Hari ini di bekas taman ibukota yang hancur sudah berdiri sebuah panggung besar, ribuan penduduk ibukota dan prajurit Kerajaan Alf sudah berkumpul di sekitar area panggung, selain penduduk dan prajurit di sana juga ada banyak petualang yang hadir. Bahkan para penduduk dari sekitar ibukota dan kota lainnya ada yang sengaja datang untuk menyaksikan pengadilan terhadap Ghuntiris dan para bangsawan yang berbuat kejahatan selama ini. Tapi yang paling mereka tunggu adalah kehadiran dua legenda decarior yang akan ikut serta dalam pengadilan.Di dalam panggung besar tersebut sudah terdapat beberapa kursi yang disediakan untuk para tahanan, ada juga kursi untuk para pengadil. Sementara itu di sekeliling panggung terdapat banyak prajurit Irishviel yang bertugas untuk melindungi tempat persidangan. Tak lama kemudian datang rombongan elf yang bertugas untuk memimpin acara persidangan, mereka dikawal ketat oleh pasukan Irishviel saat berjalan beriringan menuju panggung besar yang disediakan.Para
Hari ini di bekas taman ibukota yang hancur sudah berdiri sebuah panggung besar, ribuan penduduk ibukota dan prajurit Kerajaan Alf sudah berkumpul di sekitar area panggung, selain penduduk dan prajurit di sana juga ada banyak petualang yang hadir. Bahkan para penduduk dari sekitar ibukota dan kota lainnya ada yang sengaja datang untuk menyaksikan pengadilan terhadap Ghuntiris dan para bangsawan yang berbuat kejahatan selama ini. Tapi yang paling mereka tunggu adalah kehadiran dua legenda decarior yang akan ikut serta dalam pengadilan.Di dalam panggung besar tersebut sudah terdapat beberapa kursi yang disediakan untuk para tahanan, ada juga kursi untuk para pengadil. Sementara itu di sekeliling panggung terdapat banyak prajurit Irishviel yang bertugas untuk melindungi tempat persidangan. Tak lama kemudian datang rombongan elf yang bertugas untuk memimpin acara persidangan, mereka dikawal ketat oleh pasukan Irishviel saat berjalan beriringan menuju panggung besar yang disediakan.Para
“Lihatlah apa yang kalian saksikan saat ini, bahkan anak-anak yang masih kecil sampai di bawa ke persidangan. Mereka digelandang layaknya penjahat berbahaya, meskipun mereka tidak diborgol, tapi apakah itu pantas? Aku yakin jika kak Irishviel tidak dalam pengaruh mereka maka hal seperti ini tidak akan terjadi, apakah ini bukan sebuah bukti?” jelas Ghuntiris.“Apakah kau benar-benar sudah kehabisan akal untuk menjatuhkan nona Irishviel?” balas Satria sambil menatap tajam Ghuntiris.“Apa maksudmu? Bukankah itu jelas bukti yang nyata?” tukas Ghuntiris balas menatap Satria.“Meskipun anak-anak atau orang dewasa mereka itu sama di mata hukum hanya beda perlakuannya saja, jika mereka melakukan kejahatan besar maka mereka juga harus dihukum dengan hukuman yang setimpal. Jika kalian membiarkan anak-anak melakukan kejahatan sesukanya hanya karena usia mereka masih kecil maka semakin dewasa mereka akan semakin terbiasa melakukan kejahatan,” jelas Satria.“Kejahatan harus diatasi sejak awal tanp
Esok harinya para penduduk kembali berkumpul di sekitar panggung besar yang ada di ibukota. Pelaksanaan hukuman mati untuk Ghuntiris dan kaki tangannya yang merugikan seluruh rakyat Kerajaan Alf segera dimulai disaksikan langsung oleh orang-orang yang mereka rugikan selama ini.Irishviel yang memberikan komando hanya bisa menitikan air matanya. Bagaimanapun Ghuntiris tetaplah saudaranya, para pejabat istana yang terlibat dengannya juga sudah dia kenal sejak lama. Hari itu dikala semua rakyat bergembira karena akhirnya terbebas dari kebiadaban dan keserakahan para bangsawan, Irishviel malah merasakan kesedihan yang amat mendalam.Pemulihan ibukota dilanjutkan setelah hukuman selesai, panggung yang digunakan sebagai tempat persidangan dan hukuman juga dibongkar lagi. Jasad para bangsawan dan Ghuntiris hari itu juga disemayamkan tanpa acara apapun sebagai bentuk hukuman lain bagi mereka yang menghancurkan kerajaannya sendiri.Kerajaan Lunar kembali mengerahkan banyak orang untuk membantu
