Share

BAB 7B

"Aku senang kamu sering kemari, Ran. Sejak kecil, aku jarang mempunyai teman dekat. Dulu ada satu orang, tapi dia pindah ke luar kota dan kami kehilangan kontak.”

Kiran menautkan alis. Dia menghentikan kegiatan merajut dan menatap Raya yang masih asyuk terus menyulam. “Kamu memang jarang keluar rumah ya, Ray?”

“Iya.” Raya mengangguk. “Aku takut kenapa-kenapa dan akan merepotkan banyak orang.”

Kiran tersenyum tipis. Ini pertama kalinya Raya berbicara panjang lebar sejak perkenalan mereka. Biasanya, Raya hanya akan tertawa dan sesekali menanggapi jika Kiran bercerita. Pembawaannya yang riang dapat menghidupkan suasana di antara mereka.

“Mbak Kiran? Pulang sekarang?”

Kiran tersentak saat ada yang mencolek bahunya. Wanita itu tersenyum saat mengetahui Desi yang tadi memanggil. Dia mengangguk dan menoleh pada Ratna, mantan ibu mertuanya. Wanita itu tak melepaskan tangannya sedikitpun sejak berangkat tadi hingga sampai proses pemakaman selesai.

“Bu, Kiran pamit.”

“Pamit? Bisakah Kiran menem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Nur Janah
bagaimana perasaan Kiran waktu itu ya, pasti hancur banget............
goodnovel comment avatar
Nur Janah
maaf mba ikutin aja akunya, Pasti KK penulis sudah bikin konsep nya KK sebelum nulis, kalau bisa kasih samangat, kalau ga bisa jangan komen yang bikin penulis nya down.........
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
ntar klu rujuk dg si haidar maka kiran akan merasakan apa yg dirasakan raya. si haidar dg rasa bersalahnya yg g bisa melupakan raya. muter2 disitu aja konfliknya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status