Share

4

Beberapa bulan sebelumnya…

Di bawah sinar mentari yang merangkak naik, wajah Yusuf semakin mengkilap sebab minyak di kulit. Lalu, tercoreng wajah itu oleh butiran tanah saat Yusuf mengusap peluh di pelipisnya. Tudung kepala yang terbuat dari anyaman bambu ia jadikan kipas. Sejenak matanya terpejam demi menikmati hempasan angin sejuk yang ia ciptakan.

Yusuf kemudian senyum-senyum sendiri sembari menyiram tanaman stroberi yang mulai berbuah. Warna buah stroberi mengingatkannya pada bibir Lilis yang kemerahan lagi segar. Yusuf membayangkan bibir itu bisa ia gigit seperti buah-buah stroberi. 

Ah, pasti rasanya legit. Yusuf nyengir saat satu gigitan buah stroberi masuk ke mulutnya. Ia menjulurkan lidah. Rasa kecut buah stroberi menimbulkan efek kejut sesaat, membuyarkan lamunannya.

Lilis, gadis cantik nan manis anak semata wayang Pak Jajang -pemilik kebun stroberi- sungguh memikat hati Yusuf, seorang pemuda yang dikenal lugu lagi gagap dalam berbicara. Kabarnya, Yusuf gagap semenjak kepergian ayahnya yang meninggal sebab jatuh dari pohon kelapa. Kegagapan itu kini bertambah parah oleh munculnya debaran yang menggelisahkan di dada Yusuf.

Lilis, selain menyebabkan Yusuf gagap akut saat berada di dekatnya juga berhasil merampas sekian persen kewarasannya.

“Dasar gelo!” celetuk nenek Yusuf suatu kali ketika mendapati Yusuf cengar-cengir sendiri sewaktu siduru di depan tungku batu. Ya, meski Yusuf tidak pernah mengutarakan isi hatinya, gelagatnya itu bisa terbaca oleh orang-orang yang setiap hari bertemu dengannya, termasuk Pak Jajang.

Sejak tiga tahun lalu, Pak Jajang datang dari Jakarta membawa istri serta anak gadis semata wayang mereka, Lilis. Waktu itu Pak Jajang berhenti dari pekerjaannya sebagai ajudan pribadi seorang pejabat PPK (Pasukan Pembasmi Korupsi). Karena bosnya itu terjerat kasus suap hingga mendekam di penjara, Pak Jajang akhirnya bulat untuk fokus berkebun dan beternak di lahan miliknya yang ia beli sewaktu masih jadi ajudan pribadi.

Di atas lahan yang berada di kaki Gunung Salak tepatnya di Desa Cihejo, Bogor, Jawa Barat, Pak Jajang berkebun bunga, buah dan sayuran. Hasil panen kebunnya itu ia pasok ke restoran dan hotel-hotel. Mengingat Pak Jajang punya banyak kenalan orang-orang kaya dan pejabat sewaktu jadi ajudan dulu, maka usahanya cepat berkembang.

Kini, lahan seluas lapangan sepak bola milik Pak Jajang bertransformasi menjadi objek wisata dengan konsep family garden. Para wisatawan yang kebanyakan datang dari Jakarta, bersama anak-anak mereka memetik sendiri buah dan sayuran di kebun Pak Jajang. Bertambahlah daya tarik wisata kaki Gunung Salak yang sudah dikenal memiliki banyak curug indah lagi jernih airnya.

Berbagai macam bunga ditanam dan ditata sedemikian rupa menjadi taman bunga yang cantik bak di negeri dongeng. Padahal dulunya lahan itu hanya berupa kebun talas dengan sebuah vila kayu yang kini jadi tempat tinggal Pak Jajang beserta keluarga. Selama ini Yusuf dan neneknyalah yang merawat kebun dan vila Pak Jajang. Semenjak Pak Jajang tinggal, Yusuf jadi sibuk sebab Pak Jajang selain berkebun bunga, sayuran dan buah, juga beternak kambing, bebek dan ayam kampung.

Kalau boleh jujur, upah yang didapat Yusuf dari merawat kebun Pak Jajang tidaklah seberapa, seringkali hanya cukup untuk makan Yusuf dan neneknya. Yusuf juga tidak pernah menuntut banyak karena dulu dia sendiri yang menawarkan diri untuk merawat kebun Pak Jajang. Yusuf yang putus sekolah di bangku SMP sudah bersyukur ada orang mau mempekerjakannya. 

Dengan senang hati Yusuf merawat kebun Pak Jajang. Melihat bunga-bunga yang cantik dan buah-buahan yang segar adalah kenikmatan tersendiri baginya. Apalagi Pak Jajang orangnya ramah dan pemurah. Meski upah yang diberikan pada Yusuf tidak besar tetapi Pak Jajang tidak pelit membagi hasil panen sayuran dan buahnya. Yusuf dan nenek boleh membawa pulang kangkung, tomat, bayam bahkan ayam sesuka hati untuk dimasak di rumah. 

Kesemuanya itu membuat Yusuf betah jadi tukang kebun Pak Jajang ditambah adanya Lilis yang kian mewarnai hari-harinya. Semua lelahnya terbayar hanya dengan memandang Lilis sang pujaan hati yang ternyata…

tak berminat sedikit pun melirik ke arahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status