Jessica menggenggam telapak tangan nya dengan perasaan cemas, ucapan Yavuz soal penikahan yang dipercepat membuat nya agak gelisah. "Apakah harus benar-benar menikah?," dia bertanya sambil menggigit bibir bawahnya, menatap netra Yayuz yang memandang dalam wajah nya sejak tadi."Tentu saja, bukankah kita saling membutuhkan?,""Tapi-,""Kamu tidak mungkin mau mengecewakan mommy dan saudara mu bukan?," Yavuz sengaja berkata begitu, mencoba mempengaruhi Jessica agar mau mempercepat pernikahan mereka."Mereka pasti bahagia melihat kamu menikah, baby Yav memiliki daddy dan ada yang bertanggung jawab soal kamu bukan?," sungguh pandai dia bicara, mencoba mempengaruhi gadis polos dan lugu dihadapan nya tersebut."Bayangkan bagaimana perasaan mereka nanti issi jika kamu melahirkan tanpa seorang pasangan pendamping di sisi kamu, Issi?," ucap Yavuz lagi kemudian.Dan mendengar ucapan Yavuz membuat dia cemas, jelas saja Jessica langsung memikirkan kemungkinan terburuk saat dia nanti melahirkan ta
Mansion utama kelurga Futtaim,Kamar rias pengantin."Kamu cantik, Jess," sebuah bisikan menembus Kebagian telinga Jessica, membuat gadis tersebut seketika menatap sosok yang bicara dengan dirinya melalui pantulan kaca cermin dihadapan nya tersebut.Tiffany terlihat berdandan begitu cantik, dibalut gaun indah mendominasi berwarna putih. Perempuan tersebut meletakkan dagunya ke bahu kanan Jessica, bicara dan terus memuji Jessica cantik sejak tadi."Itu kalimat penghibur agar aku tidak grogi?," si polos bertanya seadanya, bicara kearah Tiffany dengan jutaan kecemasan.mendengar apa yang diucapkan Jessica membuat Tiffany terkekeh geli."Tentu saja tidak, Jess. Kamu benar-benar terlihat begitu cantik dengan gaun pengantin mu," dan Tiffany kembali bicara, dia memeluk saudaranya tersebut dari arah belakang."Maafkan aku karena menyulitkan kamu dan salah paham tentang kamu kemarin dengan Sean, Jess." Tiffany bicara soal kesalahpahaman kemarin, merasa cukup malu dengan keadaan karena dia berp
Laki-laki yang bergerak didepan Jessica terlihat mengembangkan senyumannya, menatap kearah Jessica dengan tatapan jutaan kerinduan. Begitu tiba dihadapan Jessica laki-laki tersebut merentangkan kedua belah tangannya kemudian berkata."Tidak ingin memeluk ku, sayang?," tanya laki-laki tersebut kembali, menunggu jawaban Jessica dimana bisa dilihat gadis tersebut masih cukup terkejut dengan keadaan."Daddy," Jessica jelas tercekat, berusaha untuk menahan nafasnya, bibirnya jelas bergetar di mana kedua bahunya ikut bergetar dan bola matanya tampak berkaca-kaca.Didetik berikutnya tiba-tiba Jessica langsung berhamburan memeluk laki-laki tersebut yang tidak lain adalah daddy Gao. Jessica memeluk erat laki-laki tersebut sambil menumpahkan semua kesedihan dan kerinduannya yang bercampur aduk menjadi satu saat ini.. Tidak menyangka jika pada akhirnya dia bertemu lagi dengan orang-orang yang begitu dia cintai.Mommy, daddy dan Tiffany."Oh baby no, make up mu bisa hancur berantakan jika kamu me
Mansion utama kelurga Futtaim,Kamar pengantin.Yavuz terlihat menatap punggung Jessica untuk beberapa waktu, gadis tersebut baru saja masuk kedalam kamar tersebut, bergerak secara perlahan menuju kearah kasur yang sudah didekorasi sedemikian rupa. Terlalu indah dan sangat cocok untuk pasangan pengantin baru untuk bulan madu mereka. "Kenapa penata riasnya sudah harus pulang? bukankah seharusnya mereka menunggu pengantin menyelesaikan acaranya?," Begitu sudah berada di tepi kasur, Jessica bicara kemudian perlahan duduk dipinggir kasur.Dia pikir cukup aneh, penata rias sudah berpamitan pulang sedangkan mereka belum melepaskan riasan make up, hiasan kepala, pakaian pengantin dan lain sebagainya. Apakah keluarga Yavuz tidak komplain dengan tim penata rias pengantin pikir nya.Mendengar pertanyaan Jessica, Yavuz terlihat berdehem."He em mereka punya pekerjaan yang begitu penting, ah tidak lebih tepatnya mendadak." laki-laki tersebut terlihat bingung untuk menjawab. Sungguh terkutuk Yav
