“Kenapa dia ada di sini?” tutur seorang gadis dari kelas XI.“Kenapa? Karena tentu saja di sini adalah kebunku,” jawab Satria sembari berjalan menghampiri dua puluh enam gadis yang ada di hadapannya.“Lalu di mana orang yang ingin mempekerjakan kami?” tanya siswi kelas XI lainnya seraya menatap sekelilingnya.“Mempekerjakan kalian? jangan bercanda, Kerajaan Lunar adalah tempat orang-orang baik. Mereka tidak mungkin mempekerjakan orang-orang yang memiliki kepribadian buruk seperti kalian,” kata Satria. Saat itu juga Reina langsung tertunduk, sekarang dia sadar mengapa semua gadis yang berasal dari SMA nya berada di sana.“Apa yang terjadi? Kalian saling mengenal?” tanya Vina yang tampak masih bingung.“Seperti yang kau tahu, aku juga berasal dari dunia nyata. Dan dua puluh lima gadis yang ada di dekatmu itu adalah adik kelasku di SMA,” jawab Satria.“Eh?” gumam Vina dengan sangat terkejut.“Aku mengingat semuanya, nama kalian, wajah kalian, postur tubuh kalian dan setiap detik dalam ke
“Cih. Melihat mereka merengek seperti itu membuatku semakin kesal saja, mereka seakan-akan tidak peduli dengan kelakuan mereka di masa lalu yang mereka lakukan terhadapku. Giliran berada di posisi yang sama saja mereka baru merengek minta ampun,” gerutu Satria di dalam hatinya.“Maaf tuan. Saya bukan berarti ingin ikut campur masalah pribadi tuan, tapi apa yang akan tuan lakukan kepada mereka semua?” tanya Vina seraya menatap tajam Satria.“Aku hanya ingin melakukan apa yang mereka lakukan kepadaku, hanya itu saja,” jawab Satria.“Tapi kelihatannya aku tidak cukup jahat seperti mereka waktu dulu. Karena itulah aku akan mengurungkan niatku,” sambung Satria sambil duduk lagi di batu tempatnya duduk tadi. Mendengar ucapan Satria seperti itu membuat para gadis yang ada di sana terlihat bernafas lega, mereka seakan-akan sudah terbebas dari rasa cemasnya.“Terima kasih kak.. terima kasih banyak..” tutur beberapa gadis kelas X dengan girang.“Ya. Tapi Kerajaan Lunar tidak membutuhkan orang s
“Sejauh ini dia adalah orang yang paling bisa menentang segala keputusanku. Dia bukanlah tipe orang yang memikirkan hubungan pribadi, hutang budi, perasaan dan semacamnya. Ketika dia merasa ada yang harus dia tentang dari seseorang maka dia akan melakukannya, tidak peduli siapapun itu. Atas alasan itulah aku memilihnya menjadi wakilku,” jelas Satria.“Aku hanyalah manusia biasa, kadang aku melakukan kesalahan juga dalam mengambil keputusan. Aku juga bisa saja terbawa perasaan dan emosiku, aku harap jika saat itu terjadi maka dia akan menentangku. Setidaknya itu yang bisa aku pikirkan,” pungkas Satria.“Aku rasa kata-katamu ada benarnya juga,” tukas Alexa. Dia sendiri sadar kalau dia, Trixi, Noir dan yang lainnya mungkin tidak akan bersikeras menentang Satria andaikan dia mengambil keputusan yang salah.“Oh iya, bagaimana dengan Sherry, Raven dan squad mereka berdua?” tanya Satria mengalihkan perbincangan.“Aku sudah mengirimkan surat kepada guild White Lion pagi tadi. Mungkin mereka a
Getaran tanah terus terasa hingga rumah mereka ikut berguncang karenanya, Nekora terasa semakin erat memeluk Satria. sedangkan dari kamar lain di rumah tersebut mulai keluar para penghuninya. Tidak hanya di tempat Satria berada, namun seluruh Kerajaan Lunar ikut merasakan guncangan tanah yang terus menerus berlangsung tersebut.Sambaran-sambaran petir tak henti-hentinya terus menyambar di langit bersamaan dengan gelegar guntur yang bersahut-sahutan. Sejauh Satria memandang tampak seluruhnya dalam keadaan yang sama, bukan hanya terjadi di Kerajaan Lunar saja. Tapi situasi tersebut juga dirasakan di Kerajaan Alf, Luxurie, Grimer, Dragos dan kerajaan lainnya di seluruh dunia.Saat ini seluruh dunia dilanda gempa bumi secara serentak dengan gelegar guntur dan sambaran petir tak terhitung di langit. Semua orang mulai gelisah sebab kejadian tersebut sama seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Tidak ada satupun yang dapat tertidur, bahkan yang sudah tertidur nyenyak juga terbangun ka
