Begitu melihat mobil off-road itu melaju mendekat, Kelam langsung memberi isyarat mata kepada Guntur dan Orion.Keduanya segera bergerak cepat, berpindah ke belakang mobil dan langsung menutup jalur mundur mereka, sepenuhnya memblokir jalan keluar.Namun, mereka tak menyangka, mobil itu malah langsung melaju ke depan hingga berhenti tepat di depan gerbang.Padahal, Kelam sempat khawatir mereka akan mencoba kabur. Kelihatannya, orang-orang di dalam mobil itu sama sekali tidak peduli? Apa mereka tidak melihat situasi di sini?Detik berikutnya, pintu mobil pun terbuka dan tiga sosok keluar dari dalam. Akan tetapi, dari sudut pandang Kelam, Orion, dan Guntur, mereka hanya bisa melihat punggung ketiga orang itu. Hanya anggota Keluarga Safira yang bisa melihat semuanya dengan jelas."Itu Afkar!""Afkar benaran datang.""Eh, tapi dia datang juga percuma, 'kan? Cuma buat mati bareng ....""Dia datang cuma buat jadi tumbal.""Mana bisa dia melawan Organisasi NC?""Ketua Umum sendiri yang bilang
"Ketua Umum saja sudah turun tangan. Dia ahli bela diri top, bisa bunuh seorang master dengan satu pukulan! Aku mau lihat, gimana caramu atasi masalah ini! Sebaiknya kamu mati saja bareng Keluarga Safira!"Begitu ucapan itu dilontarkan dari mulut Erlin, semua orang yang hadir di tempat itu pun tampak panik.Termasuk Haris, Dafa, Lauren, mereka semua merasa punggung mereka seperti diselimuti hawa dingin.Namun, berbeda dengan yang lain, Afkar justru tersenyum menatap Erlin. Senyumannya bukan senyuman biasa, melainkan senyuman penuh makna."Ahli bela diri top? Di mana? Kok aku nggak lihat? Dia ya?" Afkar menoleh dan menunjuk Kelam, suaranya penuh rasa meremehkan.Kemudian, dia beralih menunjuk ke arah Orion dan Guntur yang berjaga agar dia tak bisa kabur. "Atau dia? Atau mungkin dia?"Mendengar Afkar bertanya seperti itu, Erlin dan anggota Keluarga Safira tertegun. Semua orang di sana bisa merasakan arogansi Afkar.Meskipun Erlin sudah mengatakan Kelam bisa memukul mati seorang master de
"Hehe, iya. Kebetulan banget ya. Ngapain kalian kemari?" Afkar tersenyum santai, lalu menunjuk ke arah mayat-mayat yang berderet tak jauh dari situ.Kelopak mata Kelam berkedut berkali-kali, wajahnya berubah panik saat bertanya "Ka ... kamu Afkar yang mereka maksud?"Orion yang berdiri agak jauh bahkan tidak berani bernapas terlalu keras. Sejak melihat Afkar, dia dan Kelam benar-benar ketakutan setengah mati.Pemuda ini adalah peserta terhebat di di Turnamen Chartreuse? Dia bahkan mampu mengalahkan pewaris Sekte Langga yang sudah berada di tingkat pembentukan inti tahap menengah!Belum lagi, dalam perjalanan pulang mereka, mereka sempat menyaksikan betapa mengerikannya latar belakang Afkar.Seorang ahli tingkat inti dari Keluarga Pakusa mencoba membunuhnya, tetapi malah dibunuh balik oleh kakek misterius di belakang Afkar hanya dengan satu pukulan.Waktu itu, bukan hanya mereka berdua yang gemetar. Bahkan, Santo Sekte Bulan Hitam sekalipun memperingatkan dengan sungguh-sungguh agar mer
