Share

Bab 9

Author: Russel
Freya berdandan dengan sangat mencolok dan seksi. Pinggulnya yang ramping bergoyang dengan gemulai saat dia berjalan, membuatnya terlihat menawan. Harus diakui, wanita ini memang memesona!

Dulunya, Afkar lumayan kaya. Selama bertahun-tahun, Freya menghabiskan uang Afkar untuk merawat dirinya sendiri dan membuat dirinya tampak sangat muda dan segar. Dari penampilannya, sama sekali tidak terlihat bahwa dia pernah melahirkan anak!

Menatap mantan istrinya yang sedang dipeluk oleh orang lain, hati Afkar terasa perih.

"Aku bukan datang untuk minjam uang darimu! Aku sudah dapat uang untuk mengobati penyakit Shafa!" pungkas Afkar dengan nada dingin.

"Kalau bukan untuk minjam uang, lalu kenapa kamu mengikutiku? Jangan-jangan kamu masih berharap padaku? Kusarankan sebaiknya kamu nggak usah mimpi!" Freya mengangkat alis sembari menatap Afkar dengan sinis.

"Dasar miskin, kamu masih berani berharap sama Freya? Coba becermin saja dulu! Freya nggak mungkin akan balikan sama kamu. Menyerahlah. Haha ...." Setelah berkata demikian, Rafai memeluk pinggang Freya dan mencium wajahnya dengan kasar.

"Ih ... Kak Rafai, jangan provokasi dia. Gimana kalau dia sampai bunuh diri?" keluh Freya dengan manja sambil menggoyangkan tubuhnya.

Melihat hal ini, Afkar langsung memalingkan wajahnya karena merasa jijik. Dulu dia benar-benar bodoh karena mengira bisa menghabiskan seumur hidup bersama Freya.

"Afkar, kamu masih nggak mau pergi? Jangan kotori pintu orang! Butuh puluhan juta untuk bisa makan di sini. Untung saja aku sudah bersama Kak Rafai sekarang. Kalau sama pecundang sepertimu, mungkin seumur hidup juga nggak akan bisa makan di sini!"

"Kuperingatkan kamu jangan pernah lagi muncul di hadapanku. Jangan terus ikuti aku, kamu cuma akan buat aku semakin muak!" sindir Freya dengan penuh penghinaan.

"Aku mengikutimu? Freya, kamu terlalu meninggikan dirimu sendiri," pinta Afkar sembari menggeleng.

"Kenapa? Apa bukan begitu? Orang miskin sepertimu bahkan nggak pantas jadi pesuruhku," balas Freya dengan angkuh.

Pada saat ini, terlihat sebuah mobil Ferrari yang melaju ke arah mereka. Setelah terdengar suara rem, mobil itu berhenti di samping Freya dan Rafai. Jarak mobil dengan kedua orang itu kurang dari 20 cm.

"Ah!" teriak Freya dengan kaget. Dia merasa mobil itu hampir saja menabraknya.

"Berengsek ...." Rafai juga terkejut dan refleks bersembunyi di belakang Freya.

Di saat dia baru saja hendak memaki orang itu, suaranya tiba-tiba tercekat seketika. Sebab, detik berikutnya dia melihat seorang wanita yang luar biasa cantiknya turun dari mobil Ferrari tersebut.

Kakinya yang seksi, lekuk pinggulnya yang menawan, serta auranya yang dingin itu membuat Rafai menahan makiannya. Wanita ini benar-benar luar biasa cantiknya!

Bahkan Freya juga merasa tersaingi saat melihat wanita secantik itu. Melihat Rafai menatap orang itu sampai hampir meneteskan air liur, Freya merasa sangat kesal dan mencubitnya dengan keras hingga Rafai tersadar. Detik berikutnya, di bawah tatapan tidak percaya dari Freya dan Rafai, wanita cantik itu berjalan ke arah Afkar.

"Kak Afkar, sudah lama nunggu? Kamu nggak marah sama aku, 'kan?" tanya Felicia dengan suara manja sambil langsung merangkul lengan Afkar.

Afkar terkejut sejenak. Dia tidak menyangka Felicia akan bersikap seperti itu sehingga dia menatap Felicia dengan ekspresi agak aneh. Felicia hanya meliriknya dan memberikan isyarat dengan matanya.

