Share

Bercerai dan kabur

1 bulan kemudian.

Jessica menatap surat perceraian yang ada di hadapannya tersebut untuk beberapa waktu ada satu kelegaan yang menghantam dirinya dan dia benar-benar bahagia dengan keadaan ini.

"Jessi?." Noura menatap ke arah sahabat baiknya tersebut untuk beberapa waktu, bertanya sambil menatap kearah surat perceraian yang ada di tangan Jessica.

Jutaan kekhawatiran jelas menghantam dirinya tidak percaya pada akhirnya Jessica benar-benar bercerai dengan Sean dan semua rencana berjalan sesuai dengan keinginan. Hal itu benar-benar berada di luar ekspektasinya dan apa yang diucapkan Jessica tidak meleset sama sekali.

"Aku pikir aku akan pergi jauh dari semua orang," tiba-tiba saja seperti itu karena Noura dan hal tersebut membuat Noura seketika membuat Naura menatap dalam bola mata gadis yang ada di hadapannya itu.

"Lalu kamu akan ke mana benar-benar, Jessi." dia seketika menggelengkan kepalanya dan menatap tidak percaya atas apa yang akan di lakukan oleh sahabat baiknya itu.

Alih-alih menjawab, Jessica hanya mengembangkan senyumannya sambil menatap dalam wajah Noura untuk beberapa waktu.

"Ke satu tempat yang membuat ku tenang dan sulit untuk ditemukan oleh semua orang." Ucap Jessica kemudian.

"Maksud mu, Jess?" Dan Noura terlihat mengernyitkan dahinya untuk beberapa waktu.

*******

Bandar Udara Internasional Zürich,

Swiss.

Bola mata Jessica terlihat menyusuri Bandar Udara Internasional Zürich, Swiss sejak tadi. Dia mencari seseorang di antara sekian banyak kerumunan orang-orang yang ada di sekitar sana hingga pada akhirnya dia memilih untuk duduk di kursi tunggu yang menghadap ke sekitar kafe di tempat tersebut.

Ada jutaan rasa gelisah yang menghantam dirinya saat ini di mana dia takut dia tidak bertemu dengan orang yang akan menjemputnya karena modal yang digunakan untuk pergi ke Swiss hanya sekedar modal nekat dengan uang seandainya dan juga beberapa lembar pakaian serta membawa bayi di dalam kandungannya yang tidak dia ketahui siapa ayahnya hingga hari ini.

Jessica menyentuh perutnya secara perlahan kemudian dia menghela nafasnya untuk beberapa waktu.

"Fuhhhhhhhh." Jessica pada akhirnya mencoba untuk menikmati minuman yang ada di hadapannya di mana bola matanya masih terus menetap ke arah depan dan berharap orang yang akan menjemputnya segera datang.

Tiba-tiba saja dari arah samping kanannya seseorang menepuk bahunya secara perlahan, hal tersebut membuat Jessica seketika langsung menoleh dan dalam hitungan detik dia langsung mengembangkan senyuman terbaiknya.

"Oh my god." Dia langsung spontan bicara.

Begitu bahagia, dengan gerakan refleks langsung bangun dari posisi duduknya kemudian memeluk sosok yang ada di hadapannya tersebut, seorang laki-laki yang jarak usianya tidak jauh darinya.

"Aku sangat senang sekali kamu datang kemari, Jess." Ucap laki-laki tersebut sambil mengembangkan senyumannya.

"Maafkan aku Zaki, mungkin aku akan merepotkanmu dalam beberapa waktu." Jessica setelah melepaskan pelukannya dan laki-laki tersebut langsung menundukkan kepalanya dan meminta maaf terlebih dahulu.

"kamu bicara apa? tidak ada dalam sebuah persahabatan istilah kata merepotkan atau menyulitkan, dibandingkan bantuanmu pada masa lalu untuk diriku apa yang akan aku berikan dan lakukan untukmu jelas tidak seimbang dan belum sepenuhnya bisa kubalas, Jess." ucap laki-laki tersebut sembari mengembangkan senyumannya dan menyentuh ke puncak kepala Jessica dengan penuh kasih sayang.

******

Disisi lain,

Kediaman Yavuz,

Swiss.

"Masih belum menemukan nya hah?." satu suara memecah keadaan bisa didengar suara laki-laki itu tampak terdengar begitu menggelega membuat siapapun yang berada di kediamannya seketika terkejut dan menelan saliva mereka.

Yavuz terlihat begitu marah dan kesal sembari menatap tajam ke arah semua orang yang dianggapnya begitu bodoh karena hingga hari ini setelah beberapa waktu berlalu mereka semua para orang-orang kepercayaannya tidak ada satupun yang berhasil mendapatkan informasi tentang gadis yang ditanam dengan dunianya padahal keadaan saat ini benar-benar tidak baik-baik saja.

belum lagi ketakutan lainnya jika seandainya gadis itu memang benar berhasil melewati proses pembuahan yang dijalankan tempo hari, itu artinya gadis tersebut pasti sudah hamil, ingin tahu apakah mungkin gadis tersebut mempertahankan kehamilannya atau bahkan telah membuang benih yang dia telah tanam pada malam hari itu.

"hanya untuk mencari informasi seorang perempuan kalian tidak becus, kalian pikir aku punya waktu untuk bertele-tele menunggu kabar dari kalian yang tidak kunjung datang soal gadis tersebut." iya terus bicara dengan nada suara yang begitu kencang gimana api kemerahan terlihat jelas di balik bola matanya.

Seorang laki-laki menundukkan kepalanya di hadapan dirinya, terlihat begitu ketakutan dan bahkan berpikir apakah ini akan menjadi waktu kematiannya, karena dia tahu betul ketika tuannya marah maka laki-laki itu bisa melampiaskan amarahnya kepada siapapun dan bisa melakukan apapun juga untuk memuaskan rasa marah nya.

"kau maju kemari." tiba-tiba saja Yavuz menuju ke arah laki-laki lainnya yang berdiri di ambang pintu, dia meminta anak buahnya tersebut bergerak mendekati dirinya dan sepertinya Yavuz akan membuat sedikit perhitungan pada laki-laki tersebut dengan cara menghajarnya.

Yang dipanggil jelas saja terkejut, dia langsung membulatkan bola matanya dan bergerak dengan tubuh gemetaran mendekati sang tuannya itu. laki-laki itu mencoba untuk meminjamkan bola matanya dan berpikir mungkinkah hari ini akan menjadi hari akhir untuk dirinya.

dia bergerak perlahan mendekati Yavuz, bersiap untuk mendapatkan segala macam konsekuensinya, tiba-tiba saja sebelum dia sampai pada posisi dihadapan sang tuannya, seseorang masuk dengan cepat dan tergesa-gesa.

"Aku mendengarkan informasi tentang gadis tersebut Yav." Itu adalah Hafsa.

Yavuz jelas saja langsung menaikkan ujung alisnya.

"Katakan." ucap laki-laki tersebut kemudian.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
jessi ditemukan juga sama yav.. ayo cepat yav
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status