Setelah Yavuz melepaskan semua riasan kepada Jessica, laki-laki tersebut menatap Jessica dari arah balik kaca yang ada di ujung sana. Meskipun rambut Jessica terlihat sedikit berantakan tapi rambut bergelombang terurai benar-benar terlihat lebih cantik, gadis tersebut memang memiliki pesona tersendiri yang bisa membuat laki-laki manapun tidak berkedip melihatnya.Jessica satu-satunya gadis yang mampu membuat dia bergetar tiap kali melihatnya, Jessica juga satu-satunya gadis yang bisa membuat orientasi seksual tiba-tiba bekerja dan menginginkan gadis tersebut menjadi sosok utuh untuk bisa bersama nya dan menua bersama."Kita sudah menyelesaikan semuanya, sekarang berbalik dan aku akan melepaskan riasan kamu, baby," Yavuz menyentuh kedua bahu Jessica, kali ini dia menunggu gadis tersebut berbalik menghadap ke arah dirinya. Dan Jessica tetap patuh, membalikkan tubuhnya secara perlahan."Kamu benar-benar bisa melakukan semua nya, Yav?," dia memuji, menatap wajah laki-laki tampan tersebut
Bayangkan bagaimana perasaan Jessica ketika Yavuz mencium bibir nya secara tiba-tiba? bibir Menyatu dengan bibir, dia pikir ini hanya menempel tapi di detik berikutnya laki-laki tersebut menciumnya dengan cara yang begitu menggebu-gebu, Yavuz melumat bibir nya dengan cara yang nakal dan menenggelamkan dirinya dalam kebingungan dan jantung yang berdebar tidak karuan.Jessica tidak bisa bergerak dan bernafas, kedua pipi nya di kunci laki-laki tersebut dengan kedua belah telapak tangan kokohnya. Jessica jelas saja agak gelagapan, tidak mengerti tentang ciuman yang diberikan oleh Yavuz saat ini. Hal tersebut terjadi agak lama hingga akhirnya dia memukul dada Yavuz dengan cepat, mencoba memberikan kode dia kehilangan banyak nafas nya saat ini.Jessica terlihat berusaha meraup rakus nafasnya untuk beberapa waktu, masih terlalu bingung dengan keadaan sebab Yayuz mencium nya terlalu tiba-tiba."Yav, kenapa kamu mencium ku?" dia bertanya dengan nada bergetar, masih cukup terkejut karena keadaa
Jessica terlihat diam mendengarkan apa yang diucapkan oleh Yavuz, tidak membicarakan orang lain ketika mereka bersama. Laki-laki tersebut menghitung dirinya dan calon buah hati nya dimana bisa Jessica simpulkan mungkin Yavuz sedang memiliki hubungan kurang baik dengan sang kekasih nya."Mari bicara tentang kita Issi, dan tidak tentang siapa-siapa," lanjut Yayuz lagi kemudian."He em," Jessica langsung menganggukkan kepalanya tanda mengerti, tidak ingin melanjutkan pertanyaan dan lain sebagainya, tidak ingin Yavuz salah paham dengan ucapan nya."Aku pikir aku akan membersihkan diri," pada akhirnya Jessica bicara dengan cepat, dia pikir dia cukup gerah saat ini.Sesungguhnya Yavuz masih ingin menikmati pelukan nya pada gadis tersebut, tapi Jessica seperti nya agak gelisah dengan perlakuan nya. Dia mungkin picik dan licik, ingin memiliki Jessica seutuhnya tapi Yavuz tahu mendapat kan Jessica jelas tidak harus tergesa-gesa, dia tidak mungkin memaksakan kehendaknya terhadap gadis tersebut
Yavuz tidak bisa melepaskan pandangannya dari tubuh Jessica, meskipun perut sudah membesar nyatanya lekuk tubuh istri nya memang terlihat begitu indah. Jessica hanya menggunakan pakaian lengan sehari di balik gaun pengantin nya, bagian bawah tertutup dengan celana pendek yang hanya sepaha, demi apapun hal seperti itu bisa membuat laki-laki seperti Yavuz seketika menegang.Meskipun perut Jessica tercetak sempurna karena kehamilan nya namun tetap saja hal tersebut terlihat seksi dan indah, membuat Yavuz harus berkali-kali menelan salivanya."Oh shit," batin Yavuz dalam kekacauan yang hakiki, dia pikir ada yang agak tegang dibawah sana karena keadaan."Apa mau aku bantu untuk membersihkan diri, Issi?," dan laki-laki tersebut pada akhirnya bertanya, siapa tahu bisa mengambil sedikit kesempatan. Tidak harus terburu-buru meskipun dia mulai menegang, dia butuh cara bertahap untuk membawa Issi kedalam peraduan dan menenggelamkan nya ke dalam kungkungan Yavuz.Jessica membuka bola matanya, ag