Afkar pun langsung paham. Dia tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Nggak lama, kok. Aku rela nunggu berapa lama pun demi makan sama Feli!"

"Hm," jawab Felicia sambil tersenyum dan menampilkan ekspresi manis.

Melihat pemandangan ini, Freya yang tadi mengejek Afkar dan memintanya untuk berhenti berharap, kini langsung terpana. Wajahnya yang penuh dengan riasan tebal tampak marah, sekaligus bingung. Sementara itu, Rafai menelan ludahnya dan menatap mereka dengan penuh rasa iri dan benci.

"Afkar, siapa dia?" tanya Freya sambil menunjuk Felicia. Nada bicaranya sarat akan kecemburuan.

Terkadang memang ada orang yang seperti ini. Freya bisa mencampakkan Afkar dengan kejam. Namun, begitu Afkar menemukan wanita lain, Freya malah tidak bisa menerimanya.

Jika wanita yang dipacari Afkar adalah wanita jelek, Freya mungkin tidak akan peduli. Sebaliknya, dia bahkan mungkin akan mengejek Afkar. Namun sekarang, Afkar malah mendapatkan seorang wanita yang jelas lebih unggul dari segi mana pun.

Atas dasar apa orang miskin seperti ini mendapat wanita sebaik itu?

"Kak Afkar, siapa dia?" Felicia menoleh dan bertanya kepada Afkar. Matanya yang indah menatap Afkar dengan intens, seolah-olah menyimpan rasa cemburu.

Penampilannya tampak seperti wanita yang sedang dalam kasmaran dan takut suaminya akan direbut orang lain.

"Oh, dia mantan istriku. Feli tenang saja, aku sudah nggak ada hubungan apa pun lagi sama dia," jelas Afkar.

"Mantan istri ya? Kalau begitu bukan istri lagi, nggak masalah. Kak Afkar, ayo masuk. Aku sudah kelaparan," pinta Felicia dengan manja setelah mendengar penjelasan Afkar.

"Oke!" Afkar tersenyum sekilas, lalu merangkul Felicia masuk ke restoran.

Di luar, ekspresi Freya tampak sangat kecut. Saat melihat Rafai yang masih memelototi punggung Felicia, emosinya semakin memuncak. "Rafai! Sudah cukup belum lihatnya?"

Rafai baru tersadar dan tersenyum malu sambil menarik kembali pandangannya dengan enggan.

"Cantik sekali ya?" tanya Freya sambil menggertakkan giginya.

"Haha ... nggak secantik kamu, kok. Di mataku, Freya adalah yang paling cantik," ucap Rafai membohonginya.

"Huh! Begini, dong!" Freya mendengus pelan sambil mengerucutkan bibirnya.

Meski merasa sangat kesal, Freya tidak berani bersikap terlalu lancang di hadapan Rafai. Dia hanya bisa melampiaskan kekesalannya sedikit karena Rafai adalah anak orang kaya yang susah payah didapatkannya.

"Freya, bukannya kamu bilang mantan suamimu itu orang miskin? Kenapa ...," tanya Rafai dengan ragu-ragu.

"Huh! Mungkin sengaja cari wanita dan sewa mobil sport untuk membuatku kesal? Kemarin dia masih mohon-mohon untuk minjam uang dariku. Siapa yang mau sama pria miskin sepertinya?"

Bagaimanapun, Freya tetap tidak percaya Afkar akan menemukan wanita yang lebih cantik darinya setelah bercerai.

"Haha ... sepertinya memang begitu. Orang seperti ini memang berengsek. Demi gengsi, dia bisa melakukan trik rendahan begini! Berani-beraninya dia membuatmu kesal. Nanti akan kuberi pelajaran padanya!" pungkas Rafai dengan tak acuh.

"Ya, beri pelajaran padanya. Tunjukkan padanya bahwa dia itu cuma pecundang!" timpal Freya dengan kejam.

Di sisi lain, Afkar langsung berinisiatif melepaskan pelukannya dari Felicia setelah memasuki restoran.

"Terima kasih."

