Share

25

BAGIAN 25

              “Sisi, sudah,” ujar Pak Candra sembari menarik pelan tanganku untuk menjauh dari tubuh Andika yang mukanya telah babak belur.

              Aku yang terengah-engah sebab sehabis meluapkan ledakan emosi, hanya bisa pasrah saat digiring mundur. Baiklah, kurasa sudah cukup.

              “Tenang, Mbak Sisi. Akan kita hukum seberat mungkin laki-laki kurang ajar itu,” tambah Pak Frengky yang kini tak lagi memakai jas kerennya, melainkan kaus berkerah warna merah yang menyala.

              Pak Candra dan Pak Frengky sama-sama membawaku untuk duduk tak jauh dari Pak Daud yang tengah asyik sendiri memainkan ponsel layar sentuhnya. Aku tak banyak melawan kali i

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status