Share

Bab 53

Penulis: Kata Semesta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-15 01:13:10

Beberapa hari berlalu. Luina sudah pulih total dari gegar otak ringannya dan secara resmi diperbolehkan pulang oleh Dr. Sari. Selama masa observasi, Skala tidak pernah meninggalkannya, tidur di sofa, dan terus menjaganya. Ia juga menjaga rahasia chat log dan sulitnya melacak peneror dari Luina, hanya mengatakan bahwa timnya sedang bekerja.

Skala masuk ke ruang rawat Luina setelah mengurus semua administrasi rumah sakit.

Luina sudah berganti pakaian santai, wajahnya kembali ceria, dan energi jahilnya sudah pulih sepenuhnya.

"Yeay… pulang!" seru Luina, ia berjoget kecil di samping ranjang, bergerak hati-hati agar tidak menyenggol tiang infus yang sudah dilepas.

Skala mendekat, tersenyum kecil melihat tingkah istrinya yang kembali normal. Ia memeluk Luina dengan erat.

“Mas, kenapa? Kok kayak nggak senang gitu kita mau pulang ke apartemen? Mas udah nggak mau tinggal bareng aku ya?” Luina menggodanya, nadanya manja dan khawatir palsu.

Skala melepaskan pelukannya, menatap Luina
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
NING
Luina kayak anak kecil. Ngambekan mulu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 68

    Luina melepaskan dress longgarnya. Ia melangkah masuk dan berendam di dalam bathtub marmer yang sudah terisi air hangat. Skala berdiri di samping bathtub, ia baru saja selesai melepaskan pakaiannya, hanya menyisakan handuk yang melilit pinggangnya. Matanya terpaku pada tubuh Luina yang tersembunyi sebagian oleh air berbusa. Ia memandang tubuh istrinya, yang berbentuk indah dan proporsional, hampir membuat dirinya lupa berkedip. Senyum mengembang di wajahnya. “Sayang, kamu tuh sebelum nikah suka olahraga nggak sih?” tanya Skala seraya memainkan air di dalam bathtub dengan jemarinya, matanya masih mengagumi. Luina terkekeh, “Hah? Kenapa tiba-tiba nanya gitu, Mas? Iya, aku suka pilates dan jogging ringan. Kenapa?” Skala tidak langsung menjawab. Ia justru memajukan langkah, menjejakkan satu kakinya masuk ke bathtub, berniat bergabung dengan istrinya. “Soalnya, badan kamu ini... terlalu sempurna untuk dilihat orang lain. Mas harus pastiin dress kamu nanti malam cukup tertutup,” j

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 67

    Skala kembali ke kamar. Ia mendapati Luina masih tidur pulas, selimut menutupi setengah tubuhnya. Pemandangan itu menenangkan amarahnya yang tadi membara. Ia melangkah perlahan, lalu duduk di tepi ranjang. Ia meraih remote, mengecilkan suhu pendingin ruangan agar Luina lebih nyaman. Skala kemudian mengambil posisi, bersandar di kepala ranjang sambil memandangi wajah damai istrinya. Ia mengambil ponselnya, bukan untuk bekerja, melainkan untuk membuka galeri foto. Ia menelusuri foto-foto pernikahannya dan saat-saat kebersamaan mereka, tersenyum kecil melihat ekspresi manja Luina di berbagai kesempatan. "Kamu adalah alasan Mas ada di sini, Sayang. Mereka nggak akan pernah ngerti," bisik Skala pelan, mencium lembut tangan Luina yang tergeletak di sampingnya. Luina mulai menggeliat. Ia membuka matanya perlahan, menemukan Skala duduk di sisinya sambil tersenyum. "Mas... kamu nggak istirahat?" tanya Luina, suaranya serak khas bangun tidur. “Mas nggak capek,” jawab Skala. Lui

