Share

Bab 24

Author: Masatha
last update Last Updated: 2025-12-02 07:59:25

Aku berlari menuju ke kamarku sendiri, aku kunci pintu dari dalam agar suamiku dan mama tidak bisa masuk. Meskipun mereka terus mengetuk pintu, aku tidak mau membukanya.

Sumpah demi apapun, aku tidak bisa menerima semua kebohongan ini. Walaupun selama ini Om Abimanyu memperlakukan aku dengan baik, nyatanya dia menikahiku karena untuk balas dendam pada mama sementara mama dulu meninggalkannya karena keadaan yang memaksa.

Lalu siapa yang menjadi korban? Antara aku—mama dan Om Abimanyu kami semuanya menjadi korban. Tapi cara Om Abimanyu yang menarikku dalam kehidupannya terlalu keji, sialnya aku sudah mulai mencintainya dan bahkan aku tengah hamil anaknya.

Setelah aku mulai tenang, aku diam-diam keluar dari kamar karena haus. Tapi rumah mama yang tidak lebih besar dari ruang tamu milik Om Abimanyu terasa begitu sunyi. Di rumah ini hanya ada kamar dua, lalu dimana Om Abimanyu?

Saat aku masuk ke kamar mama, di sana juga kosong. Saat aku ke dapur, aku mendengar suara bisik-bisik. Ru
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Belenggu Mantannya Mama   Bab 30

    POV Florina.Aku benci dia...Benci pada cara dia menyebut namaku seolah tak ada yang salah di antara kami. Benci pada ketenangan suaranya, saat jiwaku adalah badai tak bernama. Benci pada kelembutannya, yang kini mulai meretas celah-celah hatiku yang retak.Aku benci Om Abimanyu. Tapi... mengapa di dalam dekapannya, aku merasa damai?Mengapa di tengah gelapnya malam yang tak kukenal, dekapan pria itu justru terasa seperti rumah? Entah ini suara hatiku, atau suara halus dari kehidupan mungil yang kini kutitipkan di rahimku.Mungkin ini cinta. Atau sekadar bias dari rasa lelah yang tak pernah kutumpahkan.Atau mungkin... aku hanya terlalu rindu, terlalu rapuh, terlalu ingin dimengerti.Dia mendekatiku, membawa semangkuk bubur yang mulai hangat dengan uap kesabaran.“Pelan-pelan makannya,” katanya, dengan suara serupa gumaman angin sore yang membelai ubun-ubun.Tangannya menggenggam sendok, lalu menyuapik

  • Belenggu Mantannya Mama   Bab 29

    POV FlorinaAku kira dengan rasa benci bisa melupakannya, tetapi ketika aku mendapat kabar dari Kak Putra jika Om Abimanyu baru saja keluar dari kamar hotel dengan seorang perempuan hatiku terasa sakit. Ternyata cintaku padanya tak sedangkal itu.Dengan penuh tekat, akupun mengirim pesan untuk bercerai.Bahkan tanganku sampai gemetar, ponsel yang aku pegang terjatuh ke lantai. Begini saja aku sudah tidak mampu menanggungnya, apakah selemah ini diriku? Tiba-tiba terdengar bunyi teriakan dari tetangga, aku yang panik segera menghapus air mata dan keluar dari rumah. "Ada apa?" tanyaku heran. Tapi perasaan aku sudah tidak enak. "Mama kamu—masuk rumah sakit!" "Hah? Kok bisa?" pekikku syok."Tadi katanya di warung ada orang yang menghina kamu, mama kamu nggak terima dan akhirnya mereka berantem. Mama kamu lawan tiga loh, walau menang tapi akhirnya pingsan dan banyak luka."Aku langsung meminta bantuan tet

  • Belenggu Mantannya Mama   Bab 28

    Aku bukan tipe laki-laki yang senang menghabiskan malam di tempat bising dengan lampu kelap-kelip dan dentuman musik. Tapi malam ini, aku membiarkan diriku hanyut dalam kebodohan yang dirancang oleh dua sahabatku—Tian dan Abbas.Abbas akan segera menikah dan pindah ke Bandung bersama istrinya. Sebuah babak baru dalam hidupnya yang seharusnya dirayakan. Dan Tian, seperti biasa, menyarankan sesuatu yang tidak pernah aku setujui sejak dulu, tapi kali ini aku tak punya tenaga untuk menolak."Ayo, sekali ini aja, Bi. Mumpung kita masih bisa ngumpul bertiga. Nanti kalau kamu sudah punya anak, makin susah kita ketemu," ujar Tian sambil tertawa, menepuk bahu Abbas.Aku hanya mengangguk pelan, mengangkat gelas tanpa semangat. Tenggorokanku terasa pahit, bahkan sebelum alkohol itu menyentuh lidahku.Jujur saja, aku masih belum pulih sepenuhnya dari demam. Tubuhku lelah. Tapi lebih lelah lagi hati ini. Di antara ribuan langkah kaki orang-orang asing malam it

