Andres tak henti - hentinya tertawa sambil memberikan guyonan dan ledekannya pada semua penumpang dengan menirukan gaya bicara seorang Mark yang mati kutu tadi saat di kapal. Billy pun ikut menimpali. Keduanya benar-benar memekakkan telinga bila bersama. Sedangkan Vander sambil menyetir mobilnya ke arah dimana Chloe berada, terlaku fokus dengan jalanan hingga tak sadar sebuah panggilan tertuju padanya tak ia indahkan.
Terlalu banyak tanda tanya dibenaknya walaupun sang ayah sudah menjelaskan segalanya. Termasuk pasukan yang dipanggil sang ayah khusus demi misi mereka. Vander tidak tahu mengenai rencana yang satu itu. Itu adalah 'Plan B' sang ayah bila terjadi sesuatu yang darurat.
Saat Dangelo, Andres dan Billy tertangkap. Semua alat komunikasi dan harta benda milik mereka disita. Termasuk alat pelantang yang mereka pakai. Alasan mengapa Vander tak dapat mendengar sama sekali saat merek
Vander tidak tidur. Ia sibuk memerhatikan Chloe dan mendekapnya terus. Bahkan sampai pagi datang menjelang dan matahari mulai bersinar, Vander tetap di sisi kekasihnya. Hingga sebuah ketukan di pintu dan suara sang ibu menyuruhnya untuk turun, terpaksa ia melepaskan si putri tidur itu pergi.Sedikit heran mengapa Chloe sama sekali tak terganggu. Padahal dia sudah membuat banyak gerakan di tubuh gadis itu, dan hujama ciuman juga pelukan eratnya. Namun, Chloe sepertinya enggan untuk bangun. Vander baru tahu jika kekasihnya itu bisa tidur dalam keadaan seperti orang mati. Setahunya Chloe sangat mudah terusik. Walaupun kelelahan sekalipun.Setibanya di bawah, ruang makan rumahnya berubah layaknya sebuah cafe. Sangat ramai. Bahkan dia melihat dokter perempuan yang dulu pernah menyelamatkan Chloe hadir juga. Vander lupa siapa nama anak dokter Albert itu."Vander, mana C
Resah. Mungkin rasa itu yang dirasakan oleh semua orang yang ada di ruang keluarga Zeckar saat ini. Bagaimana tidak? Di kamar atas Chloe sedang diperiksa oleh Dokter Elena bersama tim medis khusus yang sengaja di datangkan langsung atas perintah seorang Mark Johnson untuk memeriksa putri semata wayangnya perihal praduga yang dilayangkan Dangelo bahwa sang anak kini tengah mengandung.Menurut Dangelo bila saat ini Chloe pasti sedang mengandung. Dilihat dari kebiasaan Chloe yang akhir-akhir ini mengalami sindrom putri tidur. Sama seperti sang istri dulu— Zallyn yang saat mengandung Vander mengalami hal yang sama. Ditambah lagi dengan kondisi fisik yang lemah; tampak pucat selalu dan emosinya menjadi labil.Vander hanya bisa menghela napasnya pasrah dengan perasaan yang tak tahu apakah harus senang atau .... Entahlah. Vander merasa semuanya terlalu cepat sekarang.
Sudah memasuki senja ketika Vander melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam waktu setempat. Namun, Chloe dengan bukunya masih tampak santai bersender pada punggung Vander, tak sadar bila hari sudah mulai menggelap.Vander hanya diam tak berani menginterupsi kegiatan membaca Chloe sambil sesekali mengelus perut buncit kekasihnya itu yang sudah mulai membesar dan membuatnya gemas. Berulang kali dia melakukan kegiatanya itu, sembari menikmati momen senja di musim gugur dari tempat mereka berada sekarang. Di sebuah taman yang tak jauh dari jembatan Brooklyn terlihat. Tepat di bawah pohon mapple yang sedang mengugurkan dirinya.Kali ini, Vander berpenampilan seperti dulu. Dengan kacamata yang bertengger di wajahnya, rambut klimis dan sweater tuanya yang kuno. Kembali menjadi si buruk rupa yang diinginkan Chloe. Alasan kekasihnya itu agar Vander tak dilirik wanita lainnya. Ch
Hari sudah hampir malam ketika akhirnya Vander sampai di bandara John F Kennedy, New York setelah mengalami hambatan, karena cuaca buruk di Las Vegas. Dirinya pulang lebih dulu daripada timnya yang mengambil jalur darat karena harus membawa mobil yang habis mereka pamerkan. Harusnya Vander masih merayakan hari kemenangannya saat ini, tetapi ada yang lebih penting daripada itu.Dia harus menggagalkan aksi tampil Chloe yang bisa saja membahayakannya saat ini. Bisa saja musuh di luar sana mengintai, dan Vander tak ingin sesuatu buruk lainnya yang terjadi lagi pada Chloe. Walaupun dia marah, akan tetapi rasa khawatirnya lebih tinggi sekarang. Dia harus tiba di tempat pergelaran busana itu segera."Ay, V-Rex. Cepat naik," teriak Andres dari dalam mobil yang baru saja tiba di depan Vander. Segera Vander masuk di bagian kursi penumpang dan menyuruh pria latin itu untuk segera laju.