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 66

    Skala memeluk Luina, menenangkan istrinya hingga ia benar-benar tertidur pulas dalam dekapan hangatnya. Skala membiarkan Luina berbaring nyaman, menyelimutinya, dan memastikan ia tidak terganggu. Ia menatap wajah Luina yang damai sejenak, menghela napas, dan mengecup keningnya. Setelah memastikan Luina aman, Skala melangkah keluar kamar. Amarah yang ia tahan demi Luina kini meledak. Ia tidak lagi peduli pada etika pertemuan keluarga. Skala menutup pintu kamar dengan hati-hati, lalu berjalan cepat menuruni tangga menuju ruang keluarga yang masih ramai dengan obrolan ringan. Saat ia sampai di ruang tengah, semua mata langsung tertuju padanya. Skala tidak pandang bulu, ia langsung berjalan menghampiri kelompok para wanita yang duduk melingkar, di mana Tante Sari dan Tante Ida berada. Skala berdiri tegak di d

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 66

    “Luina, aku minta maaf ya atas omongan Tante Sari dan yang lain. Mereka memang suka nyinyir dan selalu ikut campur urusan rumah tangga orang. Mereka cuma iri karena Skala sayang banget sama kamu,” ucap Desi. “Tolong, jangan dengarin omongan mereka. Nanti kalau ada yang tanya-tanya lagi, langsung kabur aja. Atau bilang ke Skala.” Luina tersenyum kecil. “Makasih banyak, Desi. Aku benar-benar nggak siap tadi. Aku nggak tahu kalau pertanyaan soal anak se sensitif ini buat mereka.” “Anggap aja angin lalu, Luina. Yang penting kamu dan Skala bahagia,” balas Desi, mengantar Luina sampai di depan pintu kamar mereka. “Istirahat ya. Koper kalian sudah diantar staff tadi.” “Makasih banyak ya, Desi,” ucap Luina. “Iya. Udah, istirahat ya,” ucap Desi, lalu melangkah meninggalkan Luina. Luina masuk ke kamar, ia menutup pintunya. Setelah memastikan tidak ada yang bisa melihatnya, ia langsung merosot ke lantai dan terisak keras. Semua kekesalan, rasa malu, dan sakit hati yang ia tahan di depa

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 65

    Perjalanan menuju Puncak diwarnai obrolan ringan dan sesekali candaan dari Luina. Skala membiarkan Luina memutar lagu-lagu pop kesukaannya dan bernyanyi riang di sampingnya. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mobil Skala akhirnya memasuki kawasan vila pribadi milik keluarga besarnya. Vila mewah bergaya rustic dengan pemandangan pegunungan yang asri terlihat ramai. Sudah banyak mobil terparkir, menandakan sebagian besar keluarga sudah berkumpul. Skala memarkir mobilnya. “Wow! Vilanya bagus banget, Mas! Dingin banget di sini!” seru Luina, matanya berbinar melihat pemandangan dan arsitektur vila. “Tunggu di sini, Mas bukain pintu,” ujar Skala. Ia segera turun dan membukakan pintu untuk Luina, lalu membantu istrinya melepaskan sabuk pengaman. Skala menggenggam tangan Luina erat, membawanya menaiki tangga kayu besar menuju teras utama vila. Saat mereka melangkah masuk ke ruang keluarga yang luas, suasana menjadi heboh. Beberapa kerabat yang lebih tua, teruta

  • Bangun, Suamiku! Mari Bercinta   Bab 64

    Luina dengan semangat membawa koper berisi pakaian mereka dan tas besar berisi camilan ke ruang tengah. Skala yang sedang duduk santai di sofa, memeriksa email masuk di ponselnya, hanya bisa tersenyum melihat istrinya yang sejak pagi sudah heboh dengan persiapan. “Mas, aku pinjam kunci mobil dong,” ucap Luina, berdiri di depan Skala dengan napas sedikit terengah. “Buat apa, sayang?” tanya Skala, menggeser ponselnya. “Mau masukin barang-barang ke bagasi mobil kamu,” jawab Luina. “Nanti aja, sayang. Nanti Mas yang masukin,” ucap Skala, hendak beranjak. “Aku aja, nanti malah ada yang ketinggalan kalau nanti-nanti,” ucap Luina, menolak bantuan Skala. Ia langsung berjalan ke arah laci di meja konsol tempat biasa Skala menyimpan kunci mobilnya. Namun, karena terlalu bersemangat dan terburu-buru, Luina tidak sengaja menyenggol sebuah piala penghargaan bisnis milik Skala yang berdiri rapi di atas meja. Piala itu jatuh ke lantai dengan suara keras, dan kacanya pecah berkeping-kep

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status