  • Belenggu Mantannya Mama   Bab 27

    Tubuhku masih belum benar-benar pulih. Tapi berdiam diri di rumah justru membuatku lebih sakit dari sekadar demam.Tiap sudut rumah ini penuh dengan bayang-bayangnya. Bayang seorang perempuan yang masih memanggilku “Om” dengan suara lembut tapi menohok, yang diam-diam mengisi seluruh isi hidupku tanpa izin, dan sekarang memilih pergi, meninggalkanku dengan sunyi yang mencekik.Aku duduk di belakang kemudi, menatap kaca spion.Wajahku pucat. Mata sayu. Tapi tidak ada yang lebih menyakitkan dari dada ini yang makin hari makin sesak karena tidak bisa memeluknya.Florina.Aku tahu aku brengsek.Aku tahu aku menyakitimu.Tapi... aku juga manusia. Yang pada akhirnya mencintai lebih dalam daripada yang kuprediksi.Sampai di kantor, semua terasa datar. Lobi yang biasanya aku lewati tanpa pikir sekarang terasa seperti lorong panjang penjara. Senyum para staf tidak menyentuhku hari ini. Tidak ada yang bisa menyentuhku har

  • Belenggu Mantannya Mama   Bab 26

    (POV Abimanyu)Jakarta selalu panas seperti biasa, tapi kali ini aku merasa lebih dingin dari kulkas. Bukan karena cuaca. Tapi tidak ada Florina.Ranjang disisiku kosong.Lengan ini kosong.Tidak ada lagi suara manja yang memanggilku. Tidak ada tangan mungil yang menyentuh pipiku saat aku tertidur, tidak ada lagi aroma wangi dari rambut dan lembutnya kulit istriku. Hari keempat tanpa kehadirannya. Hari keempat juga ponselku sunyi dari balasan.Padahal aku sudah mengirim banyak pesan. "Jangan lupa sarapan.""Kalau kamu pusing, jangan minum obat sembarangan.""Aku tahu kamu marah, tapi tolong jaga kandungan kamu baik-baik.""Florina, aku kangen. Kamu baik-baik aja di sana?""Balas sekali saja, ya sayang... biar aku tenang."Semua terkirim. Tapi tidak ada centang biru.Dia mematikan notifikasi baca. Bahkan mungkin... dia sengaja tidak mau melihatnya sama sekali.Tubuhku terasa berat. Lebih berat dari meminggul batu satu ton, rasa bersalah yang menumpuk hari demi hari kian menyiksaku.B

  • Belenggu Mantannya Mama   Bab 24

    Aku berlari menuju ke kamarku sendiri, aku kunci pintu dari dalam agar suamiku dan mama tidak bisa masuk. Meskipun mereka terus mengetuk pintu, aku tidak mau membukanya. Sumpah demi apapun, aku tidak bisa menerima semua kebohongan ini. Walaupun selama ini Om Abimanyu memperlakukan aku dengan baik, nyatanya dia menikahiku karena untuk balas dendam pada mama sementara mama dulu meninggalkannya karena keadaan yang memaksa. Lalu siapa yang menjadi korban? Antara aku—mama dan Om Abimanyu kami semuanya menjadi korban. Tapi cara Om Abimanyu yang menarikku dalam kehidupannya terlalu keji, sialnya aku sudah mulai mencintainya dan bahkan aku tengah hamil anaknya. Setelah aku mulai tenang, aku diam-diam keluar dari kamar karena haus. Tapi rumah mama yang tidak lebih besar dari ruang tamu milik Om Abimanyu terasa begitu sunyi. Di rumah ini hanya ada kamar dua, lalu dimana Om Abimanyu? Saat aku masuk ke kamar mama, di sana juga kosong. Saat aku ke dapur, aku mendengar suara bisik-bisik. Ru

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status