“Satria, apa yang terjadi?” tanya Alexa ketika melihat wajah Satria memerah pas keluar dari portal teleportasi.“Tidak apa-apa,” jawab Satria yang terlihat masih gugup, saat ini mereka sudah ada di ibukota Kerajaan Lunar lagi.“Eh?” gumam Alexa seraya mengerutkan keningnya karena bingung melihat sikap Satria. Tapi Satria segera mengenakan kembali armornya karena dia akan keluar dari ruangan tempat gate of teleportation yang ada di bangunan Balai Kota Lunar.“Aku akan menemui para gadis yang menjadi korban penculikan Ghuntiris. Sebaiknya kalian berbincang saja tanpa diriku,” tutur Satria sembari melangkah pergi meninggalkan Shana serta Alexa yang tampak masih mengernyitkan keningnya.“Aku tidak tahu sepenting apa informasi yang kalian miliki. Tapi apa kalian yakin hanya ingin menukarnya dengan alasanku pergi ke Kerajaan Alf guna membantu Reina?” tanya Shana setelah cukup lama melihat Alexa terdiam bingung.“Jika itu kemauan Satria maka aku tidak bisa menolaknya, dia telah banyak memban
“Tidak. Aku mengambil kesimpulan bahwa hanya orang yang memainkan game MW RPG dan orang di sekitarnya saja saat kejadian yang ikut terbawa masuk ke dalam dunia game ini. Jika ada temanmu yang tidak memainkan game ini dan tidak berada di dekat pemain game MW RPG maka dia tidak akan terbawa,” jelas Satria.“Oh begitu rupanya,” tukas Reina sembari terus memperhatikan Satria yang menuliskan sesuatu di lembaran bukunya. Tampak Reina penasaran, tapi dia tidak dapat melihatnya karena berada di depan Satria.“Kelihatannya bukan hanya teman sekelasmu saja yang ada di sini ya,” ucap Satria setelah selesai menulis dan menutup bukunya lagi.“Iya kak. Beberapa siswi kelas XI juga ternyata ada yang diculik oleh elf bejad itu. tapi hanya ada beberapa orang saja diantara mereka, sayangnya nggak ada teman-teman kak Satria dari siswi kelas XII ada di sini,” kata Reina seraya menatap beberapa siswi yang merupakan kakak kelasnya di SMA.“Itu benar, sangat disayangkan sekali,” ujar Satria sembari pergi la
“Kenapa dia ada di sini?” tutur seorang gadis dari kelas XI.“Kenapa? Karena tentu saja di sini adalah kebunku,” jawab Satria sembari berjalan menghampiri dua puluh enam gadis yang ada di hadapannya.“Lalu di mana orang yang ingin mempekerjakan kami?” tanya siswi kelas XI lainnya seraya menatap sekelilingnya.“Mempekerjakan kalian? jangan bercanda, Kerajaan Lunar adalah tempat orang-orang baik. Mereka tidak mungkin mempekerjakan orang-orang yang memiliki kepribadian buruk seperti kalian,” kata Satria. Saat itu juga Reina langsung tertunduk, sekarang dia sadar mengapa semua gadis yang berasal dari SMA nya berada di sana.“Apa yang terjadi? Kalian saling mengenal?” tanya Vina yang tampak masih bingung.“Seperti yang kau tahu, aku juga berasal dari dunia nyata. Dan dua puluh lima gadis yang ada di dekatmu itu adalah adik kelasku di SMA,” jawab Satria.“Eh?” gumam Vina dengan sangat terkejut.“Aku mengingat semuanya, nama kalian, wajah kalian, postur tubuh kalian dan setiap detik dalam ke
“Cih. Melihat mereka merengek seperti itu membuatku semakin kesal saja, mereka seakan-akan tidak peduli dengan kelakuan mereka di masa lalu yang mereka lakukan terhadapku. Giliran berada di posisi yang sama saja mereka baru merengek minta ampun,” gerutu Satria di dalam hatinya.“Maaf tuan. Saya bukan berarti ingin ikut campur masalah pribadi tuan, tapi apa yang akan tuan lakukan kepada mereka semua?” tanya Vina seraya menatap tajam Satria.“Aku hanya ingin melakukan apa yang mereka lakukan kepadaku, hanya itu saja,” jawab Satria.“Tapi kelihatannya aku tidak cukup jahat seperti mereka waktu dulu. Karena itulah aku akan mengurungkan niatku,” sambung Satria sambil duduk lagi di batu tempatnya duduk tadi. Mendengar ucapan Satria seperti itu membuat para gadis yang ada di sana terlihat bernafas lega, mereka seakan-akan sudah terbebas dari rasa cemasnya.“Terima kasih kak.. terima kasih banyak..” tutur beberapa gadis kelas X dengan girang.“Ya. Tapi Kerajaan Lunar tidak membutuhkan orang s