Chapter 203Kekacauan di Seluruh DuniaMeski orang-orang penting di Kerajaan Lunar terlihat sibuk untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, tapi para penduduk kerajaan masih menjalani aktifitasnya seperti biasa karena kebanyakan tidak terlalu peduli dengan gempa yang terus berguncang cukup lama hingga siang hari.Pihak kerajaan belum berniat mengumumkan apa yang terjadi sebenarnya sebelum ada kepastian tentang benar tidaknya kisah peninggalan para leluhur elf itu. Walau begitu banyak rumor aneh tetap tersebar di masyarakat tentang situasi mencekam yang terjadi. Beberapa diantaranya ada yang mengatakan bahwa itu adalah ulah dari para ras raksasa yang sedang berperang di negaranya, ada juga yang bilang kalau itu adalah ulah ritual para naga di Kerajaan Dragos.Satria juga ikut melakukan persiapan, dia meminta Noir dan para alchemist lain untuk membuat banyak potion dan perlengakapan inovasi terbaru lainnya, dia juga meminta Lixia dan blacksmith lain di tokonya untuk si
Satria kemudian berjalan di jalanan menuju ke rumah Miria. Sepanjang perjalanan dia memikirkan banyak hal termasuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Tanpa terasa dia akhirnya sampai di kediaman Miria. Suasana tampak sudah cukup sepi karena semua penghuninya sudah beristirahat.Sejenak Satria merenung di ruang pandai besi tempat Lixia dan para blacksmith lainnya bekerja. Satria kemudian menyalakan tungku untuk melelehkan baja dan sejenisnya, dia kemudian mengeluarkan senjata dreamer weapon miliknya dan merubah job classnya ke blacksmith. Satria kemudian mengambil baja dengan kualitas terbaik dan mulai menempanya.Beberapa skill langsung dia gunakan untuk mempercepat proses penempaan, satu persatu baja mulai dia rangkai dan tempa hingga perlahan membentuk sebuah armor. Tapi tak lama kemudian pintu masuk ke tempat tersebut terbuka, tampak Lixia datang sendirian dan menatap tajam Satria yang tengah menempa baja.“Aku kira siapa,” tutur Lixia sembari berjalan mendekat.“Padahal aku p
“Semua monster di dalam dungeon tiba-tiba saja menghilang,” jawab Toru. Sontak saja Satria terbelalak kaget mendengarnya, sedangkan Noir, Trixi dan Alexa tampak sudah tidak terlalu terkejut pertanda mereka sudah mendengarnya lebih dahulu dari Toru.“Tidak ada satupun monster baik level rendah ataupun tinggi di sana. Dari lantai satu sampai lantai seratus semua monster telah lenyap tanpa jejak. Informasi ini ditutupi dari berbagai pihak dan petualang, dungeon juga ditutup, aku mendapatkan informasi ini dari beberapa kenalanku yang bekerja sebagai staf penting di asosiasi petualang Kerajaan Luxurie,” jelas Toru.“Mustahil.. bagaimana bisa. Apakah tidak ada bekas celah untuk keluar dari dungeon?” tanya Satria.“Tidak ada tuan. Tidak ada bekas pertarungan atau semacamnya juga, monster itu lenyap tanpa bekas kehancuran. Bahkan saat itu di dalamnya sedang ada beberapa petualang yang melakukan penaklukan dungeon, mereka melihat sendiri saat bersamaan dengan gempa terjadi semua monster yang m
Dua Minggu telah berlalu semenjak gempa bumi yang mengguncang seluruh dunia terjadi. Persiapan yang dilakukan Kerajaan Alf dan Lunar sudah berjalan semakin lancar saja. Bisa dibilang kalau kini kedua kerajaan itu telah siap andaikan situasi terburuk terjadi. Selama itu juga kedua kerajaan masih belum menemukan informasi penting lagi, para petualang yang diutus ke berbagai kerajaan juga belum memberikan laporannya.Aktivitas Satria juga kembali seperti biasa lagi mengurus toko miliknya yang semakin maju, karena tidak ada informasi baru jadi tidak ada yang perlu dia diskusikan dengan yang lainnya perihal masalah peristiwa mencekam dua minggu lalu. Para pegawai di tokonya juga sudah bekerja dengan lebih santai lagi karena stok potion, armor dan perlengkapan tempur lainnya telah melimpah sebab dua minggu ini mereka terus bekerja keras sebagai bentuk persiapan hal terburuk yang mungkin saja terjadi.Meski situasi aman dan damai terus berlangsung hingga rumor-rumor aneh mulai berkurang seka