Sudah ... selesai begitu saja? Ketua Umum Organisasi NC yang barusan terlihat garang dan seperti hendak melenyapkan seluruh Keluarga Safira, sekarang tiba-tiba berubah menjadi penurut di depan Afkar bak seekor anjing yang jinak?Situasi genting yang bahkan nyawa banyak orang pun tidak cukup untuk membalikkan keadaan, kini langsung beres semua ... hanya karena satu kalimat dari Afkar?Erlin sontak tertegun. Ekspresi kehilangan akal dan histeris yang tadi masih terpampang di wajahnya, kini sudah membeku.Tadinya, Erlin sudah siap untuk mati bersama Afkar. Bahkan, sikapnya tadi seperti orang yang benar-benar kehilangan akal. Dia meluapkan kebencian mendalamnya terhadap Afkar, seperti anjing gila yang menggonggong sekeras-kerasnya sebelum ajal.Namun setelah berteriak cukup lama untuk meluapkan emosinya, ternyata tindakan Erlin ... hanya buang-buang tenaga? Begitu Afkar datang, dia langsung dengan begitu mudahnya menyelesaikan masalah dengan Organisasi NC!Renhad dan Viola juga melongo. Ma
Dengan ekspresi muram, Erlin berbicara dengan nada dingin, "Memangnya apa yang aku katakan salah? Buatmu ini cuma masalah sepele yang bisa diselesaikan dengan satu kalimat, tapi kamu malah minta semua saham yang ada di tanganku sebagai imbalan!""Afkar, jangan terlalu serakah jadi orang! Setengah dari saham itu bisa kuberikan padamu. Itu sudah batas maksimal yang bisa kuterima sekarang!" lanjut Erlin.Mendengar ucapan ini, mata Afkar langsung sedikit menyipit. Kata-kata itu membuat ekspresi Gauri dan Harun yang berada di samping juga langsung berubah. Mereka jelas-jelas terlihat marah.Gauri menatap sinis ke arah Erlin, lalu membentak, "Tua Bangka, kamu masih tahu malu nggak sih? Afkar bisa menyelesaikan semuanya cuma dengan satu kalimat, itu karena dia memang mampu!"Saat itu juga, Renhad tiba-tiba memutar bola matanya. Dia ikut melangkah ke depan, lalu memasang ekspresi marah dan berkata pada Gauri dengan nada menuduh, "Kak Gauri, jangan bicara seenaknya. Kalau memang masalah ini beg
Dengan ekspresi penuh duka dan ketakutan, Viola menatap ayahnya yang barusan masih hidup dengan baik dan kini sudah terbujur kaku. Kemudian dalam sekejap, tatapan itu berubah menjadi penuh kebencian dan dendam yang tertuju ke arah Afkar.Namun kali ini, meski mulutnya sempat terbuka, Viola menahan semua kata yang hendak diucapkannya. Sebab, dia ... takut mati.Untuk pertama kalinya, selain rasa benci mendalam yang Viola miliki terhadap Afkar, dia tiba-tiba merasa momen ini justru membuatnya jauh lebih ketakutan."Ka ... kamu bunuh Renhad! Afkar, kamu suruh orang membunuh pamanmu sendiri!" seru Erlin dengan wajah pucat ketakutan sambil menunjuk Afkar.Namun, Afkar malah menjawab dengan tenang, "Aku nggak melakukan apa-apa kok, cuma meramal dari wajahnya saja. Yang bunuh dia itu Organisasi NC. Apa hubungannya denganku? Bukan cuma dia. Nanti kalau semua orang di Keluarga Safira mati di tangan Organisasi NC, itu juga bukan salahku, 'kan?"Usai berbicara, Afkar melirik ke arah Kelam sambil
"Papa, Shafa sakit sekali! Rasanya sudah mau mati .... Shafa sudah nggak bisa sembuh lagi ya? Shafa nggak mau sesakit ini lagi, nggak mau Papa habisin uang demi Shafa lagi.""Papa bawa Shafa pulang saja ya? Shafa ingin pulang .... Shafa rindu rumah ...."Di dalam ruangan ICU, terbaring seorang anak kecil. Wajah yang awalnya imut itu kini tampak pucat pasi. Hidung dan mulutnya terus meneteskan darah, dengan bercak-bercak yang memenuhi seluruh tubuhnya!Dengan sisa kekuatannya, tangan kecil anak itu meraih tangan Afkar Rajendra. Sepasang matanya yang bundar sarat akan kerinduan yang mendalam terhadap ayahnya.Afkar menatap anak itu dengan mata yang memerah. Hatinya terasa begitu sakit bagaikan ditusuk ribuan jarum. Rasa sakit itu bahkan puluhan ribu kali lipat melebih rasa sakit pada bekas luka di bagian ginjal kirinya."Shafa anak baik, Papa pasti akan cari cara untuk nyembuhin kamu. Setelah kamu sembuh nanti, Papa akan bawa Shafa pulang dan masakkin ayam goreng untuk Shafa ya?" ucap Af