Seharusnya natal tahun ini akan paling membahagiakan untuk keluarga Zeckar seperti tahun sebelumnya. Ditambah lagi mereka mempunyai anggota-anggota baru untuk merayakannya bersama. Namun, tidak setelah kejadian tragis malam itu. Mereka harus kehilangan salah satu diantaranya, dan harus merelakannya adalah hal tersulit untuk dilakukan. Terlebih lagi dia adalah seseorang yang sangat berarti untuk semuanya. Tak ada kepergian tanpa air mata. Hanya bayangan tawanyanya yang tersisa. Juga semua kenangan itu.Santa Ana Memorial Park and Funeral House - SpainChloe. Masih dengan air matanya terduduk menangis— masih merasa bersalah di depan sebuah gundukan baru yang kini sudah ditutupi salju tebal. Tak henti-hentinya ia berkata maaf dengan tangan yang mulai gemetar dan napas putus-putus. Chloe teramat merasa bersalah akan kepergian sosok itu. Bahkan
Masih menunggu para tim medis yang sedang memeriksa keadaan Vander yang tiba-tiba kejang. Mark dengan wajah khawatirnya duduk dengan gelisah di bangku sofa ruang tamu yang masih satu bagian dari kamar inap Vander. Ya, dia gelisah sambil menunggu kedatangan Dangelo yang sampai kini belum menampakkan batang hidungnya."Kemana orang tua itu?!" Mark melirik jam nya yang kini sudah menunjukkan pukul satu siang. "Periksa keluar! Apakah Dangelo sudah datang atau—"Belum selesai Mark memerintahkan pada pengawal yang berada di sampingnya, pintu masuk tepat di hadapannya itu tiba-tiba terbuka lebar. Setelahnya para pria berjas dengan earpiece masing-masing masuk dan berdiri di titik tertentu dalam keadaan siap.Kemudian munculah seorang pria tua dengan topi koboinya memakai tongkat emas. Mark pun berdiri seperti mengenal sosok tersebut. Kepalanya ia tundukkan sedikit
"Vander!"Chloe berdiri dari kursi rodanya segera untuk menolong pria itu. Namun, saat selangkah lagi ia sampai, tangannya dicekal dan ditarik oleh seorang penjaga berjas."Nona, biar kami yang membantu Tuan Vander. Anda silakan tunggu dan lihat.""Tapi—""Lihat keadaan perut anda, Nona."Pandangan Chloe pun jatuh ke perutnya yang tampak sudah membesar. Dibandingkan saat ia peragaan busana sebulan yang lalu, perutnya memang jauh lebih berisi. Lantas Chloe hanya bisa menyingkir sembari memantau. Bisa ia lihat Vandernya meringis saat diangkat kembali ke atas tempat tidur.Bertepatan saat itu juga Zallyn sudah ada di belakang menenangkannya, dan para ayah ikut memantau keadaan itu juga.Tak lama tim medis se
Vander rupanya membawa Billy ke sebuah ruang perpustakaan pribadi kakeknya. Ruangan tersebut di penuhi rak-rak kayu buku berukir dengan koleksi buku tebal di setiap celahnya. Tempat itu mengusung gaya victoria. Terkesan gelap dengan warna maroon, hitam dan coklat. Bau plitur dari perabot kayu juga tercium. Sangat klasik ditambah dengan adanya lampu lilin gantung, lukisan dari para pelukis terkenal, patung dan yang lebih menyita perhatian sekali adalah ... lukisan keluarga besar Zeckar yang diberi pencahayaan tepat di atas perapian."Kakek Escobarku yang kau banggakan tadi mempunyai dua istri. Yang satu nenekku dan satunya lagi nenek Fabio. Sebenarnya nenek Fabio adalah tunangan kembaran kakekku, tapi dia meninggal saat ayah Fabio dalam kandungan karena penyakit yang dideritanya."Dan menikahi nenek Fabio sendiri adalah pesan beliau. Maka karena itu kau jangan h