan bingung, lalu menoleh ke Felicia dan bertanya, "Sayang, dia ngomong apa ke kamu?"Felicia tersenyum samar, "Menurutmu, dia bisa ngomong apa ke aku? Atau jangan-jangan, kamu takut dia ngomong sesuatu ke aku? Hmm?"Afkar terbatuk dua kali dan berkata gugup, "Nggak ... nggak ada apa-apa. Memangnya aku takut apa?"Felicia melirik sinis ke arah Afkar. "Nggak ada ya?"Sambil berbicara, mata indahnya menatap Afkar lekat-lekat, lalu bertanya dengan nada agak serius, "Afkar, kamu pernah merasa aku ini nggak berguna? Cuma jadi beban buat kamu?"Mendengar hal itu, Afkar terdiam sesaat, lalu mengernyit dan berkata, "Kenapa kamu bisa berpikir begitu?"T

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status