"Apa? Orangnya sudah siuman? Dia baik-baik saja?" Di rumah sakit kota, sopir Felicia Safira berseru dengan takjub."Pasien nggak terluka parah. Dilihat dari kondisinya sekarang, mungkin cuma luka luar," jawab dokter berjubah putih."Mana mungkin? Setelah tertabrak, jelas-jelas lukanya kelihatan parah sekali. Darahnya juga banyak sekali," balas sopir itu dengan ekspresi tidak percaya."Kamu sendiri juga sudah bilang cuma kelihatannya, 'kan?" balas dokter.Tebersit kecurigaan di mata Felicia yang indah. Setelah memastikan bahwa dokter itu tidak sedang bercanda, dia baru berkata dengan tenang, "Kalau begitu coba kulihat kondisinya."Saat membuka pintu ruang pasien, Felicia melihat seorang pria yang duduk termenung di atas ranjang. Bahkan Afkar sendiri juga tidak percaya bahwa dia tidak meninggal. Selain itu, sepertinya kondisi tubuhnya terasa agak aneh!Dalam benaknya, tiba-tiba muncul serangkaian informasi yang berantakan. Mantra Roh Naga? Kitab Kaisar Naga? Jurus Mata Naga? Apa sebenarn
Dengan ekspresi penuh duka dan ketakutan, Viola menatap ayahnya yang barusan masih hidup dengan baik dan kini sudah terbujur kaku. Kemudian dalam sekejap, tatapan itu berubah menjadi penuh kebencian dan dendam yang tertuju ke arah Afkar.Namun kali ini, meski mulutnya sempat terbuka, Viola menahan semua kata yang hendak diucapkannya. Sebab, dia ... takut mati.Untuk pertama kalinya, selain rasa benci mendalam yang Viola miliki terhadap Afkar, dia tiba-tiba merasa momen ini justru membuatnya jauh lebih ketakutan."Ka ... kamu bunuh Renhad! Afkar, kamu suruh orang membunuh pamanmu sendiri!" seru Erlin dengan wajah pucat ketakutan sambil menunjuk Afkar.Namun, Afkar malah menjawab dengan tenang, "Aku nggak melakukan apa-apa kok, cuma meramal dari wajahnya saja. Yang bunuh dia itu Organisasi NC. Apa hubungannya denganku? Bukan cuma dia. Nanti kalau semua orang di Keluarga Safira mati di tangan Organisasi NC, itu juga bukan salahku, 'kan?"Usai berbicara, Afkar melirik ke arah Kelam sambil
Dengan ekspresi muram, Erlin berbicara dengan nada dingin, "Memangnya apa yang aku katakan salah? Buatmu ini cuma masalah sepele yang bisa diselesaikan dengan satu kalimat, tapi kamu malah minta semua saham yang ada di tanganku sebagai imbalan!""Afkar, jangan terlalu serakah jadi orang! Setengah dari saham itu bisa kuberikan padamu. Itu sudah batas maksimal yang bisa kuterima sekarang!" lanjut Erlin.Mendengar ucapan ini, mata Afkar langsung sedikit menyipit. Kata-kata itu membuat ekspresi Gauri dan Harun yang berada di samping juga langsung berubah. Mereka jelas-jelas terlihat marah.Gauri menatap sinis ke arah Erlin, lalu membentak, "Tua Bangka, kamu masih tahu malu nggak sih? Afkar bisa menyelesaikan semuanya cuma dengan satu kalimat, itu karena dia memang mampu!"Saat itu juga, Renhad tiba-tiba memutar bola matanya. Dia ikut melangkah ke depan, lalu memasang ekspresi marah dan berkata pada Gauri dengan nada menuduh, "Kak Gauri, jangan bicara seenaknya. Kalau memang masalah ini beg