"Nggak masalah. Aku sudah mempermalukanmu kemarin. Anggap saja ini adalah permintaan maafku dengan membantumu mempermalukan orang lain," balas Felicia dengan tenang. Auranya juga sudah kembali terasa dingin seperti biasanya.

Mendengar hal ini, Afkar terdiam seketika. "Anggap permintaan maaf untukku? Sepertinya, selalu kamu yang mempermalukan orang lain?"

Felicia mendengus singkat. Matanya yang indah melemparkan tatapan mengintimidasi. "Kenapa? Memangnya kamu mau mukul aku?"
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (11)
goodnovel comment avatar
pitono
waduh kok balik ke bab awal ya, kemarin sampai bab berapa ya, ingatnya afkar baru beli peruaahaan lagi
goodnovel comment avatar
Hendra Prawira
lanjutkan....semakin kesini semakin menarik
goodnovel comment avatar
Rahma Amalia
oke lanjutkan
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 949

    Sambil berbicara, Jauhar pun mulai menceritakan seluruh kejadian kepada Pati. Keyla juga sesekali "menambahkan" beberapa kalimat di sampingnya. Lebih tepatnya membumbui cerita agar terdengar lebih dramatis.Menurut versi mereka berdua, Keyla awalnya hanya berniat baik untuk memberi tumpangan kepada Afkar dan putrinya, tetapi pria itu malah tidak tahu diri dan bertengkar dengannya di tengah jalan. Thoriq yang tidak terima Keyla dihina pun ikut turun tangan untuk membelanya. Dari situlah, konflik di antara mereka pun pecah.Akibatnya, Thoriq malah dipaksa berlutut oleh Afkar dan menampar dirinya sendiri berkali-kali, sampai akhirnya Zohar turun tangan untuk membela anaknya dan Keyla. Namun, pada akhirnya Zohar justru tewas secara tragis di tangan Afkar.Dalam cerita mereka, tidak ada sepatah kata pun menyebutkan bagaimana Keyla telah menghina dan mempermalukan Afkar terlebih dahulu ataupun bagaimana Zohar dan anaknya telah semena-mena, bahkan hampir membunuh Afkar dan putrinya dengan ke

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 948

    Jauhar berseru, "Guru, aku yang nggak berguna ini datang mengunjungimu bersama cucuku!"Di lantai satu bangunan kecil tersebut, Jauhar langsung berlutut begitu melihat Pati. Suara keras di lantai terdengar. Padahal usianya sudah lebih dari 60 tahun, tetapi ekspresinya sekarang justru terlihat seperti seorang anak yang rindu pada orang tuanya. Dia menatap Pati yang secara tampilan justru lebih muda beberapa tahun darinya.Keyla pun ikut berlutut di sebelah kakeknya, lalu berseru dengan suara jernih, "Keyla memberi hormat pada Kakek Pati!"Senyuman terukir di wajah Pati. Suaranya mengandung kehangatan saat membalas, "Oh, Jauhar ya? Cepat bangun, jangan begitu. Ini cucumu? Cantik juga. Haha .... Sudah, kalian berdua duduklah."Meskipun Jauhar hanya murid tercatatnya, bagaimanapun juga ada ikatan guru dan murid di antara mereka berdua. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, Pati tetap cukup senang melihat murid lamanya datang menjenguk."Makasih, Guru!""Makasih, Kakek Pati ...."Jauhar dan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 947

    Barusan, setelah Pati mengantarkan jawaban Afkar dan memperlihatkannya pada Fauzi, dia hanya butuh merenung sejenak lalu matanya langsung bersinar terang. Ketika dia melihat langkah-langkah detail dalam proses memurnikan pil yang dituliskan Afkar, dia seketika merasa tercerahkan.Afkar menjawab dengan tenang sambil menggeleng, "Bukan, aku nggak pernah melihatnya. Hanya saja aku memang punya sedikit pengetahuan soal alkemis."Begitu mendengar itu, Fauzi bergumam sejenak. Tatapan antusias yang sebelumnya tertuju pada Afkar langsung mereda. Sebaliknya, tatapannya itu berubah menjadi dingin dan tidak senang.Fauzi terlihat mengerutkan alisnya. Nadanya jadi dingin dan keras ketika bertanya, "Kamu bilang punya sedikit pengetahuan soal alkemis? Bocah, bukankah itu terlalu sombong untuk dikatakan?"Menurut Fauzi, anak muda seperti Afkar yang baru berusia 20 tahunan bisa tahu apa soal alkemis? Jadi pada saat ini, Fauzi merasa anak ini terlalu besar kepala atau bisa dibilang berusaha sok hebat d