Sudah ... selesai begitu saja? Ketua Umum Organisasi NC yang barusan terlihat garang dan seperti hendak melenyapkan seluruh Keluarga Safira, sekarang tiba-tiba berubah menjadi penurut di depan Afkar bak seekor anjing yang jinak?Situasi genting yang bahkan nyawa banyak orang pun tidak cukup untuk membalikkan keadaan, kini langsung beres semua ... hanya karena satu kalimat dari Afkar?Erlin sontak tertegun. Ekspresi kehilangan akal dan histeris yang tadi masih terpampang di wajahnya, kini sudah membeku.Tadinya, Erlin sudah siap untuk mati bersama Afkar. Bahkan, sikapnya tadi seperti orang yang benar-benar kehilangan akal. Dia meluapkan kebencian mendalamnya terhadap Afkar, seperti anjing gila yang menggonggong sekeras-kerasnya sebelum ajal.Namun setelah berteriak cukup lama untuk meluapkan emosinya, ternyata tindakan Erlin ... hanya buang-buang tenaga? Begitu Afkar datang, dia langsung dengan begitu mudahnya menyelesaikan masalah dengan Organisasi NC!Renhad dan Viola juga melongo. Ma
"Hehe, iya. Kebetulan banget ya. Ngapain kalian kemari?" Afkar tersenyum santai, lalu menunjuk ke arah mayat-mayat yang berderet tak jauh dari situ.Kelopak mata Kelam berkedut berkali-kali, wajahnya berubah panik saat bertanya "Ka ... kamu Afkar yang mereka maksud?"Orion yang berdiri agak jauh bahkan tidak berani bernapas terlalu keras. Sejak melihat Afkar, dia dan Kelam benar-benar ketakutan setengah mati.Pemuda ini adalah peserta terhebat di di Turnamen Chartreuse? Dia bahkan mampu mengalahkan pewaris Sekte Langga yang sudah berada di tingkat pembentukan inti tahap menengah!Belum lagi, dalam perjalanan pulang mereka, mereka sempat menyaksikan betapa mengerikannya latar belakang Afkar.Seorang ahli tingkat inti dari Keluarga Pakusa mencoba membunuhnya, tetapi malah dibunuh balik oleh kakek misterius di belakang Afkar hanya dengan satu pukulan.Waktu itu, bukan hanya mereka berdua yang gemetar. Bahkan, Santo Sekte Bulan Hitam sekalipun memperingatkan dengan sungguh-sungguh agar mer
"Ketua Umum saja sudah turun tangan. Dia ahli bela diri top, bisa bunuh seorang master dengan satu pukulan! Aku mau lihat, gimana caramu atasi masalah ini! Sebaiknya kamu mati saja bareng Keluarga Safira!"Begitu ucapan itu dilontarkan dari mulut Erlin, semua orang yang hadir di tempat itu pun tampak panik.Termasuk Haris, Dafa, Lauren, mereka semua merasa punggung mereka seperti diselimuti hawa dingin.Namun, berbeda dengan yang lain, Afkar justru tersenyum menatap Erlin. Senyumannya bukan senyuman biasa, melainkan senyuman penuh makna."Ahli bela diri top? Di mana? Kok aku nggak lihat? Dia ya?" Afkar menoleh dan menunjuk Kelam, suaranya penuh rasa meremehkan.Kemudian, dia beralih menunjuk ke arah Orion dan Guntur yang berjaga agar dia tak bisa kabur. "Atau dia? Atau mungkin dia?"Mendengar Afkar bertanya seperti itu, Erlin dan anggota Keluarga Safira tertegun. Semua orang di sana bisa merasakan arogansi Afkar.Meskipun Erlin sudah mengatakan Kelam bisa memukul mati seorang master de
Begitu melihat mobil off-road itu melaju mendekat, Kelam langsung memberi isyarat mata kepada Guntur dan Orion.Keduanya segera bergerak cepat, berpindah ke belakang mobil dan langsung menutup jalur mundur mereka, sepenuhnya memblokir jalan keluar.Namun, mereka tak menyangka, mobil itu malah langsung melaju ke depan hingga berhenti tepat di depan gerbang.Padahal, Kelam sempat khawatir mereka akan mencoba kabur. Kelihatannya, orang-orang di dalam mobil itu sama sekali tidak peduli? Apa mereka tidak melihat situasi di sini?Detik berikutnya, pintu mobil pun terbuka dan tiga sosok keluar dari dalam. Akan tetapi, dari sudut pandang Kelam, Orion, dan Guntur, mereka hanya bisa melihat punggung ketiga orang itu. Hanya anggota Keluarga Safira yang bisa melihat semuanya dengan jelas."Itu Afkar!""Afkar benaran datang.""Eh, tapi dia datang juga percuma, 'kan? Cuma buat mati bareng ....""Dia datang cuma buat jadi tumbal.""Mana bisa dia melawan Organisasi NC?""Ketua Umum sendiri yang bilang
Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan bagi mereka."Ayah, menurutmu Afkar bakal datang nggak?" Viola dan Renhad sedang bersembunyi di bagian paling belakang dari kerumunan. Dengan suara pelan, Viola bertanya demikian.Renhad mengangguk pelan. "Pasti datang. Dia nggak tahu apa-apa soal kejadian di sini. Dia pasti mengira ini cuma soal pengalihan saham dari nenekmu."Viola mengangguk, tetapi raut wajahnya menunjukkan kebimbangan. "Menurutmu ... Afkar bisa melawan orang-orang itu nggak?"Mendengar pertanyaan itu, Renhad hanya bisa menghela napas panjang. "Ketua utama sampai datang langsung. Takutnya ... Afkar juga bakal tamat."Viola langsung pucat saat mendengarnya. Meskipun selama ini dia membenci Afkar, kali ini dia berharap Afkar punya kemampuan super.Waktu terasa makin lambat. Mungkin karena tak tahan menunggu, Erlin akhirnya memandang ke arah Kelam dan bertanya dengan suara berat, "Kamu Ketua Umum Organisasi NC, 'kan? Boleh tahu seberapa kuat sebenarnya kemampuanmu?"Kel
Setelah itu, Kelam mengeluarkan telepon satelit khusus miliknya, lalu menyerahkannya kepada Orion untuk diberikan kepada Erlin agar dia bisa menghubungi Afkar.Mengenai niat tersembunyi Erlin, Kelam sebenarnya bisa melihatnya dengan sangat jelas. Namun, dia tidak terburu-buru untuk membunuh.Di sisi lain, Afkar baru saja mengantar Shafa pulang ke rumah dan kini sedang berlatih di halaman luas kediamannya, mengulang-ulang berbagai gerakan bela diri.Di tangannya adalah Pisau Naga Es yang dia ayunkan berkali-kali ke udara dengan kekuatan penuh. Setiap tebasan tampak mengandung kekuatan luar biasa, seperti hendak membelah gunung.Saat ini, Afkar sedang melatih jurus bernama Retakan Langit. Ini bukan jurus biasa, melainkan serangkaian teknik tingkat tinggi yang terdiri dari sembilan jenis tebasan.Teknik ini dipilih Afkar dari warisan ingatan leluhur yang diperoleh sebelumnya. Kini setelah memiliki senjata sehebat Pisau Naga Es dan mengikatkan jiwa pedangnya sendiri ke dalam senjata itu, d
"Sudah kubilang, kami akan membunuh kalian dulu, baru urus Afkar. Semua orang yang terlibat dalam masalah ini nggak bakal dilepaskan oleh Organisasi NC!" ucap Kelam dengan wajah datar, seolah-olah tak tergoyahkan sedikit pun."Kalau kalian membunuh kami sekarang, gimana kalau Afkar kabur setelah dengar kabar ini? Tapi, kalau kalian memberiku kesempatan, aku bisa panggil dia ke sini sekarang juga!""Para ketua, Afkar itu bukan orang biasa. Kami mungkin nggak bisa lolos dari kalian, tapi kalau dia ingin sembunyi dan kabur, kalian belum tentu bisa menangkapnya!"Mata Erlin penuh dengan kebencian. Dalam hatinya, dia memaki, 'Afkar, semua ini salahmu. Dasar berengsek! Kamu yang menghancurkan rencanaku!''Kalau saja Fadly sedikit kompromi, Organisasi NC nggak akan menuntutku seperti ini. Kamu malah menghancurkan markas mereka dan menyeretku serta keluarga ini ke jurang maut.''Kalaupun aku harus mati, aku akan pastikan kamu ikut bersamaku! Bukankah kamu sendiri yang bilang bisa menyelesaikan