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 946

    Ruang rahasia bawah tanah ini ternyata sangat luas. Jelas terlihat, itu dibangun tepat di atas sumber api alami dalam tanah.Di tengah ruangan, ada sebuah tungku besar. Di bawahnya, nyala api kebiruan terus menyala dan menjilat tungku itu. Sebenarnya, ruangan ini lebih mirip sebuah ruang khusus untuk alkemis daripada disebut sebagai ruang rahasia.Saat itu, mata Afkar tak kuasa memicing saat menatap sosok Fauzi di hadapannya. Kalau kekuatan Pati saja sudah tak bisa dia lihat dengan jelas, kekuatan Fauzi justru terasa seperti sebuah kedalaman tak berujung. Dia seperti sedang berdiri di tepi sebuah jurang gelap yang tak bisa dilihat dasarnya.Itulah jenis ketakutan yang muncul saat seseorang yang jauh lebih lemah dihadapkan pada sosok yang jauh lebih kuat darinya.Bahkan Afkar sempat merasa, kekuatan Fauzi ini mungkin lebih mengerikan daripada si pria tua gila itu. Sejauh ini, dialah sosok dengan kekuatan paling tak bisa diukur yang pernah ditemui Afkar.Hanya saja, yang membuat Afkar ag

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 945

    Di mata Pati, anak muda di hadapannya yang baru berusia 20 tahunan ini jelas tidak mungkin bisa menyelesaikan ujian tersebut.Hanya saja setelah Pati berkata demikian, Afkar justru tersenyum penuh makna. Dia memberi tahu, "Pak Pati, sepertinya hari ini gurumu nggak akan punya pilihan selain menemuiku."Pati sempat tertegun mendengarnya. Dia menunjukkan sedikit ekspresi kaget di wajahnya. Saat itu, Afkar sudah mengambil kuas di atas meja dan mulai menulis di atas kertas resep tersebut. Kini dia terlihat tetap tenang, tetapi sebenarnya dia sangat senang di dalam hati.Afkar membatin, 'Sialan! Kirain ujiannya semacam naik ke gunung pisau atau masuk ke lautan api. Ternyata cuma disuruh mengisi resep alkemis?'Afkar ingat bahwa dalam ingatannya tersimpan Kitab Kaisar Naga. Di dalamnya, ada satu bagian khusus tentang alkemis.Meskipun dengan kekuatannya saat ini, Afkar belum mampu memurnikan sebagian besar pil tingkat tinggi dari bagian alkemis kitab itu, dia tetap mengetahui isi resepnya. J

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 944

    Pria tua kurus itu menatap Afkar. Sorot matanya dingin dan mengandung sedikit kebingungan."Karma buruk?" Afkar mengernyitkan alis saat mendengar kata itu. Segera setelah itu, dia berucap, "Pak Pati, kamu sendiri bilang kita belum pernah bertemu sebelumnya. Mana mungkin bisa ada karma buruk di antara kita?"Meski berkata begitu, Afkar juga merasa sedikit bingung di kedalaman hatinya. Sebab, dengan kemampuan "Jurus Mata Naga" yang dia miliki, dia juga samar-samar bisa merasakan bahwa antara dirinya dan Pati ini memang ada semacam ikatan karma.Hanya saja, Afkar benar-benar tidak bisa memahami dari mana asal hubungan itu. Apakah ini pertanda bahwa perjalanannya kali ini mungkin tidak akan berjalan lancar? Bahkan, mungkinkah akan terjadi konflik antara dirinya dengan Pati atau dengan Paviliun Penentang Takdir ini?Akan tetapi karena sudah sampai di sini, Afkar tentu tidak mungkin mundur hanya karena semacam "pertanda tak jelas". Dia datang untuk berusaha mencari harapan demi putrinya dan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status